“Aisyah,” Ruby memanggil Aisyah yang tengah duduk dan membaca sebuah buku di sebuah bangku bandara. Mendengar namanya dipanggil, Aisyah pun menoleh. Ia berdiri ketika melihat Ruby menyeret koper-nya sambil menangis. Aisyah hampir terhuyung ke belakang saat Ruby berhambur ke pelukannya sambil menangis tersedu-sedu. “Aisyah,” Ruby kembali memanggil namanya sambil menangis tersedu-sedu. Ruby sudah berusaha sekuat mungkin menahan diri agar tak menangis, tapi air matanya terus saja mengalir dengan deras. Hatinya terlalu sakit saat mengetahui pangeran yang dia idam-idamkan selama ini ternyata sudah memiliki seorang istri, apalagi istrinya tengah hamil besar. “Kamu kenapa, Bi?” tanya Aisyah dengan cemas, mungkinkah Fikri menolak cinta Ruby hingga Ruby menangis seperti ini. “Dia udah nikah, Ai

