4. Api yang Kita Mulai (21+)

1686 Kata
Sepanjang jalan Bayu sempat bingung hendak mengantarkan Kasih kemana. Rangga yang 5 menit lalu mengirim pesan padanya bahwa hari ini dia akan pulang, dan sempat menanyakan dimana keberadaan adiknya Kasih makin membulatkan keputusan Bayu untuk tidak mengantar Kasih pulang. Bayu tau betul Rangga akan marah besar ketika melihat Kasih sedang dalam kondisi mabuk seperti ini, Bayupun terpaksa berbohong mengatakan bahwa Kasih sedang sibuk menginap di rumah Gia, girls night.  Satu satunya pilihan yang Bayu punya adalah apartemennya. Tempat yang paling aman, menurutnya.  Digendongnya Kasih kemudian dibaringkannya di atas tempat tidurnya. Kemudian Bayu berjalan keluar dari kamar menuju kulkas serta mengeluarkan 3 kaleng bir sekaligus. Dalam waktu singkat 3 kaleng tersebut dengan mudah dikosongkannya. Tiba tiba terdengar isakan tangis dari dalam kamar Bayu. "Kasih..." Bayu menghampiri Kasih, kemudian menepuk pelan pipi gadis itu. "I miss him Yu, i miss that jerk. I miss his touch, i miss everything about him, tapi gue benci banget sama dia, gue jijik Bay." ucapan Kasih terdengar begitu menyedihkan, air matanya perlahan mulai turun dan membasahi mata indahnya. Bayu mengusap lembut kepala Kasih. Namun, ucapan yang selanjutnya keluar dari mulut Kasih membuat Bayu menganga tak percaya.  "Bay, can u kiss me? so i can erase him from my mind... Aku, aku ngerasa kotor saat sadar bibir dan tangan yang selama ini nyentuh aku adalah tangan dan bibir sama yang juga menyentuh banyak perempuan lain bay.."  Kasih menarik leher bayu agar lebih dekat dengannya, diciumnya bibir pria itu. Mereka berhenti, melepaskan ciuman itu. Bayu menatap Kasih, sedikit menunduk menatap mata lemah gadis itu, menatap bibir Kasih. Mereka terdiam saling merasakan nafas yang hangat dan beraroma Alkohol. Bayu menurunkan kepalanya kembali lalu mencium bibir Kasih. Mata Kasih terpejam, merasakan hangatnya bibir itu. Kasih membuka bibirnya secara sukarela, membiarkan Bayu menciumnya lebih dalam. Jantung mereka makin berdetak tak beraturan. Kasih membalas ciuman Bayu dengan dalam, dihisapnya lembut bibir pria itu. Mata mereka berdua terpejam, merasakan hangatnya sentuhan lidah keduanya yang saling mempelajari setiap sudut bibir mereka. Mereka kembali melepaskan ciuman itu, lalu mencuri napas masing masing. Bayu mencium mata basah Kasih lembut, mencium seluruh wajahnya pelan tanpa melewatkan satu bagianpun. Bayu memegang ujung atasan seksi Kasih yang sedari tadi mengganggunya, dinaikkannya baju itu perlahan. Dilihatnya kembali mata Kasih, menunggu respon penolakan atau izin tak keberatan darinya. Berhasil dilepasnya atasan itu, Bayu terdiam menatapi indahnya tubuh itu, p******a yang masih terbungkus itu terlihat begitu menggoda baginya. Bayu menciumi telinga kasih, menghembuskan angin lembut disekitarnya. Bayu menurunkan ciumannya ke leher Kasih, menghisapnya pelan kemudian agak kuat. Kasih mengerang indah. Bayu melanjutkan ciumannya ke selangka Kasih, menciumi gemas bagian mulus nan indah itu. Tangan Bayu tak tinggal diam, jarinya membelai halus ke sekeliling p******a Kasih yang masih tertutupi bra.  "nghhhh..." desah Kasih.  Desahan Kasih bagaikan undangan untuk Bayu agar memberikan- atau mendapatkan lebih dari itu.  "Boleh aku buka?" tanya Bayu sambil meletakkan tangannya pada pengait bra Kasih. Kasih hanya mengangguk pelan, entah bagaimana caranya Bayu telah berhasil membuka penutup tumpukan indah itu. Bayu memandangi serta mengagumi betapa indahnya p******a itu, tidak besar namun tidak kecil, namun sangat indah. Semua hal yang ada pada kasih tidak pernah berlebihan atau kekurangan, selalu pas dan indah. Tidak sabar Bayu segera membungkukkan tubuhnya hingga bisa berdekatan langsung dengan dua gundukan indah itu. Bayu membelai lembut kedua p******a Kasih, dielusnya bagian satunya kemudian diciuminya bagian yang lainnya kemudian bergantian. Dihisapnya pelan p******a itu, menjilati puncaknya yang indah. Kasih meracau serta mendesah tak jelas, dia menaikkan dadanya agar Bayu bisa lebih dekat dengan mereka. Kedua Tangan Kasih pun bergerak secara kompak memeluk kepala bayu agar makin dekat dengan payudaranya. Bayu dan mulutnya yang masih sibuk bermain dengan p******a Kasih kemudian menggerakkan jari nya turun membelai sampai ke pusar perut kasih, mengelus halus disana. Bayu menurunkan kembali tangannya dengan sapuan halus hingga sampai ke bagian inti kasih. Ditariknya ujung rok yang membalut pinggul Kasih sempurna tadi perlahan, hingga tersisalah kain terakhir yang menutupi bagian inti Kasih. Tangan Bayu mengelus pelan pinggiran celana dalam Kasih, ia susupkan perlahan  jari-jarinya kedalamnya. Dielusnya bagian lembut nan lembab itu.  "Nghh..Bayu..." Kasih mendesah hebat, secara tidak sadar dibukakannya kedua pahanya sedikit lebih lebar, seolah memberikan akses agar Bayu lebih mudah melakukan aksinya. Bayu memasukkan jarinya kedalam inti terdalam kasih, mengeluarkannya pelan lalu memasukkannya kembali. Jempolnya pun mengelus gemas sebuah gundukan kecil keras dibawah sana masih dengan terus mengeluarkan masukkan jarinya disana, pelan hingga makin kencang. "Hhh...ngghh bayu...aku gak kuathh." Desah Kasih bersamaan dengan semburan hangat yang keluar dari liangnya. Bayu meneguk ludahnya kasar, tak pernah terbayangkan dia akan melihat kecantikan Kasih sampai sejauh ini. Seolah hasrat dan alkohol telah mempengaruhi dirinya secara utuh. Napas Bayu sudah tak karuan, gairahnya telah memuncak hingga melebihi batasnya, ditatapnya Kasih dengan penuh harap. Kasih membalas tatapan tersebut dengan sama harapnya. Kasih sudah kacau, rasa sakit dan patah hati yang masih di rasakannya hingga saat ini membuat dia semakin gila. Siapa sangka kehadiran Bayu yang terus menemaninya selama beberapa hari ini akan membuatnya makin kacau. Tidak ada yang bisa menyangkal, hati gadis yang sedang patah akan sangat rentan terhadap sedikit saja kehadiran dan perhatian.  "Yu..." panggil Kasih sambil meneteskan air mata. "Hmm?" jawab Bayu tak tega sambil menghapus air mata dari wajah cantik yang telah dikenalnya selama beberapa tahun terakhir ini. "Tolong... hapus si b******k itu seutuhnya dari ingatanku yu. Aku gak mau ngingat dia lagi." pinta Kasih putus asa. Bayu yang masih berpakaian lengkap, perlahan membuka bajunya kemudian menurunkan resleting celana jinsnya  secara tergesa, diturunkannya jins itu secara cepat. Kasih memandang betapa indahnya tubuh Bayu, matanya turun kemudian menemukan suatu tonjolan besar di balik boxer yang masih dikenakan Bayu.  "Kasih, kamu yakin ?" tanya Bayu dengan parau. Kasih hanya mengangguk pelan. Anggukan itu membuat Bayu segera menurunkan penutup terakhir ditubuhnya, terlihat sudah kejantannya yang sudah menegang sempurna. Kasih terbelalak melihatnya, itu adalah pertama kali baginya untuk melihat benda tersebut secara langsung. "Kasih kamu yakin kan? setelah ini gak akan ada lagi jalan mundur. Kamu tau aku gak akan berhenti setelah ini walaupun kamu minta aku buat berhenti." Tanya Bayu lagi untuk memastikan. Sekali lagi kasih hanya menangguk pelan dengan wajah yang makin memerah. "This is my first time, please be gentle." suara Kasih kecil. Bayu menggangguk kemudian tersenyum tulus menatap mata Kasih. Bayu mendekatkan kejantanannya kebagian luar inti Kasih, digesek nya pelan  miliknya agar inti kasih mulai terbiasa dengan kejantanannya. Tak lama Bayu pun perlahan memasukkan miliknya kedalam liang kasih yang paling dalam. "Angghhh... sakit yu..." Lirih kasih. "Kasih..Tuhan, maaf.. maaf, aku tau kamu kesakitan..maaf.." desah Bayu serak sambil menghentikan miliknya yang sedang mencoba untuk masuk lebih dalam ke inti Kasih.  Tampak air mata mengalir deras di wajah cantik Kasih. "Sialan! hhhh... kenapa gak ada yang ngasih tau aku kalau rasanya bakal sesakit ini..hh" umpat Kasih sambil menangis terisak. "Kasih...Please..tahan sediki lagi. Aku janji sakitnya cuma sebentar. Kamu akan ngerasa enakan abis ini, tahan sedikit lagi ya..." Bayu mencium puncak kepala kasih dengan lembut.  Kali ini bayu menghentakkan kuat kejantanannya hingga berhasil menerobos pembatas terakhir antara dirinya dan Kasih. Kasih menjerit keras, "Ah!Bayu!Sial!Mantan sialan!Alkohol sialan!" umpat Kasih diiringin jerit yang tak karuan. Kasih menyesali kebodohan dirinya yang berhasil membuat malam konyol ini terjadi. Ingin rasanya dia mendorong bayu agar menjauhkan miliknya dari dia, sakit pada pangkal paha nya begitu luar biasa. Kebalikannya, dirinya malah mengerang karena dilanda kegundahan antara dia benci mengakui bahwa dibalik sakit ini ada rasa aneh yang juga dia sukai didalamnya. "Aku udah bilang kasih. Gak ada jalan mundur lagi, aku gak akan berhenti sekalipun kamu meminta aku." terdengar suara parau Bayu yang sudah mulai kehilangan kontrol atas dirinya. "Sakit Bayu..sakhiitt" isak Kasih lagi. Kasih meracau tak karuan, rasa sakit bercampur rasa aneh yang tidak pernah dirasakannya sebelum ini terasa aneh dalam dirinya. Satu sisi dia merasakan sakit yang begitu menyiksa, tapi disisi lain dia merasakan nikmat yang begitu menyiksa pula. Bayu menarik miliknya pelan kemudian perlahan memasukkannya kembali secara perlahan. dengan sabar dia menahan hasratnya agar tidak menyakiti Kasih, dan menunggu Kasih beradaptasi dengan baik. Setelah beberapa menit dan dirasa Kasih mulai terbiasa dengan kehadiran dirinya di bawah sana, Bayu menaikkan tempo gerakannya. Dipompanya kejantanannya dengan cepat. Ditariknya pelan kemudian didorongnya dengan kuat, begitu seterusnya makin cepat.  "f**k! Kasih! Sorry? aku janji! next time i'll be more gentle!"  Kasih mendesah dalam kesakitan yang dia rasa, "Ahhh ... enghhh...yuuu...sakit." Bayu mencium bibir kasih agar rasa sakit Kasih bisa teralihkan, dimainkannya puncak payudarnya yang ikut bergoyang senada dengan goyangannya. Diciuminya p******a Kasih tanpa henti, dikulumnya puncak p******a itu lama.  Kini, hanya desahan yang terdengar dari bibir indah Kasih.. "Yu...akhhuuu... " Desah kasih frustasi. Bayu merasakan inti Kasih berkerut meremas miliknya, menandakan Kasih yang mendapatkan o*****e keduanya. Bayu pun semakin b*******h dibuatnya. Tak tahan lagi menahan puncak kenikmatan yang akan segera dicapai, segera dia menghentakkan miliknya dengan kuat hingga akhirnya dia merasakan denyutan luar biasa pada kejantanannya. Segera dikeluarkannya benda itu dari liang Kasih, membiarkan kejantanannya menyemburkan banyak sekali bukti gairahnya diatas perut Kasih.  "Ahh.... Kasih..." pelepasan yang indah. Bayu terkulai lemas diatas tubuh Kasih, berdiam sejenak mencoba menormalkan napasnya kemudian berbaring ke sisi sebelah kasih. Dimiringkannya posisi tidurnya mengahadap Kasih, merentangkan satu tangannya lalu menaikkan kepala Kasih ke atasnya. Dikecupnya kening Kasih lembut. Alkohol dan rasa patah hati, kombinasi terburuk yang menjadikan Kasih bertindak bodoh hingga rela menyerahkan kesuciannya pada sahabat yang bahkan sudah dianggapnya saudara ini. Bukan, bukan Alkohol penyebabnya. Mereka sadar betul saat melakukannya. Alkohol hanya sebagai pengantar mereka. "Bayu..." panggil Kasih lembut sambil menatap Bayu dalam.  "Hmm?" Bayu membalas tatapan itu lembut, diusapnya pipi kasih dengat tangan hangatnya. "Maafin aku.." kata Kasih diiringi tetes air mata yang turun ke pipinya. Bayu menggeleng pelan, "Kasih, aku yang minta maaf." kemudian menghapus air mata Kasih. Kasih mengulurkan jarinya di bibir Bayu, "Enggak bayu. aku dan kamu tau, we both wanted it.."  Bayu mengecup kening Kasih sekali lagi,  "Tidur yuk, besok aku anterin kamu pulang. Rangga hari ini tidur di rumah." Kasih terdiam mendengarnya, bingung harus melakukan apa besok. "Kita fikirin besok." ucap Bayu seolah bisa membaca fikiran Kasih.  Mereka berdua pun tertidur sambil saling berpelukan sepanjang malam. Senyum terlukis dalam wajah dua insan tersebut, sepertinya mimpi indah sedang menghampiri mereka malam ini. *** Apakah Bayu akan tetap bersama kekasihnya atau apakah Bayu akan menjadikan Kasih sebagai kekasihnya, tapi bagaimana dengan Risa?.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN