?? JUNA jatuh bersimbah darah. Dia memegangi perutnya yang terus mengeluarkan darah. Mencoba berdiri menjangkau gerendel pintu apartemennya. Kekehan dari belakangnya tak ia pedulikan. "Kau, ingkar janji Jun. Dee udah pergi tapi kamu tetap kayak gini. Nggak ada jalan lain, kalo aku nggak bisa miliki kamu, perempuan itu juga nggak. Adil bukan? Hahaha...." Juna masih menahan nyeri disana. Karena bukan perutnya saja yang terkena sabetan dan tusukan pisau Jennie, tapi punggung lelaki itu juga. Dasar psyco! Dan...ya! Pintu terbuka namun Jennie buru-buru menutup pintu itu. Tapi Juna dengan sisa tenaganya, mendorong Jennie hingga ia bisa cepat keluar dari unit apartemennya. "Juna!!" teriak Jennie. Juna terus merangkak walau terseok. Bukan tak berani melawan, tapi keadaannya tak memungkink

