[EP 2] RAIHAN

1644 Kata

Kami di Swiss. Yah, benar, tempat itu. Salah satu saksi sejarah kakiku pernah melangkah. Dunia mengenalku, kecuali Meta. Dia tak mengenal apa-apa tentangku, dan sayangnya dia ikut aku ke belahan dunia ini tetapi tak bertanya apa-apa tentang aku! Dia lebih tertarik dengan tempat yang kami singgahi, daripada teman perjalanannya satu ini. Batas sabar yang kupunya untuk menerka jalan pikir seorang Qaristha Maimunah benar-benar telah teruji. Istriku, oh. Seharusnya aku memang hidup membujang dan bahagia seperti sebelumnya. Tapi di sinilah aku, ditolak ketika ingin memeluk. Dihindari saat meminta jawaban. Maunya apa perempuan ini?! Aku menyatakan perasaan, tak sangat tulus sebenarnya, karena aku tak tahu bagaimana perasaannya kepadaku. Jangan tanya perasaan, pikirannya saja tak terbaca. Aku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN