BAB 23

2004 Kata

Udara panas, iringan lagu daerah dari sebuah radio jaman dulu yang terdengar cukup nyaring dari salah satu rumah dan suara tertawa dari seorang perempuan yang berada di seberang sana. Setelah lama tidak bersua, entah langsung ataupun via telepon, Rengga memutuskan untuk menelepon perempuan itu. Calista—perempuan beruntung yang berhasil menarik perhatian Rengga dengan tertawanya kali ini. Beberapa kali Rengga menghela napas panjang karena mendengarkan semua ocehan Calista yang sedang memojokkan dirinya. Jika Raden tidak mengatakan apa isi dari Direct Massage yang dikirim perempuan itu, mungkin Rengga tidak akan menghubungi Calista. Setidaknya untuk saat ini. "Aku serius, Ca. Kamu kenapa sih enggak bisa diajak serius? Aku cuma bercanda," ucap Rengga membela diri karena terus dipojokkan ol

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN