Merasa Ganjil

2929 Kata

Khayra tersenyum kecut. Ibunya selalu benar. Ia tak kan menyalahkan ibunya pun takdir Tuhan yang masih merahasiakan siapa jodohnya. Ia tak pernah gundah menanti. Namun sering terselip rasa iri ketika yang lain tidak hanya berdua namun bertiga-empat-dan seterusnya. Sementara ia? Sudahlah. Khayra hanya ingin menarik nafas. Mengingat kembali ucapan Umminya tadi. Wanita itu benar. Boleh jadi, lelaki mencintainya. Tapi kalau tak dibumbui rasa cinta kepada-Nya, apa jadinya? Yah sama seperti kasus Titin tadi. "Padahal dulu ada si Ihsan. Sudah ganteng, rajin solat meski tak begitu mapan. Cuma kalah dompet saja sama mantan suaminya itu. Tapi kini lihatlah? Betapa bahagianya Ihsan bersama istrinya kini." Umminya sempat meratap dan membahas masa lalu. Mengenang sahabat SMA-nya yang ditinggal m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN