Menjelang subuh, Aron terbangun. Ia melepas pelukannya, lalu mencium kening Yuka cukup lama. Mencium aroma wangi yang mungkin tidak akan bisa ia hirup lagi. "Aku mencintaimu, Sayang." Aron mengusap rambut Yuka dengan lembut, lalu mengecup bibir ranum istrinya sekilas, dan buru-buru pergi sebelum Yuka terbangun dari tidurnya. Aron pergi meninggalkan rumahnya dengan perasaan hampa. Ia tak mau melihat Yuka terluka dan terpuruk lebih lama. "Pak, tolong jangan beri tahu istri saya, kalau saya semalam pulang," pinta Aron pada sekuriti yang berjaga di pos depan rumahnya. "Baik, Pak." Sekuriti itu mengangguk dan sedikit membungkuk. Aron bergegas pergi. Samar-samar bacaan tarhim yang di kumandangkan di masjid terdengar di telinga Yuka. Wanita bermata sayu itu mulai membuka mata dan menggeliat m

