24: LAMARAN KEDUA

1141 Kata

Suara pintu utama tertutup terdengar begitu keras. Begitulah Viona, entah pergi kemana adab sopan santun wanita itu. Dirga masih menundukkan kepalanya, menunggu Anggara dan Anggita berkeluhkesah karena salah sikapnya yang menutupi penyebab perceraiannya dengan Viona. Walaupun Dirga berpikir tak ingin membuat keduanya khawatir, tetap saja, keputusan yang diambilnya adalah kesalahan. Tepat di hadapannya, Anggita masih menatap puteranya itu lekat. Air mata belum juga berhenti mengalir di wajah senjanya. "Dirga..." rintih Anggara pelan, namun masih terdengar jelas di telinga Dirga. "PAPA!" Dirga beringsut, bersimpuh di hadapan Anggara yang mencengkram erat dadanya. 'Ya Allah, Papa...' "BANG ARI, PAPA!" teriak Dirga lagi. Ari yang mendengar teriakan itu segera berhambur keluar dari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN