"hei... bau nya enak banget, mom... masak apa?" tanya Ingvar sembari menutup pintu
"mom, mom... siapa yang lo panggil mom, Var?" tanya Marcha, wanita cantik dengan rambut panjang ini menoleh menatap adik nya yang berjalan ke arah dapur
"eh.... kak Marcha" kata Ingvar "kapan pulang nya?, bukan nya minggu depan baru sampai ya?"
"gue udah di Indo dari 2 minggu yang lalu tapi gue liburan dulu di Bali" kata Marcha
"kenapa gak bilang kalau liburan ke Bali kak?, gue khan bisa nemenin" kata Ingvar
"terus lo jadi punya alasan bolos kerja gitu?" tanya Marcha
"ya bukan gitu, gue bisa ambil cuti" kata Ingvar "kak Marcha liburan sama siapa di Bali?"
"Clarice, Nadine sama Jane" kata Marcha
"as always ya, mereka melulu" kata Ingvar
"Aza khan harus nya ikut juga kalau gak ngerjain skripsi" kata Marcha tau kekesalan adik nya
Ingvar diam saja
"lo mau matang atau setengah matang Var daging nya?" tanya Marcha
"setengah matang aja" kata Ingvar
"okay" kata Marcha mengangguk dan mulai fokus memasak
Marcha Sharapova Rusli
dinobatkan sebagai salah satu putri cilik kebanggaan Indonesia waktu dia berumur belasan tahun
setelah beranjak remaja
wanita yang tidak hanya cantik seperti bidadari ini juga luar biasa pintar
ia sampai mendapatkan beasiswa ke Amerika untuk pelajaran sains
Marcha suka sains tapi bukan itu cita-citanya
Marcha lebih suka fashion dan semua nya tentang wanita
jadi saat Marcha memasuki masa kuliah
Marcha memutuskan pergi ke Amerika untuk melanjutkan kuliah nya di bidang desain baju dan semua nya tentang fashion
Marcha juga kuliah di bidang keuangan dan pemasaran
lalu ia membuka perusahaan merk baju multi-internasional di Amerika
sukses dengan pekerjaan fashion nya
Marcha mulai merambat ke dunia bisnis kuliner, hotel, rumah sakit dan banyak yang lain nya
bahkan bisnis keluarga yang biasanya dijalankan oleh ayah nya
mulai ia jalankan karena itu dia pulang ke Indonesia
ayah nya meminta Marcha membantu Ingvar mengelola rumah sakit swasta yang baru saja dibangun ayah nya untuk amal kata nya
tapi Marcha akan kembali ke Amerika pada waktu nya nanti setelah semua urusannya di Indonesia selesai.
esok pagi nya
"loh, lo mau kemana Var?" tanya Marcha ketika keluar dari kamar dengan baju rapi menatap adik nya duduk di meja makan memakai baju olahraga
"basket" kata Ingvar memakan semua roti nya
"basket?, lo gak kerja?" tanya Marcha kaget
"hari ini gue off" kata Ingvar
"ya tapi gue ke rumah sakit hari ini kalau lo gak ada gimana gue mau rapat?" tanya Marcha "lo khan direktur nya Var"
"kak, rapat nya besok... wakil direktur nya juga lagi cuti" kata Ingvar
"ya ampun, gimana bisa sih direktur dan wakil direktur nya gak dateng kerja?, kalau ada yang darurat di rumah sakit gimana?" tanya Marcha menatap adik nya setengah kesal setengah geli
"ada manajer khan kak, dia bisa telepon aku atau Deven kalau ada yang penting dan darurat" kata Ingvar
Marcha menggelengkan kepala nya "basket emang gak bisa lepas dari hidup lo ya" kata Marcha
"ya udah, gue gak ada waktu lagi udah ditungguin anak-anak, sampai ntar sore kak" kata Ingvar berdiri dari tempat duduk nya dan keluar dari pintu
Marcha menghela nafas nya sembari menggelengkan kepala nya
tunggu, siapa tadi Ingvar bilang?
Deven?
nama Deven sih memang bukan nama special
tapi Deven yang kemarin juga kata nya dokter, masa iya orang yang sama ya?