Bab 46

1080 Kata

"Baiklah, kemana aku harus mencarimu? Ke rumahmu? Atau tempat persembunyianmu di luar negeri?" Sarkas Vania tampak begitu emosional. *** Gio duduk termenung di depan jendela kamarnya, dengan satu tangan bertumpu pada tepian jendela. Pertemuannya dengan Vania kemarin malam, masih menyisakan kekecewaan di dalam hatinya. Angin berhembus pelan, meniup wajah dan rambutnya yang hitam. Sesekali tampak matanya memandang keluar jendela, seolah sedang memperhatikan sesuatu. Wajahnya tampak murung, tak seperti sinar rembulan yang bersinar terang malam ini, batinnya bergejolak penuh dengan amarah dan kekecewaan. Yah, Gio begitu kecewa dengan dirinya sendiri, lelaki itu sedang menyesali keputusannya dulu yang mencampakkan dan meninggalkan Vania. Gadis yang sejak dulu di cintainya. Andai saat itu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN