Bella berjalan lebih dulu menuju kamarnya, dengan diikuti oleh Arga dari belakang.
Keduanya masih larut dengan pemikiran mereka masing-masing. Tanpa sadar, kini mereka sudah mulai memasuki kamar Bella.
Bella masih bingung apa yang ingin dia lakukan sekarang. Apalagi dilihatnya Arga masih berdiri dibelakangnya. Canggung, itulah perasaan Bella saat ini. Apalagi Bella sudah merasa sangat gerah dengan pakaian yang dikenakannya saat ini.
"Duh, itu Om ngapain juga masih berdiri di situ. Aku kan mau mandi. Kan malu jika Om itu masih berada disini. Bagaimana nanti jika Om itu macam-macam denganku," gumam Bella dengan suara yang sangat pelan.
Arga yang kebetulan saat itu sedang berdiri dibelakang Bella tentu saja mendengar perkataan Bella walaupun samar-samar.
" Jika kamu mau mandi, ya, mandi saja. Jangan terlalu berpikiran kotor. Aku tidak akan melakukan hal yang seperti ada dipikiran mu itu," ucap Arga datar.
Mendengar kata-kata Arga, sontak saja Bella membalikkan tubuhnya. Sungguh Bella merasa sangat malu dengan pemikirannya sendiri. Karena merasa tidak mau dituduh berpikiran kotor. Bella pun membela diri.
" Aku bukan berpikiran kotor Om, tetapi bisa saja Om melakukan itu. Secara kita ini berbeda jenis, dan berada di dalam satu kamar yang hanya kita berdua di dalamnya. Wajar saja aku berpikir seperti itu, "sanggah Bella.
Arga yang malas berdebat dengan gadis muda di hadapannya hanya diam tanpa mau membalas kata-kata Bella.
"Pergilah mandi! " hanya kata itu yang Arga ucapkan.Dengan santai Arga berjalan melewati Bella dan mulai membaringkan tubuhnya di ranjang milik Bella.
Melihat Arga mulai memejamkan matanya,Bella segera bergegas menuju kamar mandi yang kebetulan berada di dalam kamarnya.Tanpa memikirkan untuk mengambil baju ganti nanti.
Arga yang berpura-pura tidur langsung membuka matanya saat mendengar pintu kamar mandi sudah ditutup. "Apa yang harus aku katakan besok pada Papah dan Mamah. Mereka pasti akan merasa sangat terkejut jika mereka tahu aku menikah dengan gadis yang usianya jauh di bawahku. Apalagi gadis itu calon istri keponakanku sendiri. Lebih baik aku menghubungi Ayah Rio saja. Anak itu, selalu saja membuat masalah," batin Arga.
Arga beranjak dari tidurnya, dan berjalan menuju balkon kamar Bella. Dengan cepat Arga mengeluarkan ponsel pintar miliknya.
"Aku harus menanyakan ini semua, agar aku tidak disebut pengambil calon istri keponakan sendiri. Bagaimanapun juga hubunganku dengan Kak Adrian selama ini tidak terlalu baik, aku tidak mau karena hal ini membuat hubungan ku menjadi tambah buruk," batin Arga, lalu mulai menghubungi Ayah Rio.
Tuttt....tutttt....tutttt....
Nomor yang anda tuju tidak terdaftar, mohon periksa kembali nomor tujuan anda.
"Arrgggh, kenapa tidak terdaftar? Apa Kak Adrian sengaja melakukan ini semua?" Arga terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
Sementara Bella yang sudah selesai dengan ritual mandinya ,hanya bisa menepuk jidatnya sendiri. "Bodoh, kenapa aku bisa lupa membawa baju ganti?" gerutu Bella.
"Apa Om itu masih tidur? ah, lebih baik aku mengintipnya saja untuk memastikannya," gumam Bella sendiri, dan mulai perlahan berjalan ke arah pintu.
Dengan gerakan yang sangat hati-hati Bella membuka ganggang pintunya. Kepalanya terjulur keluar untuk memastikan situasi aman atau tidak.
Saat mata Bella melihat ke arah tempat tidurnya, Arga tidak lagi berada di sana.
"Kayaknya aman. Om itu sepertinya sedang keluar kamar. Lebih baik aku segera keluar dan mengambil pakaian ku," gumam Bella, lalu dengan cepat berjalan menuju arah lemari pakaiannya.
Bella yang saat ini hanya memakai handuk yang dililitkannya merasa gugup jika sewaktu-waktu Arga masuk. Dengan cepat Bella menuju pintu kamarnya untuk mengunci pintu.
"Nah kalau begini,aku lebih santai untuk memilih bajuku sendiri." ucap Bella, sambil terus memilih-milih baju yang akan dikenakannya.
Saat Bella sedang asyik memilih baju, Arga masuk ke kamar Bella, sepertinya Arga juga sudah mulai frustasi memikirkan bagaimana caranya menghubungi Ayahnya Rio. Perasaannya saat ini sungguh sangat buruk, dengan langkah cepat. Arga berniat mengetuk pintu kamar mandi Bella.
"Lama sekali gadis itu mandi. Apa yang sebenarnya dia lakukan di dalam sana?" batin Arga.
Gleekk....
Arga hanya bisa menelan salivanya, saat dirinya mendapati Bella yang sedang dalam posisi membelakanginya. Cukup lama Arga terpaku memandangi Bella, namun suara teriakan Bella membuyarkan pikiran Arga.
aaaaaaaaaaaaa....
"Om,sejak kapan Om berada di situ?" tanya Bella dengan terbata-bata.
"Sejak tadi." sahut Arga datar, lalu berlalu pergi meninggalkan Bella yang masih terlihat syok.
Melihat Arga pergi ke kamar mandi, dengan cepat Bella memakai pakaiannya. "Ya ampun, bisa gila aku lama-lama begini. Apa Om itu melihat? Ah, jangan berpikiran kotor Bella. Jangan ...." gumam Bella sambil menutup mukanya. Lalu melangkah menuju tempat tidurnya. Bella menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut miliknya.
Sedangkan di dalam kamar mandi, Arga hanya mondar-mandir tanpa melakukan apapun. Melihat Bella yang seperti tadi membuat darahnya seakan berdesir. Dan untuk menenangkannya, Arga sengaja berdiam diri cukup lama di kamar mandi. Sampai Arga teringat jika dia tidak membawa pakaian ganti.
"Aku tidak membawa pakaian ganti. Lalu bagaimana aku bisa tidur malam ini? Badanku sudah sangat lengket, lebih baik aku pergi keluar saja membeli pakaian ganti," batin Arga, lalu melangkah keluar dari kamar mandi.
Diliriknya di tempat tidur, Bella sudah tertidur pulas dengan selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Arga hanya bisa mengerutkan keningnya saja melihat kelakuan Bella.
"Dasar gadis aneh," batin Arga, kemudian melanjutkan langkahnya untuk keluar kamar.
Sambil terus melangkah, Arga melihat ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Jarum jam sudah menunjukan pukul 22.00. Ada keraguan di hati Arga, untuk keluar membeli pakaian ganti.
Papah Delon yang kebetulan sedang keluar dari kamarnya, tidak sengaja melihat Arga yang masih berdiri di depan kamar Bella. Langsung saja Papah
Delon mendekati Arga.
"Nak Arga, sedang apa berdiri di depan pintu kamar?" tanya Papah Delon bingung.
"Eh Papah, saya ingin keluar," sahut Arga.
"Kamu mau keluar dari rumah?" tanya Papah Delon mengira Arga ingin pergi dari rumahnya.
"Bukan Pah, saya hanya ingin keluar sebentar membeli pakaian ganti. Soalnya saat saya kesini, saya tidak membawa pakaian ganti." Arga menjelaskan.
Papah Delon hanya tersenyum malu karena sudah salah mengira. "Nak Arga, sekarang sudah malam. Sepertinya toko-toko juga sudah tutup. Lebih baik Nak Arga pakai saja pakaian Papah dulu. Papah akan mengambilkan pakaian yang pas untuk Nak Arga," sahut Papah Delon.
"Baik Pah..." sahut Arga.
Papah Delon segera masuk kedalam kamarnya, selang beberapa menit. Papah Delon sudah kembali dengan membawa beberapa potong baju, celana dan juga celana dalam yang terlihat masih baru.
"Ini pakaiannya Nak. Pakai saja, dan ini celana dalam juga dipakai. Kebetulan celana dalam ini belum pernah Papah pakai. Ini masih baru, dan belum sempat dicoba setelah Mamah kamu belikan," ucap Papah Delon sambil memberikan pakaian itu ke Arga.
Arga menerimanya dengan senang hati. "Terimakasih Pah. Kalau begitu aku masuk dulu, ingin bersih-bersih dulu." pamit Arga, yang dibalas anggukan oleh Papah Delon.