Maura dibaringkan di atas ranjang dengan perlahan. Karena Theo yang mengendara sangat cepat, mereka datang sebelum Arjun. Padahal, saat masih di hotel tadi Theo sudah menghubungi Arjun terlebih dulu. “Air,” ucap Muara lirih. Awalnya Gara tidak mendengar sama sekali, tapi setelah dia mencondongkan tubuhnya ke arah Maura, dia mengerti apa yang diinginkan oleh Maura saat ini. Gara dengan cepat keluar mengambil air minum hangat dan kembali serta handuk serta air hangat di dalam baskom. Tubuh Muara sangat merah seperti bayi yang baru saja dilahirkan. Dengan kulit yang tipis, kecantikannya semakin terlihat mengg*irahkan. Kalau saja Gara tidak pandai menyembunyikan ekspresinya, mungkin saat ini dia akan tergoda dan melupakan Maura yang masih kesakitan. Warna merah itu merambah ke seluruh

