Bangun pagi ini sangat segar terasa tubuhku. Di sisiku tidak ada lagi Meta. Malah selimutnya sudah terlipat rapi. Saat membuka pintu, aroma masakan harum tercium. Ada seulas senyum tergambar di wajahku, ada harap untuk mendapatkan sapaan selamat pagi darinya. "Segera mandi. Akan kusiapkan sarapanmu," ucapnya tanpa melihatku. Meskipun kalimat itu tidak lembut, aku segera menurut, karena kebaikan yang Meta tawarkan tentu tidak akan terulang dua kali dalam satu hari. Sebelum keributan diantara kami terjadi, aku lebih suka menikmati sesekali pagi yang damai. Setelah mandi, hidangan berupa nasi goreng dan telur dadar menguar aromanya. Aku ikut duduk dan menikmati bersamanya. Meta makan dengan perlahan, tapi raut wajahnya tampak tegang. Aku ingin tahu, namun aku tidak ingin memancing amarahny

