2. Jery dan Joshua

1004 Kata
Tiga puluh menit berlalu. Seorang suster bersama dokter keluar dari IGD lalu tak berselang lama, beberapa perawat mendorong brankar Jery keluar ruang IGD. Joana dan ayahnya segera berdiri menghampir suster dan dokter. “ Dokter, apa yang terjadi dengan adik saya.” tanya Joana panik. “ Anda keluarga pasien ?” tanya seorang suster. “ Iya suster. Saya kakak nya, Dan beliau adalah ayah saya.” Joana meoleh pada sang ayah. Dokter menghela nafas , menatap keduanya. “ Kondisi pasien kritis. Kami akan melakukan prosedur pemeriksaan lebih lanjut. “ “ Apa dokter ? kenapa bisa begitu. “ “ Nanti kami akan mengabari lagi perkembangan pasien. Kami permisi ,” Dokter dan suster meninggalkan Joana dan ayahnya. Joana sudah lemas tak bertenaga . “ Ayah ...! “ panggil Joana lirih. Raut kesedihan tampak di wajah ayahnya. Joana menggandeng lengan ayah nya meninggalkan ruang IGD dan menyusul suter yang membawa Jery.   *** Satu jam telah berlalu. Joana dan ayahnya menunggu dokter yang tak kunjung keluar. Dengan hati berdebar , Joana tetap optimis jika tidak akan terjadi hal buruk pada Jery, adiknya. Pintu ruangan terbuka. Tampak wajah lelah dokter beserta suster yang mengekor di belakangnya. Joana segera berdiri menghampiri dokter. “ Dokter, bagaimana adik saya ?” “ Kami sudah melakukan beberapa pemeriksaan. Dan dari gejala beserta hasil lab , dapat kami simpulkan jika pasien menderita penyakit kanker darah. “ “ Apa dokter ? Kanker darah.” Dokter itu mengangguk. “ Kami masih akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Akan segera kami infokan terkait dengan kondisi pasien. Saya Permisi. “ Dokter kembali berlalu meningglkan Joana. Joana sudah terisak , sang ayah mengelus punggung Joana berusaha menguatkan anak perempuan nya sekalipun ayah juga merasa shock dan bersedih dengan penjelasan dokter tadi. “ Ayah, bagaimana ini ?” “ Kita berdoa saja , semua hasil pemeriksaan Jery segera keluar dan dokter tadi salah .” “ Tapi ayah, mana mungkin dokter salah. “ “ Kita harus optimis. Jery pasti baik-baik saja. Joana berusaha optimis sesuai ucapan ayahnya. Akan tetapi setelah sekian lama menunggu dan begitu hasil pemeriksaan Jery telah keluar, betapa sedih dan shock nya Joana beserta ayahnya. Jery memang benar-benar menderita kanker darah. Adik Joana itu harus melewat beberapa sesi pengobatan salah satu nya adalah transfusi darah. Tubuh Joana sudah lemas saja. Dia tak menyangka jika semua akan seperti ini. Bagaimana mungkin adiknya harus menderita penyakit itu. Isak tangis Joana tak mungkin lagi bisa ia tahan. Tangis nya pun pecah. Begitupun dengan sang ayah yang sama-sama merasakan kesedihan mendalam. Mereka berdua sudah diizinkan untuk melihat kondisi Jery. Betapa tak tega nya Joana saat melihat kondisi Jery yang tergolek lemah tak berdaya. Wajahnya pucat , matanya tetap terpejam. Joana duduk di samping Jery, menggenggam erat tangan adik satu-satunya. “ Jery, kakak janji . Jery pasti akan sembuh. Apapun akan kakak lakukan demi kesembuhan mu. “ Ayah yang berdiri di belakang Joana mengusap punggung anak perempuan nya. Sesekali beliau mengusap air mata yang begitu saja keluar dengan punggung tangan nya. Tidak tega melihat kondisi anak bungsunya. “ Joana ...!” ucap lelaki paruh baya itu lirih “ Ya ayah, “ Joana mendongak menatap sang ayah. “ Darimana kita mendapat biaya untuk perawatan Jery selama di Rumah Sakit. “ Joana terdiam. Pasalnya keluarga mereka tidak memiliki kartu jaminan kesehatan. Sehingga jika berobat ke Rumah Sakit mereka harus mengeluarkan uang untuk membayar semua biayanya. Dan sekarang , mereka bisa mendapat uang darimana ? bahkan untuk makan sehari hari saja mereka masih kesulitan dan harus mencari. Belum lagi Joana yang juga belum mendapat gajinya hingga sekarang. Semakin membuat Joana berpikir apa yang harus ia lakukan untuk menolong adik tercintanya. *** Joshua, lelaki itu kini sedang menempuh study di luar negeri, tepatnya satu tahun lalu setelah ia lulus dari SLTA , Joshua harus menerima keputusan keluarganya untuk melanjutkan study ke luar negeri. Harus berlapang d**a berpisah dari Joana untuk sementara waktu. Iya, Joana adalah gadis yang ia cinta. Sudah tiga tahun mereka menjalin hubungan. Dan satu tahun ini Joshua harus berpuas hati menjalani hubungan jarak jauh bersama Joana. Beruntungnya Joshua dan Joana belum menemui kendala selama satu tahun mereka menjalani hubungan jarak jauh. Joshua yang akan rajin menelpon Joana setiap harinya. Sekalipun hanya menanyakan kabar kekasihnya itu akan tetapi mampu mengobati rasa rindu Joshua yang sudah satu tahun ini tak bertemu. Hari ini, sudah berkali - kali Josh berusaha mencoba menghubungi Ana. Akan tetapi telpon nya tak sekalipun Ana angkat. Membuat Josh merasa sangat khawatir pada kekasihnya itu. Apa yang sebenarnya terjadi pada Ana, hingga telopon nya tak juga diangkat oleh kekasihnya. Selama ini Ana tidak pernah seperti ini. Dan hal ini sanggup membuat Josh cemas. Hingga di malam hari nya , Josh kembali menelpon Ana dan leganya Josh kala panggilan telpon nya diangkat juga oleh kekasihnya itu. “ Sayang, kemana saja sejak tadi ? kenapa telponku tak kau jawab seharian ini ? kau tahu aku sangat mengkhawatirkanmu ?” Ucapan Josh membuat Ana tersenyum. Josh yang begitu perhatian padanya dan begitu menyayangi nya. Joana merasa bersalah karena seharian ini telah mengabaikan Joshua. “ Maafkan aku. Aku ....” “ Kau kenapa ? apa telah terjadi sesuatu padamu ? jangan membuatku khawatir, Ana ?” “ Maafkan aku Josh, aku tidak apa - apa. Hanya saja ....” Joana menjeda ucapan nya membuat Joshua semakin penasaran. “ Adik ku , Jery, sedang berada di Rumah Sakit. “ “ Apa ? Jery masuk Rumah Sakit ? sakit apa dia ?” Joana menghela nafas. Joshua memang sudah mengenal Jery. Karena selama mereka menjalin hubungan , Joshua akan sering sekali bertandang ke rumah Ana. Bahkan hampir setiap hari Joshua akan mengantar jemput Joana pergi ke sekolah. Sehingga membuat Joshua dan Jery menjadi akrab karena seringnya mereka bertemu. “ Joana ... kenapa kau tak menjawabku ! “ “ Maafkan aku, Josh. Hanya saja aku masih tak basa mempercainya. Jery ... Jery ... mengidap penyakit kanker darah .” Ucapan Joana membuat Joshua terhenyak. Tentu Joshua kaget dan tak menyangka jika seorang Jery bisa menderita penyakit itu. “ Kanker darah ?” “ Iya.” “ Kenapa bisa begitu ? Ana ! aku tak bisa mempercayai hal itu. “ “ Akupun sama. Seolah tak percaya akan semua ini. Tapi itulah kenyatana nya, Josh. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa jery memang menderita penyakit kanker darah. “ Helaan nafas trdengar di telinga Joana. “ Ana, kau besabarlah. Ini cobaan untuk mu dan Jery ?” “ Ya, aku tahu itu, Josh. “ Joana memang mencoba untuk tabah dan ikhlas akan cobaan ini. “ Kuharap Jery segera sembuh .” “ Iya. Terimakasih doanya , Josh . “ Dan setelah pembicaraan singkat mereka, Joshua memutus sambungan telpon nya .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN