22

1533 Kata

Bagi Gaesha, ruangan kerjanya saat ini tidak ada bedanya dengan medan perang. Dia memiliki dua orang musuh yang paling mematikan yang sebisa mungkin harus dia hindari. Gaesha tidak bodoh, dia yakin Bintang yang jadi pemegang saham di kantornya sama sekali bukan lah kebetulan. Pasti pria itu tahu bahwa Gaesha bekerja disini dan sengaja membeli sebagian besar saham agar bisa memegang kendali atas perusahaan. Gaesha bukannya sedang terlalu percaya diri, namun memang seperti itulah kenyataannya karena dia tahu seperti apa Bintang. "Tumben kamu makannya lama banget, biasanya cepet sampe aku sendiri juga jadi buru-buru setiap kali makan bareng kamu." Mendengar komentar Devina tentang cara makannya, Gaesha menyengir lebar. "Lagi enggak nafsu makan, padahal menunya lagi enak ya hari ini," bala

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN