“Boleh ikut ngobrol di sini?” tanya Auriga sopan. Tentu dia tak ingin diusir, dia sangat ingin bisa dekat dengan Acha. “Silakan saja,” jawab Yulian. Yulian mengetahui dari body language siapa Auriga, walau tidak diberitahu tapi Yulian tahu s3x oriented dari Auriga. Memang beda dengan dirinya, tapi ya mirip-mirip lah. Sama-sama belok. Kaum seperti mereka memang bisa melihat apa yang tak terlihat di mata awam. “Ini aku bawakan minuman,” Auriga menyodorkan minuman untuk Acha. “Maaf aku tidak menerima minuman dari siapa pun. Aku bawa infused water sendiri, dan kalau acara seperti ini memang aku tidak menerima minuman dari siapa pun, bahkan di setiap pesta aku seperti itu,” kata Acha. Dia sangat menjaga diri tentunya. “Kamu menuduh aku macam-macam?” tanya Auriga. “Enggak. Aku enggak b

