Theo datang sebelum mereka menyelesaikan sarapan. Pria itu sudah bersiap dengan masuk ke dalam ruang kerja Gara dan membereskan semua pekerjaan berkas. Di luar sana, mobil sudah siap, dan sekali lagi, dia terpaksa satu mobil dengan Gara. Kalau saja dia sudah memegang uang sendiri, tidak mungkin dia mau dekat-dekat dengan Gara. Dia harus menjaga mood-nya hingga tetap baik sampai di kantor nanti. “Setelah ini, aku tidak mau masuk ke dalam mobil kamu lagi. Jangan memaksaku, karena itu akan melanggar perjanjian. Aku akan naik taxi pulang-pergi nanti.” Gara tetap tidak bergeming. Dia berlagak seolah tidak ada orang lain di dalam mobil selain dirinya. Tatapannya masih fokus dengan ipad yang baru saja disodorkan oleh Theo. Dasar, pria sok sibuk! “Gara, kamu mendengarku, ‘kan?” “Tidak ada

