RANJANG YANG TAK BERGOYANG

1812 Kata

Malam hari pun tiba, benar saja baru saja menunjukan pukul tujuh malam, listrik desa pun mati lebih awal, suasan pun terasa mencekam, bibi segera menutup jendela, pintu dan menguncinya dari dalam, sambaran - sambaran petir pun menghiasai malam berselimut hujan. lilin dan lampu tempel pun sudah dj nyalahkan, bibi pun langsung memasuki kamarnya dan aku pun segera masuk ke kamar bibi. " heh neng rek naon ka dieu ih, ngaherinan wae bibi teh rek sare" ucap bibi yang merasa tergangu aku mau tidur bersamanya. "Neng tunduh bi" ucap ku sambil mengucek mata ku, bibi lalu mengusir ku dari kamarnya dan menari ku keluar, "heh aya salaki baturan atuh neng, manya sare jeng bibi ih si neng mah ges gih kaditu" bibi pun ngedumel dengan ciri khas nya, pintu kamar bibi pun di kunci, petir yang menyambar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN