Lany berdiri di samping Sebastian dengan perasaan bingung dan jantung berdebar. Genggaman tangannya pada Sebastian semakin erat. Wajahnya berubah pucat dengan kekhawatiran yang terlihat jelas. "Mas, kenapa kita ke sini?" Lany berbisik pelan sekali pada Sebastian yang berdiri tegap di sampingnya. "Jangan takut. Semuanya akan baik-baik saja," jawab Sebastian. Dia melepaskan genggaman tangannya dengan Lany lalu duduk di samping ranjang pasien. Di atas ranjang, ada seorang pria baya terbaring lemah dengan selang oksigen untuk membantu pernafasannya. Lany tak tahu itu siapa, namun firasatnya berkata kalau itu adalah ayahnya Sebastian. "Kamu datang?" Lany tersentak kaget saat pria baya itu membuka mata dan menatap Sebastian dengan sayu. Bisa Lany lihat Sebastian meraih tangan pria itu dan me

