Perasaan Julie bercampur aduk, antara senang dan cemas. Senang karena beban di hatinya perlahan terangkat sejak beberapa pertemuannya terakhir dengan Zedd, dan cemas karena sejak tadi Ellis masih belum juga keluar kamar. Sudah lebih sejam sejak ia menutup pintu tanpa menjawab pertanyaan Julie, dan sejak saat itu pula Julie berulang- ulang menoleh, mengawasi pintu kamar Ellis yang masih sama. Tertutup. Dan Ellis pun tak terlihat seperti biasanya. Julie kembali berniat untuk berdiri lagi, mengetuk pintu itu. Namun pintu itu sudah dibuka dari dalam bersamaan dengan Ellis yang muncul, dengan raut wajah yang tak dapat dijelaskan. Ia membawa kertas di dalam genggaman tangannya dan begitu ia menutup kembali pintu kamar, sekilas ia menoleh pada Julie. Tersenyum. "Hai, Julie," sapa Ellis. "Maaf

