“Kalau dia bekerja asal bekerja ya bisa Mi. Tapi kalau jadi manager marketing yang nggak mungkin lagi dia diterima. Semua rekanan sudah diberitahu sepak terjangnya William. Jadi tidak akan mungkin lagi dia diterima oleh kantor-kantor besar. Kantor besar tidak mau menerima orang selingkuh.”
“Alasan mereka perjanjian dengan Tuhan saja dia sudah membohongi apalagi cuma perjanjian dengan kantor. Itu yang mereka yakini Mi,” jelas Utvy.
“Menikah bukan hanya berdasarkan perjanjian aku dan William kan? Tapi juga perjanjian aku dan orang tuaku serta Mami dan Papi juga terhadap Allah. William sudah janji pada Allah lho, tapi dia selingkuh. Berarti dia membohongi Allah.”
“Allah saja dia bohongi, apalagi aku dan anak-anak aku juga perusahaan kan?”
Mami dan papinya William kaget begitu tahu kondisi William sekarang. Sudah dipecat dari kantor, juga ternyata Utvy sedang seminar di Adelaide .
Tentu saja orang tuanya ingat mereka waktu itu diajak Utvy, tapi tidak mau karena kondisi Oma waktu itu baru sembuh dari sakit jadi tidak berani meninggalkan orang tuanya.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Kamu di mana?” tanya Ferina Radeva, mami William pada anaknya.
“Di kantorlah, Mi hari gini, mau di mana?” balas William.
“Kamu sudah dipecat, kantor mana?” tembak Ferina.
“Mami ada di depan rumahmu dan rumahmu kostong. Mami juga sudah telepon Utvy dia ada di Adelaide dan rumahmu sudah dijual. Kamu di rumah mana? rumah dengan p3lacurmu itu?” tanya sang mami membungkam mulut William.
“Ditunggu nanti malam di rumah sakit tempat oma dirawat. Nanti malam jam 07.00 tepat,” lanjut Ferina lalu dia langsung matikan ponselnya. William terpaku. Keluarganya sudah tahu dia selingkuh, dan maminya sudah tau dia di pecat, serta sudah tau pula rumah dijual karena telah menghubungi istrinya di Adelaide.
Mendengar maminya ada di depan rumahnya dan maminya juga mengirimkan foto dia dan sang papi berada di depan rumah William rumah Utvy maksudnya, William benar-benar tidak berkutik lagi.
Dia makin sebal pada Endah yang membuat dia terlunta-lunta seperti sekarang. Sudah sejak semua terbongkar William ilfill pada endah.
Bahkan sejak masuk ke kamar kost ini dia tak pernah menyentuh Endah lagi. Tak ada daya tarik Endah sama sekali. Setelah semuanya terbongkar dia sama sekali tak pernah menginginkan Endah.
Padahal sebelum semua terbongkar hanya ingin segera lari ke rumah saat tak ada siapa pun, sekarang di kamar kost hanya mereka berdua tapi dia sudah mati rasa.
“Ada apa Mas?” tanya Endah.
“Oma minta bicara di rumah sakit,” balas William. Dia segera mengatur siasat.
“Aku ikut ya,” pinta Endah. Dia merasa waktunya memproklamirkan diri. Toch semua sudah tahu dirinya selingkuhan William.
“Kamu jangan cari masalah lagi. Masalah kita saja belum selesai dengan Utvy. Sekarang kamu mau tambah masalah dengan semua keluarga besarku? Oh no way. Kamu sudah bikin rumah tanggaku hancur, karirku hancur, sekarang mau bikin hubunganku dengan keluarga besarku hancur? Tidak bisa tidak akan pernah bisa,” kata William sengit.
William bertekad akan meninggalkan Endah dia sama sekali tidak mau tinggal dengan pembantu itu lagi. Sungguh sekarang di matanya Endah sama sekali tak ada cantiknya, dan tak ada daya tariknya setelah tidak melakukan hubungan sembunyi-sembunyi lagi.
Saat melakukan sembunyi-sembunyi dia memikirkan pesona Endah itu teramat tinggi. Tapi sekarang setelah semuanya terbuka dia sama sekali tak punya ketertarikan pada Endah sama sekali.
Entah apa yang membuat seperti itu, tapi yang dia tahu Endah sama sekali tak ada daya tariknya. Wajahnya buruk. Boro-boro cantik, sangat jauh dari Utvy. Pendidikannya jauh, badannya juga bau. Tapi entah sebelum semua terungkap Endah adalah is the best. Sekarang dia bisa melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Endah itu jelek dan berbau. badannya sungguh bau, sering putri sulungnya lapor pada Utvy soal bau badan ini ketika mereka sarapan atau makan malam, saat Endah mengantar makanan. Tapi ketika itu William tak merasakan. Mungkin dia mencium tapi semua hilang melihat pesona Endah yang adi luhung. Entahlah.
Entah mengapa kemarin-kemarin dia tak bisa menghilangkan wajah Endah dari pikiran dan otaknya. Bahkan kadang dia lari pulang sebentar untuk setor sp3rma ke Endah. Sekarang semuanya sudah berakhir.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Ini istrinya? Nggak salah Mas?” kata seorang penyewa kost di sebelah kamar William saat dia baru mau masuk situ. Semua orang juga tertawa melihat William yang gagah membawa seorang pembantu kucel dan bajunya lusuh serta badannya bau seperti Endah.
“Kamu beliin aku deodoran dong, sama apa ya, kayaknya shampoku juga habis,” minta William pada Endah. Dia berikan uang merah selembar.
“Aku males jalan keluar Mas,” kata Endah dengan kolokannya.
“Cepet dong Aku mau pergi nih. Nanti keburu Oma dan orang tuaku marah. Kita harus baik-baikin mereka. Cepat kamu pergi dulu,” perintah William.
“Baiklah,” dengan ogah-ogahan Endah pun keluar untuk membeli apa yang disuruh oleh kekasihnya.
William ingat ketika pertama kali dia mendapati Endah sedang menangis di pojok dapur rumahnya.
“Kamu kenapa? Dimarahin oleh istri saya?” tanya William ketika itu.
“Tidak Pak, tidak. Nyonya baik kok,” kata Endah menghapus air matanya.
“Lalu apa anak-anak bandel sehingga kamu tidak kuat?”
“Bukan itu, saya habis diputus oleh kekasih saya,” kata Endah dengan sedih.
Dengan ekspresi itu William kasihan dan dia menepuk bahu Endah. Itu pertama kali dia memberi atensi pada pembantu itu. William bahkan tak sadar semudah itu memberi atensi dengan menepuk bahu perempuan.
“Kalau seorang lelaki sudah memutuskan kamu, itu seharusnya kamu beruntung, karena kamu bisa cari yang lain. Yang lebih dari dia. Belum tentu dia yang terbaik buat kamu.”
“Sudah nggak usah dipikirin,” begitu kata William kala itu, lalu dia pun mengambil air putih. Niatnya ke dapur memang mau ambil air putih karena tadi dia panggil pembantunya tidak menyahut.
Sejak itu entah mengapa sosok Endah menjadi terlihat cantik dan butuh perlindungannya William.
Akhirnya petualangan mereka pun dimulai. William sadar Endah memang bukan virgin saat pertama kali mereka melakukan hubungan terlarang. Tapi William tak peduli. Tochdia tidak cari istri atau apa pun.
Enggak Virgin ya enggak apa-apa. Kan hanya sekedar selingan saja. Itu pikiran William saat itu. Bahkan William tek pernah peduli tak pakai pengaman, seperti pada Utvy pun tak pakai pengaman karena Utvy menggunakan alat KB.