Part 2: Gadis manis

1116 Kata
"Prince Satan" Author by Natalie Ernison Edzard begitu puas setelah membuat Zefanya berteriak kesakitan. Betapa tidak, Edzard benar-benar melakukan perbuatan yang tidak manusiawi pada Zefanya yang merupakan kekasihnya. Lalu mengapa Edzard terlihat begitu marah pada Zefanya. ~ ~ ~ "Mansion kediaman Shaquille family" Sepasang suami istri baru saja tiba di mansion mewah milik kediaman keluarga Shaquille. "Sayang, kemana lagi anak itu?" tukas seorang wanita dengan setelan pakaian yang terlihat panjang. Sepertinya mereka baru saja pulang dari luar kota. Malam itu kondisi di luar memang cukup dingin, dan memang sedang mengalami musim dingin. Mrs. Elizabeth Shaquille Huhh... "Sepertinya, dia begitu menikmati keadaan rumah yang sepi begini," ujar Mr. Swam Shaquille, ayah dari Edzard. Seorang pelayan wanita pun datang menghampiri ayah dan ibu Edzard. "Permisi tuan, nyonya! Tuan muda Ed sedang keluar beberapa saat yang lalu." "Anak itu!" tukas Mr. Swam sembari menjatuhkan kepalanya ke bagian kepala sofa tempat mereka kini duduk bersama. Kedua orang tuan Edzard terlihat begitu kelelahan, sepulang dari luar kota. Keesokan harinya... Edzard belum juga kembali ke mansion mewah kediaman mereka. "Sayang, mengapa anak itu belum juga kembali?" ujar Mrs. Elizabeth yang terlihat begitu cemas. Kedua orang tuan Edzard sedang menikmati acara televisi di sebuah ruang keluarga. Tak lama setelahnya, Edzard pun kembali dengan wajah yang kurang bersahabat. "Edzard!" seru sang ibunya, lalu berjalan ke arah Edzard. "Sejak kapan ibu dan ayah kembali?" tanya Ed sembari melangkah menuju lantai atas "Edzard! Turunlah setelah kau selesai membersihkan diri!" seru sang ibunya. Kemudian menggelengkan kepalanya, tatkala melihat respon biasa dari Edzard. "Apakah kau mulai mencemaskannya sekarang! Apakah kau tidak merasa hal itu cukup terlambat!" tukas Mr. Swam. "Mengapa kau mengatakan hal yang tidak seharusnya Edzard dengarkan!" sela Mrs. Elizabeth sinis. Mr. Swam tersenyum miring. "Sungguh terlambat, jika baru sekarang kau mempedulikannya!" kekeh Mr. Swam Mr. Swam Shaquille  "Apa yang kau katakan! Keterlaluan!" bentak Mrs. Elizabeth kesal. Kala itu, Edzard pun turun dan mendengarkan semua yang terjadi. "Apakah aku harus berpura-pura tidak mendengarkan apa yang terjadi!" tukas Edzard dingin. "Edzard sayang! Ibu dan ayah hanya..--" Edzard menatap sang ibunya dengan tatapan yang sinis dan penuh dengan aura penekanan. "Bukankah ibu sangat sibuk, mengapa ibu harus berkunjung kemari?" tukas Edzard lalu duduk di hadapan sang ayahnya. "Edzard, bagaimana dengan bisnis yang sudah kau jalankan?" tanya sang ayahnya, mencairkan suasana. "Tentu saja sukses besar. Jika tidak cukup sukses, maka bukanlah anak seorang Swam Shaquillle!" tukas Edzard dengan tersenyum sinis. Sang ayah dan ibunya hanya terbungkam, seolah-olah pernyataan itu sesuatu yang sangat benar. "Tentu saja sayang, kesuksesanmu adalah bahagia kami," tukas sang ibunya dengan tersenyum bahagia. "Ayah, ibu! Aku tidak akam menikahi Zefanya!" tukasnya. Hal itu membuat ayah dan ibunya sangat terkejut. "Edzard, apa yang kau katakan! Apakah kau sedang bergurau!" bentak Mr. Swam yang terlihat tidak terima dengan pernyataan dari Edzard. "Wanita jalang dan tidak perawan, apakah kalian ingin aku menikahi wanita seperti itu!" sela Edzard yang terlihat menahan amarahnya. "Apapun yang terjadi kau harus menikahinya. Dia adalah anak pewaris perusahaan group Boztan." Tukas sang ibunya dengan wajah sinis. Seketika suasana terasa begitu dingin dan tegang. "Jika kau menolak, maka tunjukan pada kami wanita yang pantas bersamamu!" tukas Mr. Swam lalu meninggalkan ruang keluarga tersebut. Edzard terdiam dan masih duduk tenang. "Ayahmu benar, sangat sulit untuk menemukan calon istri yang pantas dengan keluarga Shaquille," tukas ibunya lalu pergi dari hadapan Edzard. Edzard pun bangkit dari tempat duduknya, meraih kunci mobil miliknya lalu keluar dari mansion keluarganya. "Tuan, kapan tuan akan kembali?" tanya salah seorang pelayan muda mansionnya. "Aku tidak akan kembali. Jadi, tidak perlu menungguku!" tukasnya dingin, dan langsung pergi dengan mengendarai mobil mewah miliknya. *** Bar xx Edzard pun tiba di sebuah bar yang cukup terkenal di kota A. Dengan perasaan yang cukup kacau, Edzard melangkah menuju temlat biasa ia berbincang bersama rekan-rekan kerjanya. "Selamat malam tuan tampan. Apakah tuan ingin ditemani?" ujar seorang wanita bertubuh dan berpakaian seksi. Dress ketat yang memperlihatkan paha putihnya, juga bagian belahan dadanya yang cukup besar menonjol. Edzard masih terdiam dengan wajah muramnya, dan bersandar di sofa area keramaian orang. "Berapa aku harus membayarmu?" tukas Edzard dingin. Ahh "ia tuan!" tukas si wanita sembari menggosok-gosokan buah dadanya di lengan Edzard. Tatapan penuh dengan nafsu, sembari menggigiti bibir bawahnya. Edzard menatap si wanita dengan tatapan aneh. Dari ujung kaki hingga ujung rambut. "Bisa ditawar tuan," bisik si wanita tepat di telinga Edzard. "Aku tidak berminat dengan jalang murahan sepertimu!" tukas Edzard dengan tersenyum miring. "Kau!" bentak si wanita terlihat tak terima. Meraih gelas yang berisi air, lalu menyiraminya dengan air yang telah terisi di gelasnya. "Tuan Edzard, maafkan pekerja kami," tulas seorang manager bar tersebut. Edzard tersenyum kecut lalu meraih ponsel miliknya. "Bereskan!" tukasnya, lalu menutup kembali ponselnya. "Tuan Ed..--" ucap sang manager setengah memohon. "Lain kali, carilah pekerja yang layak!" tukasnya lalu melangkah pergi. *** Drrtt.... Satu panggilan baru... "Hallo tuan Ed, kami telah melaksanakan tugas dari anda!" tukas seseorang dari balik telepon selular. Edzard menghentikan mobilnya di depan sebuah gedung yang cukup tua, lalu berjalan masuk ke dalam area gedung. Ehmm...ehmmm... Lenguh seorang wanita seksi dengan tangan kaki yang terikat, dan mulut yang tertutup kain. Suara langkah sepatu kini berjalan mendekat ke arahnya. "Tuan Ed, inilah wanita yang tuan minta," tukas beberapa pria bekacamata, bertubuh tinggi kekar. Ahkk... Pekik si wanita, yang ialah seseorang beberapa saat lalu berada di bar. Bugh... Edzard meninju wajah cantik si wanita hingga mengeluarkan sedikit darah segar di ujung bibirnya. "Kau tahu apa yang telah kau perbuat!" tukas Edzard yang terlihat mengerikan, tak seperti ia beberapa saat lalu, saat berada di bar xx. "b******n!" umpat si wanita. Edzard tersenyum dan kembali menjambak rambut panjang si wanita. "Kau hanyalah jalang murahan. Cukup mudah bagiku untuk menyingkirkan dirimu!" bentak Edzard dan.. Plakk... Sebuah tamparan lagi mengenai wajah cantik si wanita. Sunggu sakit dan terasa perih, hingga membuat si wanita terbungkam tak sanggup lagi berkata-kata. "Malam ini aku akan mengampunimu, untuk seterusnya jangan pernah sekali-kali muncul di hadapanku!" peringat Edzard. *** Edzard membawa si wanita bersama beberapa pria tadi, yang ialah orang-orangnya. Tepat di depan sebuah rumah sederhana. "ini rumahmu, bukan?" tanya Edzard, si wanita hanya mengangguk. Edzard menendangi si wanita hingga terjatuh di depan halaman rumah, yang sudah terlihat cukup sepi. "Kakak!" seru seorang gadis muda, berlari ke arah si wanita tadi. "Kakak, apa yang terjadi padamu kak! Kakakk!" ujar seorang gadis muda yang cantik. Mendongak ke arah mobil mewah milik Edzard. "Apa yang kalian lakukan pada kakakku!" teriak sang gadis sembari memukul kaca mobil milik Edzard. Gadis cantik tersebuh terlihat sedang menangis sedih tatkala melihat sang kakak perempuannya tergeletak lemas tak berdaya. Perlahan Edzard menurunkan kaca mobil miliknya. Namun... "Meisie!" jerit sang kakaknya, menahan tindakan si gadis muda tersebut. "Hentikan! Ayo kita masuk!" ujar wanita yang bersama Edzard, lalu menarik paksa gadis yang bernama Meisie untuk kembali masuk. >>> "Kakak! Apa yang telah terjadi, mengapa wajah kakak begini" isak Meisie Zea. "Kakak tidak apa-apa Mei" tukas wanita tersebut, yang bernama Thalia. Meisie Zea "Hentikan pekerjaan itu kak, kumohon.."isak Meisie sembari mendekap sang kakaknya. *** Edzard membaringkan tubuhnya di atas kasur miliknya. "Rupanya jalang itu memiliki adik yang sangat manis dan polos" gumamnya dengan tersenyum kecil. Tatkala mengingat sosok Meisie.  Sepertinya Edzar mulai penasaran dengam sosok Meisie Zea, adik perempuam dari Thania, wanita yang telah Edzard pukuli. ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN