Shopping Time

1577 Kata
Author POV Kini Nella dan bayi mungilnya tengah menunggu mobil yang akan membawa mereka untuk berbelanja. Nella sedikit memperbaiki gendongannya, karena dirasa tidak nyaman. Kemudian kembali menunggu di ruang tamu. Sekitar 30 menit menunggu, akhirnya supir Nella-Herry tiba di depan rumah Nella. Dengan sigap Herry keluar dari mobil dan segera menghampiri Nella dan Hana. “I’m sorry. I’m late, miss.” ucap mister Herry sambil membungkuk. “No problem, Herry.” ucap Nella. “Where is Nelson and Key?” tanya Nella. “They are in the car, miss.” jawab Herry sambil menunjuk kearah mobil yang berada di belakang mobil Herry. “Oh, okay. Let’s go!” perintah Nella dan kemudian Herry membukakan pintu belakang untuk Nella dan Hana. Nella pun masuk ke dalam mobil bersama Hana yang ada di dalam gendongannya. Kemudian mereka pun pergi menuju salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Jakarta. Setibanya di salah satu pusat perbelanjaan ternama di Jakarta, Nella dan Hana beserta ketiga pengawalnya berjalan masuk ke dalam. Nella langsung saja mengunjungi toko perlengkapan bayi untuk membeli berbagai pakaian dan pernak-pernik untuk bayi mungilnya. Nella yang terkenal dengan keroyalannya dalam berbelanja, membeli banyak sekali barang. Baik itu pakaian bayi, sepatu bayi, topi bayi, kursi roda bayi, mainan bayi, bantal bayi, selimut bayi, tempat tidur bayi, kursi makan bayi, alat makan bayi, botol s**u bayi, dan lain-lain tentang bayi. Sehingga ketiga pengawal Nella kewalahan membawa belanjaan itu. “Nelson, Key and Herry. Can you take all of these to the car? My baby and me, want to go to the store.” ucap Nella setelah selesai membayar semua belanjaan yang harganya tergolong fantastis. “Okay miss.” jawab ketiganya bersamaan. Nella dan bayinya pun pergi meninggalkan toko tersebut dan berjalan menuju sebuah toko makanan. Sedangkan kedua pengawal Nella membawa semua itu menuju mobil mereka yang terparkir rapi diparkiran. “Hana sayang, mama beli makanan dulu ya.” ucap Nella dengan Hana yang masih terlelap, ketika mereka tiba di dalam toko. “Permisi. Ada yang bisa saya bantu?” tanya kasir yang berada dihadapan Nella. “Hm, burger king size nya empat, kentang goreng-nya empat, dan ice lemon tea empat. Semuanya tolong di-packing!” jawab Nella cepat. “Baik. Ada lagi?” tanya kasir tersebut sambil menekan-nekan berbagai tombol dalam mesin yang ada dihadapannya. “Tidak, terima kasih.” ucap Nella. “Baik, silahkan tunggu sebentar, bu.” ucap si kasir kemudian meninggalkan Nella bersama Hana digendongannya. 10 menit kemudian, pesanan Nella pun datang. Masih dengan kasir yang sama, dia memberikan semua pesanan Nella dan memberikan bill pesanan Nella. “Ini pesanannya, bu. Dan ini bill-nya.” ucap si kasir. “Oke. Pakai ini saja.” ucap Nella memberikan sebuah credit card kepada kasir tersebut dan mengambil pesanannya. “Baik, bu.” ucap kasir tersebut sambil melunasi pesanan Nella. “Terima kasih, bu. Silahkan datang kembali.” ucap kasir tersebut sambil memberikan kembali credit card milik Nella. “Oke, sama-sama.”ucap Nella kemudian meninggalkan tempat itu menuju parkiran mobil dengan lift yang ada. Setibanya di parkiran Nella segera menghubungi Herry untuk menjemput dirinya di depan lift parkiran. Namun dari dalam lift, tiba-tiba saja ada seorang wanita memanggil nama Nella tanpa keraguan. Nella yang merasa terpanggil pun terkejut, kemudian dia melihat kearah orang yang telah memanggilnya dengan wajah terkejutnya. “Jane..” ucap Nella pelan, hingga terdengar seperti gumaman. “Nella! Benar, bukan?” tanya orang itu sambil memandang wajah Nella lekat-lekat. “Ya benar.” jawab Nella. “Jane, bukan?” tanya Nella memastikan. “Ya! Ternyata lo masih ingat gue.” jawab orang yang bernama Jane tersebut. “Ngapain disini?” tanya Nella. “Gue kebetulan habis belanja dan mau pulang. Lalu gue lihat lo berdiri sendiri, jadi gue samperin lo. Awalnya ragu kalau lo Nella, tapi ternyata lo beneran Nella.” jawab Jane yang kemudian pandangannya tertuju pada gendongan yang Nella gunakan. “Siapa yang ada di dalam gendongan lo? Dan apa yang lo lakuin disini?” tanya Jane. “Oh, aku juga baru aja selesai belanja dan sekarang lagi nunggu supir buat jemput. Ini putriku namanya Hana.” jawab Nella dengan senyum mengembang. Jane yang mendengar itu tiba-tiba terdiam, berusaha mencerna kata-kata yang dikeluarkan oleh Nella. “Putri lo? Sejak kapan? Siapa ayahnya? Bukannya lo masih single?” Jane menyerbu Nella dengan berbagai macam pertanyaan. “Iya, Hana adalah putriku. Ceritanya panjang dan aku ga bisa jelasin semua itu sama kamu sekarang, karena aku lagi ditungguin sama orang tua ku di rumah.” jawab Nella seadanya. Kemudian berhenti sebuah mobil tepat didepannya dan keluarlah seorang pria berseragam membantu Nella memasukkan barang yang berada di dalam genggaman Nella tadi. “Maaf Jane, mobil ku udah datang. Lain kali saja kita bertukar cerita.” pamit Nella yang dianguki oleh Jane. “Sampai nanti.” ucap Nella kemudian masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Jane yang masih terpaku ditempatnya yang hanya menganggukkan kepala melihat kepergian Nella. “Let’s go, Herry!” ucap Nella memberi perintah. “Okay miss.” ucap Herry dan kemudian mereka pergi meninggalkan kawasan pusat perbelanjaan menuju rumah. Sepanjang perjalanan, Nella tidak henti-hentinya menatap wajah Hana yang sangat mirip dengan seseorang yang pernah Nella kenal. Namun wajah dan nama itu tidak juga muncul-muncul dalam pikirannya. Hingga Nella dengan inisiatif mengambil ponselnya dari dalam tas dan membuka aplikasi kamera. Kemudian dia mengambil beberapa gambar dirinya dan si mungil Hana dengan berbagai pose. Setelah mengambil cukup banyak gambar, Nella pun memilih beberapa gambar untuk dijadikan satu bingkai dan dia menyebarkan gambar itu melalui akun-akun yang dia punya. Baik itu Twitter, f******k, **, Snapchat, Path, dan lainya. Nella yang melihat kembali hasil potret dirinya, senyum-senyum sendiri sembari melihat kearah Hana. “Lihat lah sayang, gambar-gambar ini sangat bagus! Itu karena kita yang manis. Hahaha...” ucap Nella diiringi tawanya. Setibanya mereka di rumah kebesaran milik NKP Group, Herry langsung memarkirkan mobil dan membukakan pintu mobil untuk Nella. Kemudian Nella keluar dari dalam mobil dengan belanjaannya tadi. “Ini untuk kalian bertiga.” ucap Nella sembari memberi bungkusan pada Herry. “Thank you, miss.” ucap Herry yang diangguki oleh Nella. Nella pun segera masuk ke dalam rumah dengan Hana digendongannya. Di dalam rumah, ada beberapa pelayan rumah tangga yang menyambut kedatangannya dengan wajah bingung, karena Nella pulang dengan menggendong seorang, bayi! “Selamat datang, nona. Tuan dan nyonya besar telah menunggu kedatangan nona di ruang tamu.” ucap salah seorang pelayan. “Apa? Cepat sekali mereka datang. Padahal masih pagi.” ucap Nella yang kemudian melihat jam tangannya yang telah menunjukan pukul 1 siang. “Ah, tidak! Ternyata sudah siang. Hahaha..” ucap Nella sambil tertawa malu. “Sudah berapa lama papa dan mama tiba?” tanya Nella. “Sekitar jam 9 pagi tadi telah berada di rumah, nona.” jawab salah seorang dari pelayan yang lain. “Baiklah. Aku masuk dulu.” ucap Nella kemudian berjalan masuk. Namun tiba-tiba saja langkahnya terhenti, karena dia melupakan sesuatu. “Oh ya! Tolong kalian dekor kamar yang ada di samping kamar saya, dengan tema kamar-kamar bayi. Tapi jangan singkirkan tempat tidurnya. Semua barang dan perlengkapan yang kalian butuhkan ada bersama Nelson, Key, dan Herry.” ucap Nella menjelaskan. “Kalian mengerti?!” tanya Nella tegas. “Mengerti, nona.” jawab mereka serentak sambil menunduk. “Bagus. Selamat bekerja!” ucap Nella yang kemudian berjalan menghampiri kedua orang tua nya yang telah lama menunggu dirinya. “Mama, papa!” sapa Nella. “Nella! Dari mana saja kamu? Kami telah lama menunggu disini!” gerutu Risma-mama Nella. “Maaf ma, pa. Soalnya Nella habis berbelanja untuk keperluan cucu mama dan papa satu ini.” ucap Nella sambil menunjukkan Hana kepada kedua orang tua nya. “Anak siapa ini, Nella?” tanya Jakson-papa Nella sambil menunjuk kearah Hana. “Namanya Hana ma, pa. Dia putri Nella mulai sekarang!” jawab Nella tegas sambil membaringkan Hana dikursi sofa. “Putri kamu? Bagaimana bisa?” tanya Jakson penuh kebingungan. “Itu dia, pa. Kenapa mama pengen cepat-cepat kesini? Gara-gara kabar putri kamu yang tiba-tiba bilang punya anak.” ucap Risma kesal. “Oke deh ma, pa. Nella akan cerita semua yang Nella alami dari malam-malam buta tadi, sampai Nella menemukan Hana.” ucap Nella. Kemudian Nella pun menceritakan secara detail bagaimana awal dia menemukan Hana. Nella menceritakan itu dengan berbagai macam ekspresi yang dia punya sambil sesekali menatap kearah Hana disampingnya. Sedangkan kedua orang tua Nella yang mendengarkannya hanya diam untuk mendengar jelas cerita dari putri mereka. Hingga akhirnya Nella pun menyelesaikan ceritanya dengan Hana yang menangis kehausan. “Gitu ceritanya ma, pa.” ucap Nella mengakhiri sambil memberikan s**u botol pada Hana, karena dia merengek kahausan. Sedangkan kedua orang tua Nella menatap iba kepada Hana yang tengah disusui oleh Nella. “Jadi siapa namanya, nak?” tanya Jakson sambil melihat kearah Nella. “Namanya Hana. Johana Dianggara.” jawab Nella sambil menatap Hana dan berpaling menatap kedua orang tuanya. “Dia adalah malaikat kecil yang telah membuatku jatuh cinta, sejak pertama kali aku melihatnya.” ucap Nella sembari tersenyum. “Nama yang bagus, nak. Papa setuju jika kamu ingin merawatnya, namun kamu harus bertanggung jawab penuh jika ingin menjadi single parent.” ucap Jakson menasihati anaknya. “Benar Nella. Namun jika kamu sibuk atau kesusahan dalam merawatnya, kamu bisa menghubungi mama untuk datang, atau kamu datang ke rumah. Mama dengan senang hati akan menyambut Hana. Apa lagi dengan adik-adik mu. Mereka pasti bahagia melihat ada bayi lagi di rumah.” ucap Risma memberi pengertian. “Jadi mama dan papa setuju?” tanya Nella menatap Jakson dan Risma bergantian. “Ya. Kami setuju.” jawab Jakson yang mendapat sorakan gembira dari Nella, karena senang dengan keputusan orang tuanya. “Makasih ma, pa.” ucap Nella diiringi senyum lebar. “Jadi kamu telah mengurus surat-surat adopsinya?” tanya Jakson memastikan. “Belum, pa. Nella bingung harus memulai dari mana.” jawab Nella. “Kalau kamu kebingungan, sebaiknya kamu meminta bantuan kepada sepupu-sepupu mu.” ucap Jakson memberi saran yang diangguki oleh Nella. “Baik pa. Nella akan tanyakan nanti.” ucap Nella bersemangat. “Kalau itu terserah padamu saja, nak. Papa hanya memberi saran.” ucap Jakson. “Nella! Mama ingin menggendong Hana. Apa boleh?” tanya Risma meminta izin. “Tentu saja boleh, ma. Kenapa tidak?” balas Nella melepas botol s**u dari mulut Hana dan membersihkan mulut itu dengan tisu basah. Kemudian Nella memberikan Hana pada Risma. “Jadi kapan kamu menetapkan tanggal ulang tahunnya? Apakah disaat kamu menemukannya? Atau tanggal spesial darimu?” tanya Risma masih memainkan Hana yang berada digendongannya. “Sepertinya Nella akan memberikan tanggal dimana Nella menemukannya, ma.” ucap Nella melihat kearah Risma yang menggendong Hana dengan penuh sayang. “Iya, Hana tinggal sama mama Nella? Iya? Hana jadi cucu kesayangan Nenek Risma? Iya? Cup-cup...” ucap Risma berusaha berinteraksi dengan Hana. Sedangkan Nella dan Jakson yang melihat pemandangan itu hanya bisa mengulum senyum bahagia.   
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN