"Amber?" desah Nyonya Lim dengan nada tak percaya. "Ya, aku mencintai Adam dan kami akan menikah dalam waktu dekat. Kami bahkan sudah menyerahkan semua berkas yang dibutuhkan," tegas Amber tanpa melepas dekapan. Tuan Lim sontak mendengus kesal. Matanya mulai bergurat merah menahan kemarahan. "Ternyata ini kelakuanmu selama ini? Kau bukan belajar mendesain perhiasan, tapi bermesraan dengan suami wanita lain?" "Tunggu dulu, Tuan Lim," sela Adam sembari mengangkat sebelah tangan. "Ini perlu diluruskan. Media memang belum pernah memberitakannya, tapi saya sesungguhnya sudah bercerai." "Jadi kau lebih memilih seorang duda dibandingkan laki-laki pilihan orang tuamu?" tanya Tuan Lim kepada sang putri dengan nada bicara yang semakin tinggi. Melihat rahang si pria muda mulai berdenyut-denyu

