Fika mengajak Eric pergi ke cafe yang tidak jauh dari rumah sakit. Jari telunjuk laki-laki itu mengetuk permukaan meja. Menunggu sang istri mulai berbicara tapi sekian lama menunggu istrinya itu masih diam saja. "Kamu nyadar nggak, sih, kalau pernikahan kita itu rasanya aneh. " Fika memulai pembicara. "Aku pikir cuma aku yang ngerasain. " Balas Eric. "Apa aku menyebalkan? " "Sangat." Eric jujur saja. Tidak perduli Fika akan marah. "Kamu juga menyebalkan. " Balas Fika. "Aku tau. Kita sama-sama menyebalkan. Jadi sebenarnya apa yang mau kamu omongin ke aku? " "Aku minta maaf, Ric." Rasanya Eric seperti bermimpi sebab mendengar istrinya meminta maaf. "Kamu nggak sakit, kan? " "Sakit? Enggak. Aku nggak sakit. " "Nggak ngelantur, kan? " "Kamu pikir aku lagi mabuk? " Eri

