Setelah berdebat dan melewati banyak drama, akhirnya Jaya memesan box meal saja untuk ia dan juga teman kelas. Karena tidak tahu harus memilih restoran mana, Jake merekomendasikan untuk pesan di kafenya sendiri. Katanya cowok itu akan memberi diskon potongan harga. Ada beberapa yang menentang, karena tidak sesuai dengan pesanan mereka. Tapi, dikarenakan tidak ada waktu untuk berpencar ke restoran dan warung yang menjual makanan yang mereka mau. Akhirnya mereka menurut saja, tidak banyak protes lagi. “Emangnya yakin kita bakalan diijinin masuk semua ini? Kok perasaan gue gak enak ya,” ujar Hendrik memegang d**a sesaat, lalu menatap Jaya yang merunduk samar melihat ponsel. “Bukan cuma perasaan lo yang gak enak, muka lo juga gak enak dilihat.” Sahut Eric yang baru saja berdiri di sebelah Gi

