EPS 2

1137 Kata
Clara yang lupa diri karena pengaruh obat yang diberikan lelaki itu justru berputar balik akan penolakan yang ia lontarkan. "Aku tau kau juga mau, Sayang," goda lelaki itu ketika melihat Clara yang terus saja melihat mainan miliknya yang sedang menegang. Jari jemari Clara tanpa sadar menyentuh milik lelaki tersebut dengan tangan terbuka lelaki itu menerimanya. Senyum terukir menghiasi wajah gagah lelaki itu, rencananya tak akan pernah gagal untuk menaklukkan seorang wanita yang menolak dirinya habis habisan walau dengan cara kotor sekali pun. Clara mulai merangkak naik setelah mengelus lembut mainan milik lelaki itu, lalu melumatkan bibirnya dengan kasar seakan akan lelaki itu adalah mangsanya malam ini. Sungguh memalukan hati mulai menolak raga yang tercekik. Lelaki itu dengan mudah melepaskan bra Clara yang sedari tadi setia menutupi isinya. Perlahan demi perlahan bra pun terlepas isinya pun terlihat. Dengan segala akal liarnya pun lelaki itu mulai menyelusuri leher jenjang Clara memberikan sedikit demi sedikit gigitan yang membuat erangan indah keluar dari mulut Clara. Tangan kotor lelaki itupun mulai memegang bagian d**a Clara. Dengan sedikit tenaga ia meremasnya. Meremas hingga setiap erangan merdu menghiasi kamar hotel. "AWHHH," Teriak Clara yang mulai kesakitan. "Terus sayang," goda lelaki tersebut masih memainkan dua gunung milik Clara.Clara pun terjatuh terlentang di samping lelaki tersebut. Ia pun akhirnya tertidur dengan lelah. "Ah sayang sekali. Obat ini sangat keras terhadapmu. Oke permainan cukup sampai disini sayang. Aku akan antarkan kamu ke tempat club tadi," ucap lelaki hidung belang tersebut. Lelaki tersebut mulai memasang kembali pakaian dalam clara, lengkap serta dress dan jaket kulitnya. Kemudian dia menggendong Clara menyusuri lorong hotel, hingga akhirnya mereka sudah berada di dalam mobil. "Terimakasih untuk malam ini sayang. Walaupun aku belum bisa meraba semua tubuhmu tetapi ini nikmat sekali," Lelaki tersebut mulai mengecup kening Clara hingga turun pada leher Clara. Persetan dengan keadaan. "Ahhh," desah Clara yang merasa tidak nyaman. Namun ia masih belum sepenuhnya sadar. ????? Rabu, 6 Oktober 2010 03:00 Club Er ist Glücksbier "Kita udah sampai sayang," Lelaki tersebut mencium pipi Clara, lalu memapahnya membawa ke tempat duduk di bar. "Woahh Clara Hahn!" ucap seorang waiter yang kaget melihat keberadaan Clara di situ. "HEY HEY! Jangan bertingkah norak di cafe terkenal ini! Bukan nya kau sudah biasa bertemu artis dan selebriti dunia yang minum di club ini? Ck, dasar waiter amatir!" Lelaki tersebut mulai kesal dengan tingkah waiter di bar itu. Ya, Club Er ist Glücksbier adalah club termahal di German. Tak heran jika para selebriti dunia yang sedang berada di benua biru ini tidak pernah melewatkan club ternama ini. "Maafkan saya, tuan. Saya sedikit kelepasan," dengan sopan nya waiter itu pun meminta maaf kepada lelaki tersebut. "Ck, bodoh sekali. Oiya ku titipkan perempuan ini, dia sedang mabuk berat dan ingin sendiri. Ambilkan dia minum yang mahal disini. Akan ku bayar sekarang." "Baik, saya akan coba mix whisky." "Terserah apapun itu." Lelaki itupun membayar minuman yang akan di minum Clara nanti. Dia langsung pergi meninggalkan club dan menjalani aktivitas nya kembali seperti biasa. Selang beberapa menit kemudian Clara pun terbangun, dan menemukan hpnya berdering nyaring. Tanpa pikir panjang, ia pun dengan gesit mengangkatnya. "Hallo nona, nona sekarang ada dimana?" Tanya sekretaris Clara dengan khawatir yang menggebu. "Ah Suzan, aku lelah sekali.. ahh aku mau balik," Jawab Clara setengah sadar. "Baik nona. Sadarkan diri anda, saya akan segera ke sana," Suzan pun mematikan hpnya. Ia dengan cepat menyuruh anak buahnya untuk menyiapkan 2 supir dan 1 mobil untuk menjemput Clara. Suzan sekretaris andalan Clara. Ia perempuan yang cekatan, yang paling mengerti sifat dan kelakuan Clara. Bahkan mengalahkan ayahnya. Ia juga pintar dalam berbagai hal, itulah alasan mengapa Clara memilih Suzan sebagai sekretarisnya. 03:20 Suzan pun sampai Club Er ist Glücksbier. Ia langsung menemukan Clara tertunduk lesu. Dengan sigap, anak buah sekretaris itu menggendong Clara masuk ke dalam mobil Clara. "Hey Jerry, kamu yang bawa mobil Clara. Dan kamu Albert, bawa mobil yang ini." Perintah Suzan terhadap dua anak buahnya itu. Dengan sigap, Mereka melaksanakan tugasnya masing masing. ????? 03:30 Rumah Clara Tubuh indah Clara pun akhirnya di rebahkan di sofa ruang tamu. Clara hampir sepenuhnya sadar. Tetapi ia tidak bisa banyak gerak karena tubuhnya merasakan letih yang berlebih. "Nona, Sepertinya ada yang tidak beres dengan dirimu, Akan aku ambilkan air," Suzan pun pergi ke dapur, dan ia kembali setelah beberapa menit. Ia memapah kepala Clara, dan mulai memasukkan cairan bening tersebut ke dalam mulut Clara. Suzan pun memaksakan keadaan Clara yang sebenarnya sudah tidak bisa meneguk air. "Nona, Kamu harus muntah! Tolong airnya diminum." Tidak lama kemudian Clara memuntahkan isi lambungnya ke arah Suzan. Kini rok Suzan kotor akibat ulah Clara. "Arghhh, aku paling jago minum. Tapi kenapa aku bisa muntah?" Tanya Clara kepada Suzan sambil melepaskan jaket kulitnya. "Nona sepertinya anda menghabiskan 3 liter minuman alkohol dengan konsentrasi tinggi," tebak Suzan yang sedari tadi khawatir memikirkan bosnya itu. "Aku ingin tidur. Aku lelah," keluh Clara pada Suzan. Anak buah sekretaris itu pun memapah Clara dan membawanya ke kamar Clara. Dia pun menutup tubuh indah Clara dengan selimut tebal. "Tidurlah Nona, Besok akan saya panggilkan dokter," ucap Suzan sambil memijat kepala Clara. "Tidak perlu. Aku hanya melakukan kesalahan kecil. Oiya, kamu jangan lupa tugasmu yang kemarin!" Balas Clara yang tak lupa dengan masalahnya yg membuat ia.menjadi begini. "Baik Nona, saya akan segera mencarinya. Tapi Nona kesehatan—" "Ah tidak perlu khawatir dengan kesehatan ku! Kamu belum tidur kan sejak tadi? Tidurlah, karena besok kamu yang paling banyak kerja dibandingkan aku. Selamat malam dan tolong keluar dari kamar ini!" potong Clara dengan panjang lebar sambil membalikkan tubuhnya membelakangi Suzan. Suzan pun tidak berkata apa apa. Dia mengerti bosnya itu sudah benar benar lelah dan mabuk. Dengan cepat dia meninggalkan kamar Clara. 08:00 Perlahan rintik hujan mulai membasahi tanah. Kilatan kilatan kecil pun mulai bermunculan. Clara pun terbangun dari tidurnya. Ia melirik ke arah jarum jam. Jarum jam menunjukkan pukul 8 pagi. Dengan cepat dan terburu - buru ia mandi kemudian turun ke lantai bawah. "Suzan, apa sudah ketemu perusahaannya?" Tanya Clara sambil menuruni tangga. "Pagi, nona. Sudah saya temukan." "Benarkah!? Perusahaan apa?" ????? 13:25 Gedung La Vola Clara dan Suzan memasuki gedung itu. Mereka disambut oleh para pelayan gedung dengan sangat ramah. Mereka diarahkan ke lantai 9. "Maaf nona, yang hanya boleh masuk ke ruangan CEO hanya yang bersangkutan," Ucap salah seorang pelayan yang mengantarkan Clara dan Suzan tadi. "Hm ok. Suzan, kamu tunggu disini. Aku akan masuk." Suzan mengangguk mantap pada Clara berharap bosnya berhasil membalikan keadaan perusahaan nya yang sudah di ujung tanduk kebangkrutan. Clara mulai mengetuk pintu. Pintu pun mulai terbuka secara otomatis. Clara mulai memasuki ruangan itu di ikuti irama indah yang terdengar dari heelsnya. Ia melihat seseorang pria sedang membelakangi Clara sambil memandangi pemandangan yang tersirat dibalik jendela nan megah itu. "Permisi, selamat siang" sapa Clara sambil membungkukkan badannya. Clara masih belum bisa melihat wajah pria tersebut karena Pria tersebut terus saja membelakangi Clara.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN