Bercerita Tentang Perjodohan

1056 Kata
"Jadi, kamu mau dijodohkan?" tanya Riyo dengan lantang sesaat setelah tiba di sekolah. Keysha langsung membungkam mulut Riyo. Ia langsung memperhatikan sekitar yang sangat ramai karena ada banyak murid yang berjalan masuk kelas. "Jangan keras-keras dong kalau ngomong, gimana kalau seluruh isi sekolah ini tahu. Bisa malu aku harus nikah muda," sambung Keysha dengan mata melotot. "Okey, sorry. Terus, kamu mau?" Keysha diam, langkah kakinya mulai mendekati pintu kelas yang hampir seluruh penghuninya berpikir kalau Riyo adalah pacarnya. Ia pun memutar tubuh dan menatap Riyo dengan serius. Bahkan sangat amat serius. Kedua manik mata mereka saling bertemu. Riyo pun berusaha membalasnya dengan tatapan tak kalah serius seperti guru yang sedang menghakimi muridnya. "Ada apa?" tanya Riyo. Keysha yang melihat wajah tampan Riyo yang menatap serius ke arahnya berasa membeku. Ia kehilangan ingatan sesaat sebelum akhirnya tersadar dengan bunyi bel masuk ke dalam kelas. Segera dipalingkan wajahnya dan mengurungkan niat untuk kembali berbicara. "Nanti aja deh!" ucap Keysha sambil mencoba kembali normal. Mungkin hilang ingatan sesaatnya tadi sempat membuat otak dan pikiran tak sinkron. "Emang mau ngomong apa sih Key. Hey, Key, ayolah!" Keysha tak berbicara lagi. Ia masih sulit melupakan tatapan mata indah Riyo yang begitu menghipnotis dirinya. "Ahhh, aku nggak boleh begini!" batin Keysha menetralkan perasaan. ** Pelepasan murid tahun ini terasa hikmat bagi seluruh penghuni sekolah. Susunan acara yang dibacakan oleh pembawa acara telah terselesaikan. "Padahal ini cuma gladi resik. Tapi rasanya grogi banget," batin Keysha yang masih duduk di kursinya. Gadis berambut panjang itu menatap panggung yang akan dinaikinya besok. Terlihat tinggi dan menakjubkan. Di atas sana, dirinya akan menerima penghargaan sebagai siswa terbaik dan mendapat piagam sebagai siswa pencetak banyak prestasi. "Key, kenapa sih ngelamun aja. Acara gladi resik udah selesai. Yuk pulang!" ajak Riyo yang langsung duduk tepat di sebelahnya. "Males ah pulang. Nanti ujung-ujungnya bahas perjodohan," sahut Keysha kesal. "Ya udah terima gih perjodohannya. Kali aja yang mau nikah sama kamu holang kaya," gurau Riyo sambil duduk bersandar membuat santai dirinya. Sayangnya, ia tak mengira perkataannya membuat panas telinga Keysha. Spontan tangan Keysha mendarat di telinga Riyo dan menjewernya cukup keras dan lama. Riyo melotot tajam. Menunjukkan manik mata hitam yang membulat tertuju pada Keysha. "Sakit Key," sahut Riyo sambil menarik tangan Keysha hingga membuat gadis itu tertarik menatap wajahnya. "Kamu pingin aku jewer ya?" "Abis, kamu nggak peka. Aku nggak mau menerima perjodohan dari Ayah. Emang ini zaman apa?" "Kalau jodohinnya sama aku, gimana?" Lagi-lagi Keysha harus membeku untuk kesekian kalinya. Ia seperti mendapat angin segar dari surga. Ilusinya berangan membayangkan pernikahan dengan Riyo yang pasti akan menakjubkan. Tentu ia akan menjadi pengantin paling bahagia di dunia jika itu sampai terjadi. Hal itu terjadi bukan tanpa alasan, Riyo adalah idola sekolah. Dengan ketampanan paripurna juga prestasinya di bidang olahraga. Bukan hal sulit baginya menjadi populer. Tapi sampai detik ini, status yang diterima hanya sebagai teman. Dirinya yang menyukai Riyo sepakat dengan hanya akan menjalin hubungan sebagai sahabat. Dengan begitu tak akan ada kata cemburu dan benci. Semuanya akan berjalan sesuka hati. "Hey, kamu jangan diam dong!" omel Riyo yang semakin mendekatkan wajahnya untuk menatap mata Keysha. Keysha yang baru sadar dari lamunan terkejut mendapati hidung Riyo yang hampir menyentuh hidungnya. Ia memundurkan wajah dan berusaha menutupi lukisan arumanis yang merah di pipi. "Andai dia pacarku, adegan kayak tadi romantis banget kayak di tv," batin Keysha penuh harap. "Masih mau ngelamun?" "Enggak, aku beneran kepikiran perjodohan itu. Gimana dong. Aku nggak mau nikah muda," jelas Keysha sambil memasang wajah galau. "Hehhhh, bukannya tiap gadis suka nikah muda." "Ya enggaklah. Ribet ya cerita sama kamu. Bukannya kasih solusi malah nambah kesel hati," Keysha mengerucutkan mulut menahan diri agar tak emosi sia-sia. "Aku bakal bicara sama Ayah kamu. Mungkin beliau mau nitipin kamu ke salah satu guru yang sekarang jadi dosen di Surabaya," ungkap Riyo. "Beneran?" Keysha seketika bersemangat. Tiba-tiba saja ada kekuatan yang tiba-tiba full mendengar jawaban dari Riyo tadi. Riyo mengangguk pelan. Ia bahkan tak lagi melirik Keysha yang mendadak bahagia. "Hah, kenapa nggak dari tadi sih Riyo. Tapi, kalau boleh jujur. Andai aku dijodohkan sama kamu, aku pasti mau," pikir Keysha senang dan bersemu merah di wajahnya. ** Bel untuk pulang telah dibunyikan. Para murid berhamburan keluar kelas. Kelas pun satu per satu kosong tak berpenghuni. Keysha masih terpaksa harus membereskan barang-barangnya terlebih dulu dan pulang lebih lama dari temannya. "Ah, kenapa aku harus repot gini sih!" gumam Keysha sambil memasukkan buku yang akan dibawa pulang. Suara derap langkah kaki menggema. Bisingnya mulai masuk ke dalam ruang kelas tempat Keysha sedang berada. "Eh, kok masih ada orang kayaknya," batin Keysha sambil melirik ke arah pintu kelas. Setelah sesaat kebisingan tadi hilang. Seseorang muncul dari balik pintu dan mengejutkan Keysha yang fokus akan pulang. "KEYSHA!!!!!" Kejut Riyo yang muncul tiba-tiba tanpa permisi dan tanpa tanda-tanda. Keysha sedikit terperanjat. Ia spontan ikut menjerit hingga menggema cukup keras di kelas. "Ya ampun Key, kamu pikir di sini hutan, teriak kenceng banget!" sahut Riyo yang langsung mendekat ke arah Keysha. "Kamu yang ngagetin. Bikin aku shock tahu!" terang Keysha emosi dan memukul ujung kepala Riyo. "Aduhh, Keyyyyy, kamu pikir kepalaku bola ya, dipukul terus," sahut Riyo mengomel. "Yuk, pulang bareng! Kayaknya mau hujan nih!" ajak Keysha. "Yuk!" sahut Riyo sambil memegang lembut kepala Keysa mengajak pulang bersama. Sampai di depan pagar, Keysha merasakan guyuran hujan mulai datang. Ia spontan menatap langit dengan menyipitkan matanya mencari tahu bagaimana akan deras hujan siang ini. "Key, hujan-hujanan yuk!" ajak Riyo. "Enggak ah kayaknya gede hujannya." "Ayolah, besok kita udah lulus. Kapan lagi hujan-hujanan bareng!" "Ih, dasar Riyo seenaknya sendiri!" ** Seorang gadis dengan rambut basah masuk ke kamar mandi. Ia membasahi tubuhnya yang sudah terasa membeku dengan air hangat dari shower. "Segernya!" gumam Keysha. Ia lantas meneruskan acara mandinya yang begitu membuat perasaannya semakin nyaman. Tanpa ada yang tahu, ada seorang pria datang masuk ke kamar mandi yang digunakan Keysha. Ia mulai melangkah masuk tanpa curiga ada gadis sedang mandi juga. Berjalan perlahan dengan begitu pasti. Hingga tiba saatnya membuka gagang pintu menuju kamar berikutnya yang ada Keysha di dalamnya. "Ceklekk!" pintu akhirnya terbuka. Terlihat Keysha sudah hampir selesai mandi. "Hah, kamu mau ngapain. Ayah, Ibuuuuuu! ada penjahat, cepet keluar!" Keysha mendorong tubuh orang asing itu keluar. Diikuti dirinya sambil mengenakan bajunya yang belum sempurna.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN