"Kumohon hentikan!" "Diam!" Suara pukulan dan teriakan itu, ternyata berasal dari kamar sebelah--kamar seorang ibu. "Kau sungguh ... kenapa selalu membuatku marah, eh? Kau memang Jalang tak tahu terima kasih!" "Kumohon hentikan, aku sudah melampau batas tindak kekerasanmu." "t***l! Kau Jalang Sialan!" Suara pukulan itu terdengar lagi dan kali ini diiringi dengan isak tangis seorang wanita. "Sudah kukatakan untuk diam saja, tapi kau malah mengadu. Kau wanita rendah! Kau tahu!" "Hentikan!" "Kau jalang rendahan, b******k!" Harry merapatkan kedua tangannya di telinga, duduk dengan punggung menempel dinding bercat putih kehitaman, dan menundukkan kepala hingga berada di antara dua lututnya. Apa yang terjadi hari ini, bukan lagi menjadi hal biasa bagi anak kecil itu. Ia sudah terlalu serin

