Sepuluh

1584 Kata

Deanova berdiri di depan mading jurusan nya. Tangannya ia masukan ke dalam saku dengan alis yang bertaut. Aneh. Ini hari senin tapi dia tidak menemukan puisi tulisan Eidelweis seperti biasanya. Deanova berpikir sebentar, mungkin kah ada yang iseng mencopotnya dari mading? Atau Eidelweis memang tidak menaruh puisinya hari ini? Deanova menghembuskan nafasnya lalu beranjak dari mading menuju kelas. Kemarin dia menemani Ana di rumah sakit hingga larut, dan dia terpaksa pulang karena Ana yang memintanya. Jika tidak, tentu dia akan dengan senang hati menemani Ana semalaman, tapi Ana menolak dan berkata bahwa dia akan baik-baik saja. Deanova mendudukan dirinya di kursi, dia meraih ponselnya dan membuka galeri yang dia pakai untuk menyimpan seluruh puisi Eidelweis selama ini. Dia membaca ulang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN