Imajinasi Liar

1185 Kata

“Kau- aggh ...!” Maura meremat tangannya sendiri sambil mengumpat sumpah serapah di dalam hatinya. Percuma saja mendebat Gara itu, dia tidak akan pernah menang. Gara yang akan selalu merealisasikan perkataannya, membuat Maura terpaksa membanting tubuhnya lagi ke atas bangku. “Kenapa kau selalu saja mengancamku? Apa itu sudah menjadi separuh napasmu, hah?” Gara masih juga tidak melirik ke arahnya. Wajahnya tenang, dan telunjuknya terangkat menyentuh bibirnya sendiri. “Sstt ... film-nya akan segera dimulai dan jangan menggangku kesenanganku.” Maura mendengkus kesal, melipat kedua tangan dengan memalingkan pandangannya. Tepat saat dia menoleh ke sisi lainnya, wajah Theo mendadak muncul dan membuat dia menjerit pendek. “Kenapa kamu juga ada di sini?” Memangnya sejak kapan Theo datang?

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN