Di rumah petak berwarna putih gading itu, musim panas awal bulan Juni ini hanyalah bagai pertengahan musim dingin bagi penghuninya. Begitu dingin, menggigilkan tulang, penuh suasana hati yang murung dan menggelisahkan. Sehari setelah pemakaman Mrs. Arden, rumah itu bagai tak berpenghuni. Tak ada suara, tak ada tawa, tak ada bisik- bisik keributan. Julie masih berbaring di tempat tidurnya. Matanya nanar menatap langit- langit, kepalanya terasa berat. Ia tidak punya energi sedikitpun untuk berangkat kerja, meskipun pemotretannya akan dimulai sejam lagi. Setelah semua masalahnya dengan Tony yang telah membuat berita bohong tentangnya, ia sama sekali tak punya keinginan untuk bekerja pada Vorsten. Vorsten sama sekali tidak salah dan tidak terlibat dalam masalahnya dengan Tony. Tapi, menemui J

