Jimmy lahir sebagai anak sulung di keluarga yang sangat miskin. Ayahnya tukang sampah gerobak, ibunya pekerja serabutan. Awalnya kehidupan mereka normal. Rumah sederhana, keluarga yang ramai, makanan yang berlimpah. Semua menyenangkan. Namun tiba-tiba sang ayah kehilangan pekerjaan dan tidak dapat mencari pekerjaan baru. Sang ibu juga membantu keuangan dengan membuka jasa cuci baju, bersih-bersih, atau mengurus anak. Rumah mereka disita karena terbelit hutang, memaksa mereka untuk pindah ke reruntuhan kecil di dalam perkebunan sawit. Tempat yang tidak layak. Reruntuhan itu tidak bisa melindungi mereka dari matahari atau hujan. Itu semua terjadi saat Jimmy baru 10 tahun, dan adiknya sudah ada 4. Gak sanggup ngeliat emak bapaknya banting tulang ngos-ngosan, Jimmy dan 4 orang adikny

