TERBONGKAR

1039 Kata
Wiliam Putra Hardana, kaget begitu tiba di kantor semua mata memandang jijik padanya. Dia punya jabatan bagus di kantor ini, William duduk sebagai manager marketing. ‘Ada apa ya?’ “Pak William, ditunggu direktur di ruang rapat segera,” kata PR yang menghadang Wiliam pagi ini. Mendengar kata segera, William langsung meluncur ke ruang rapat sesuai pemberitahuan public relation atau respsionis yang bertugas pagi ini. Di ruang rapat, jajaran petinggi kantor sudah lengkap. William kaget, mengapa semua berkumpul sedang seingatnya tak ada pemberitahuan meeting yang dia terima baik dari staff HRD mau pun dari sekretarisnya. “Selamat pagi,” sapa Wiliam sopan. “Pagi, silakan duduk,” sambut direktur yang tumben langsung turun sendiri. “Anda tahu mengapa saya panggil Anda pagi ini?” “Tidak Pak,” jawab William bingung. “Coba lihat monitor!” perintah direktur. Wiliam kaget melihat pergumulannya dengan Endah pembantunya terpampang di layar tanpa edit. Jelas dia memompa Endah dalam berbagai posisi dan di beberapa tempat, bahkan di ruang tidurnya bersama Utvy istrinya. “Itu … itu.” William tak bisa menyelesaikan kalimatnya. Dia sungguh tak punya wajah di depan semua jajaran petinggi perusahaan ini. “Ya, Anda telah menjijikan dengan menodai pernikahan Anda. Anda berjanji dengan Tuhan saja bisa Anda nodai, lebih-lebih janji dengan perusahaan.” “Jadi kami dengan tegas memecat Anda mulai hari ini tanpa SP. Kami malu akan mental bobrok Anda.” “Silakan Anda bereskan semua barang Anda, dan langsung keluar, tak perlu pamit lagi pada kami.” “Selesaikan semua piutang di bagian finance bila ada. Dan karena Anda dipecat maka tak ada pesangon satu rupiah pun.” Wiliam pucat pasi. Bagaimana mungkin semua tersebar di kantor? Apa itu mengapa tadi pandangan semua orang jijik padanya? Artinya semua orang di kantor sudah melihat video itu? William jadi bingung mengapa dia bisa tergiur dengan Endah yang dalam segala hal sangat jauh lebih rendah dari Utvy istrinya? ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Wiliam, apa yang terjadi?” Suara pekikan maminya menghubungi saat dia sedang beberes barang di ruangan kerjanya. “Apa Mi? Ada apa?” tanya William sambil terus berkemas, dia menggunakan handsfree sehingga tak terganggu saat bicara. “Oma pingsan melihat video m3sum yang banyak masuk ke nomor oma,” jelas Ferina Radeva, maminya William. “Kamu selingkuh dengan pembantumu yang dekil dan bau itu?” Wiliam tambah tak mengerti mengapa omanya bisa dapat video itu dan katanya banyak macamnya, artinya seperti yang tadi semua orang di ruang meeting melihatnya. Banyak video. ‘Dari mana semua itu?’ ‘Apa ada CCTV di kamar Endah?’ ‘Sejak kapan? Dan siapa yang pasang?’ ‘Mengapa Utvy diam saja?’ “Nanti kita bicara ya Mi, sekarang aku sedang ditunggu di ruang meeting,” elak William. Dia bingung bila sang oma sudah tahu fakta itu. Artinya semua keluarga besar bisa mengucilkan dirinya. Dia yang biasa dihormati di keluarga besar, sekarang harus menerima diejek semua keluarga besar karena selingkuh dengan pembantu yang tadi maminya katakan pembantu dekil dan berbau. William sadar yang maminya katakan benar. Endah itu hitam dan lusuh, tidak cantik dan juga badannya bau. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Ada apa?” Teriak Wiliam saat tetiba Endah juga menghubunginya. Biasanya memang kalau Utvy sudah berangkat kerja, sebagai manager marketing dia bebas keluar kantor. Saat itu dia bisa membuang sp3rma sebelum anak-anaknya kembali dari sekolah, sebab si kecil Tala, walau baru usia 3 tahun juga akan sekolah bersama babysitternya. “Ini Mas, ada orang ditemani bapak RT juga satpam perumahan minta rumah segera dikosongkan karena sudah dijual tiga hari lalu oleh bu Utvy,” ujar Endah pembantu sekaligus selingkuhan William yang dengan santainya memanggil MAS pada majikannya. “Apa?” teriak William. Tiga kejutan pagi ini sudah dia dapatkan. Wiliam tak menyangka Utvy menjual rumah tinggal mereka. Mengapa begitu cepat? Menjual rumah kan tidak seperti jual pisang goreng. Butuh waktu lebih dari satu bulan kan? Rumah itu memang atas nama Utvy, dulu dia belikan untuk Utvy saat istrinya hamil anak pertama. Dan tak salah kalau sekarang rumah itu Utvy jual tanpa minta persetujuannya. ‘Lalu aku mau tinggal di mana?’ ‘Endah? Apa aku buang saja dia?’ “Minta waktu sampai aku tiba di rumah, maksimal dua jam lagi,” jawab William cepat. “Ah siaaaaal!” umpat William sambil merampungkan pekerjaannya. Semua barang pribadi di ruangannya, tak banyak, hanya 1 kotak kecil. William keluar dari ruang kerjanya dengan hujaman tatapan jijik semua bekas anak buahnya. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Pak Wiliam, mohon berikan kunci mobil Anda,” pinta seorang tak dia kenal yang didampingi dua satpam. “Ada apa?” kembali William bingung. “Mobil ditarik pihak leasing, sebab ibu Utvy telah mengoper mobil itu kemarin,” jawab satpam yang ditemani orang leasing. “Bagaimana bisa?” “Bisa lah, kan beliau yang beli, jadi beliau bisa mengalihkan. Bu Utvy membatalkan mobil itu dan mengatakan akan ambil mobil lain saja sepulang beliau dari seminar di Adelaide. Begitu yang bu Utvy katakan. Ini pernyataan tertulis beliau via email,” jelas orang leasing Wiliam tak bisa berkutik, karena mobil juga dia ambil atas nama Utvy. Saat ini Utvy sedang di Adelaide mengikuti seminar dari rumah sakit tempatnya bekerja dan sekalian liburan membawa dua anak mereka yaitu Filda Feshikha Hardana atau Sikha yang berusia 7 tahun dan Gentala Pranaya Hardana jagoan yang biasa dipanggil Tala. Utvy ditemani Fyneen ibu Utvy dan Geuryka Heena Prayata, Euryk, adik Utvy karena Wiliam menolak menemani liburan dengan alasan banyak pekerjaaan, padahal dia lebih memilih di rumah bersama Endah. Karena babysitter Tala libur dan akan pulang kampung selama Tala ada di Aussie. “Wah baru tahu selera pak William seperti itu ya Pak, down grade, dari seorang dokter cantik turun ke anak SMA saja tak tamat dan jelek pula wajahnya.” Bisik seorang pegawai yang William dengar. “Apa bapak William dapat virginnya sehingga merasa beruntung?” bisik yang lain tapi tetap jelas di dengan William yang sedang menunggu taksi online pesanannya datang. “Atau hanya dijebak ya?” “Syukurlah bu Utvy sadar kalau pak William tak lebih dari sampah yang suka dengan pembantu. “Itu sama dengan suami pengangguran dari boss skincare di Sulawesi ya, istrinya cantik dan pintar cari uang, suaminya main sama pembantunya yang jelek.” Wiliiam langsung naik taksi yang datang dan segera meninggalkan kantor yang sudah 10 tahun menjadi tempatnya mencari nafkah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN