sejak kepergian suaminya , belum begitu lama memang.tapi Kanya merindukannya,
ketika dalam sujud disubuh itu , entah sudah berapa kali dia mengulang rakaat shalatnya .
bayangan Nathan saat menatapnya sendu penuh harap agar Kanya mau menikah dengannya, terasa bagai halusinasinya saja,
hingga Kanya terduduk , memandang sajadah lalu menertawakannya.
"mengapa kamu , mengapa bukan aku yang menjadi kamu, menjadi tempat bertemunya manusia dengan Tuhannya."Kanya lalu terdiam setelah mengatakan itu.
kemudian dia berkata lagi" ah , tidak tidak .jangan mau bertukar denganku, takdirku menyedihkan , hanya ada sedikit bajagia di dalamnya .kau tidak akan sanggup, aku hanya akan menangis ketika diriku sakit , sakitnya sedikit , aku akan menangis sebentar kalau sakitnya banyak maka aku akan meraung"Kanya benar - benar mengajak sajadahnya bicara, jika saja ada yang menguping pasti akan mendengarnya dengan jelas.
dia bagaikan orang yang putus asa , disela tangisnya , dia mulai sadar.fajar segera menyingsing.dia bangkit lagi sambil bergumam di hatinya
'apakah Engkau menghukumku karena cintaku padanya lebih besar daripadaMu Tuhan, lihatlah aku masih disini melanjutkan kewajibanku sebagai hambamu , walaupun Kau belum mengaminkan pintaku'.cintaku padaMu Tuhanku adalah cinta seorang hamba pada Tuhannya dan tak mungkin kusandingkan dengan caraku mencintainya"
Kanya memulai kembali shalatnya , setelah membaca niat ...
Alllahu Akbar....
Kanya membuang semua hal yang ada dibpikirannya , dan dia khusyu dalam dua rakaatnya , .sampai keti dia mengucap salam kedua.
dia menjerit dalam hatinya, tak menengadah sebagai bentuk permohonannya agar doanya di ijabah .
ia sujud , Kanya bahkan kemudian terbaring .airmatanya tumpah di atas sajadah, dan dia mulai lagi bicara.
"hai sajadah biru , bisakah kau menghilangkan cinta dihatiku , dia menyiksaku" Kanya setengah berbisik mengatakannya , dia hanyalah bertanya tak mau jawabannya , karena meskipun dia terpuruk .dia masih waras untuk sadar sajadah tak akan menjawabnya.lalu dia bangkit untuk memulai lagi harinya.
saat Kanya membuka gorden jendela , ternyata hari telah benar - benar pagi.
kenapa fajar tak sekalian membawa rinduku pergi , itu sebenarnya yang ingin Kanya sampaikan andai masih sempat bertemu fajar .tapi fajar telah pergi sedangkan rindunya semakin menjadi...