Baru saja Gyan hendak bertanya lagi, suara keras memecah udara. BRAAAK! Pintu flat terhentak terbuka menghantam dinding, menimbulkan gema yang memantul ke seluruh ruangan. Refleks, Belle dan Gyan serentak memutar tubuh—dua pistol terarah ke sumber suara. Pria yang menerobos masuk juga sama—menodongkan senjata. Di balik punggungnya, embun yang bergelayut di udara, membuat lorong tampak berkabut. “TUAN! NONA BELLE!” Suara itu serak, parau, dan sangat familiar. Bruno. Napasnya tersengal, lengan kirinya dibalut kain seadanya yang sudah berlumur darah. Pistol masih terangkat di tangan kanan, matanya liar menyapu ruangan mencari ancaman. Begitu mendapati dua orang yang dicarinya berdiri tegak, Bruno menghela lega. Belle dan Gyan juga menurunkan senjata. Embusan napas mereka pecah bersam

