BAB 1: GADIS CANTIK BERSURAI UNGU

1194 Kata
Diego sedang memasak di dapur restorannya saat dia melihat seorang gadis asia cantik bersurai ungu duduk di depan jendela. Walaupun hanya menggunakan sweater oversize dan tidak berdandan, kecantikan gadis itu tetap seperti magnet yang menarik kaum adam untuk memperhatikannya. Dia berinisiatif mengantarkan sendiri makanan yang dipesan gadis itu agar bisa mempesona gadis itu karena dia berniat mengencani gadis cantik itu. “Silakan dinikmati” sapanya sopan. “Tapi aku tidak memesan itu” tunjuk gadis itu pada arancini yang dia letakkan di meja bersama pesanan gadis itu. “Arancini ini bonus untukmu, bella” kata Diego dengan senyum mematikannya. *Bella artinya cantik dalam bahasa Italia. “Grazie signore” balas gadis itu dengan senyum yang tidak kalah mempesona. “Anda bisa berbahasa Italia?” tanyanya sedikit terkejut. Gadis itu berbicara dengan intonasi yang benar, berarti gadis itu sudah fasih berbahasa Italia. “Sedikit” jawab gadis itu merendah. “Anda tinggal disini? Karena saya belum pernah melihat anda?” tanya Diego lagi. Dia semakin tertarik pada gadis ini. “Hm.. iya. Aku baru tiba semalam. Tapi aku lapar dan lelah mendongakkan kepala. Duduklah di disana jika kamu masih mau mengobrol” kata gadis itu sambil menunjuk kursi di depannya. “Ah kurasa tidak. Aku harus kembali ke dapur. Maaf mengganggu waktumu. Semoga makanannya sesuai dengan seleramu bella. Permisi” jawab Diego pamit. Dia bisa merasakan kalau gadis itu tidak terpesona padanya. Sampai di dapurnya, dia masih sesekali melirik gadis itu yang tidak sekalipun melirik kepadanya, gadis itu sibuk menatap keluar jendela. Jarang sekali ada wanita yang tidak menoleh dua kali padanya. Wajah tampan dan tubuh atletisnya selalu membuat wanita melemparkan diri padanya, tapi gadis ini bahkan sejak tadi hanya menanggapi rayuannya secara sopan. Saat dia menyungingkan senyum maut, gadis itu membalasnya dengan cara yang sama. Tidak ada tatapan memuja di mata gadis itu dan itu membuatnya penasaran. Alisnya terangkat saat dia melihat Darius Hartadi, sahabatnya yang selalu serius masuk ke restorannya dan duduk di meja gadis tadi, tepatnya di depan gadis itu. Darius Hartadi menghampiri wanita? Tidak mungkin dia ada urusan bisnis dengan gadis muda yang memakai pakaian santai seperti itu. Dia bahkan sudah menyerah berpikir kalau Darius bisa menyukai wanita, apalagi tipikal gadis muda seperti itu. Dengan ketertarikan yang semakin besar, dia memperhatikan interaksi kedua orang itu. Gadis itu tampak santai berbicara dengan Darius yang sekarang menampakkan ekspresi marah, hal itu membuatnya semakin penasaran. Darius itu jarang sekali menunjukkan ekspresi apapun, wajahnya selalu terlihat dingin dan datar seperti papan triplek hingga membuat orang sulit memprediksi suasana hatinya. Lalu dia melihat mulut sahabatnya itu menganga. Darius Hartadi Menganga! Si beku papan triplek kurang ekspresi itu bisa menganga! Dia baru tahu ada hal yang bisa membuat sahabatnya itu terkejut sampai seperti itu. Jika itu belum membuatnya cukup terkejut, gadis itu lalu menyuapkan kue ke mulut pria itu yang membuat Darius langsung menutup mulutnya. Dia langsung menutup bibirnya agar tawanya tidak keluar. Darius Hartadi dikalahkan gadis muda?! Sekarang dia memperhatikan gadis itu dengan ketertarikan yang berbeda. Gadis itu menarik, bukan hanya cantik! Dia bisa melihat kalau sejak kedatangannya, Darius Hartadi terus berusaha menahan emosi dan wajahnya menunjukkan berbagai ekspresi walau kebanyakan kesal. Sedangkan gadis itu terus menunjukkan wajah polosnya seakan ditatap Darius yang sedang emosi bukanlah hal yang menakutkan. Kalau wanita lain pasti sudah gemetar dan menangis, bahkan mungkin pingsan. Saat dia sedang sibuk memperhatikan kedua orang itu saat karyawannya datang menghampirinya dan mengatakan kalau gadis itu memanggilnya. Dia segera menghampiri mereka karena memang dia sangat penasaran dengan hubungan kedua orang itu. “Kamu mencariku bella?” sapa Diego saat tiba meja mereka. Dia mengangguk pada Darius memberi salam. “Ah, bello.. Aku ingin meminta bantuanmu” kata gadis dengan wajah sedih. Dia mengerjapkan bulu mata lentiknya. *Bello artinya tampan dalam bahasa Italia. “Apapun untukmu bella” jawab Diego semanis gula. Mengacuhkan Darius yang bola matanya hampir keluar melihat adegan bak drama romantis di depannya. Gadis ini sedang bersandiwara dan dia akan mengikuti alur yang dibuat gadis ini. Menarik sekali bisa mengganggu sahabatnya yang sekarang sedang memelototinya. “Aku mau..” perkataan manja gadis itu terpotong oleh suara dingin Darius. “Ayo kita kembali ke atas.” Kata Darius. “Lah, om tidak mau membantuku. Ya aku harus mencari orang yang mau membantuku dong. Sepertinya Signore Diego akan bersedia membantuku” jawab gadis itu sambil mengerjapkan bulu matanya lagi yang membuat Diego ingin tertawa lagi. Gadis ini lucu. Dia tidak takut pada Darius dan malah membantah pria itu. “Tentu saja bella, tidak mungkin aku membiarkanmu berada dalam kesulitan” jawab Diego dengan senyum mempesonanya lagi. “Diego. Jangan merayu keponakanku” kata Darius. Dia menggertakkan giginya karena terlalu emosi. “Dia keponakanmu?” tanya Diego terkejut dan langsung kembali menoleh pada gadis itu yang sekarang wajahnya cemberut. “Wow. keponakanmu sangat cantik. Mengapa kau tidak pernah mengatakan kalau memiliki keponakan secantik ini?” kata Diego memuji si gadis cantik. “Supaya bisa kau rayu seperti sekarang?” ketus Darius. “Darius Hartadi yang terhormat, wanita cantik itu harus dipuja dan dihargai kecantikannya. Makanya, kau carilah wanita yang bisa kau puja setiap hari. Aduh.. bella apa yang kau lakukan?” Diego menoleh pada gadis itu yang baru saja menendang kakinya. “Mengapa kamu marah bella?” tanya Diego saat melihat gadis itu menatapnya marah. “Om Darius tidak mau membantuku. Dan kamu bilang kamu mau membantuku. Jadi aku mau..” gadis itu mulai bicara lagi dengan nada merajuk. “Baiklah aku setuju! Ayo kembali ke atas. Aku kembali dulu Diego” jawab Darius kesal seraya memotong kalimat gadis itu lagi, yang membuat gadis itu seketika tersenyum lebar. Darius beranjak dari duduknya untuk segera keluar dari restoran Diego. “Oh om.. i love you full” kata gadis itu dengan mata berbinar. Dia segera bangun dan langsung menggandeng tangan Darius. Diego terbelalak melihat gadis itu menggandeng tangan Darius dan tidak ditepis oleh pria itu. Mereka bergandengan tangan dan berjalan ke lift seperti sepasang kekasih. Gadis itu tinggal bersama dengan Darius?! Berdua? karena setahunya Darius tinggal sendiri! Diego masih diam di tempatnya cukup lama. Otaknya memutar semua adegan tadi dan sampai pada satu kesimpulan kalau gadis itu tertarik pada Darius Hartadi, karena itulah gadis itu mengabaikan rayuannya. Binar di mata gadis itu saat menatap Darius menunjukkan hal itu. Dia bisa melihat kalau gadis itu bukanlah gadis polos seperti yang ditunjukkannya. Gadis itu licik dan penuh tipu muslihat, bahkan gadis itu menggunakan dirinya untuk mencapai tujuannya, entah apa tujuannya tapi itu berhasil. Dan dia juga melihat kalau sahabatnya itu tidak bisa mengasari gadis itu, seperti perlakuannya pada wanita lain. Tiba tiba bayangan adiknya yang sedang tersenyum licik melintas, adik tersayangnya yang meninggal tiga tahun lalu. Sikap gadis itu yang mengingatkannya pada adiknya karena wajah mereka sudah pasti berbeda. Gadis itu keturunan asia, tapi sikap dan perilaku gadis itu yang mengingatkannya pada Maura. Maura adalah wanita yang ceria dan pintar. Dia juga melakukan berbagai trik dan tipu muslihat agar bisa menikah dengan pria yang dicintainya, seperti yang sedang dilakukan gadis tadi. Tapi pernikahannya ternyata malah membawa wanita itu pada kematiannya! Hal yang selalu dia sesalkan karena mengijinkan adiknya itu menikah dengan pria yang akhirnya membunuhnya! Diego mengepalkan tangannya saat teringat saat Maura meninggal di pelukannya dalam keadaan hamil. ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN