Artemis kini menyerahkan Calisto sepenuhnya pada Adrucan selagi ia menghabisi makhluk itu. Ia masih memperhatikan makhluk itu dari kejauhan. Darah yang keluar mengalir deras dan tubuhnya hampir semuanya terlumuri dengan darah. Wajahnya yang pucat pasi itu memucat dengan mata hampir terbalik. ‘Kenapa dia seperti itu?’ batinnya bertanya-tanya ada apa dengan makhluk itu. Tidak ada tanda-tanda mencurigakan, tapi Artemis tidak ingin terkecoh untuk yang kedua kalinya. “Apa kau yakin dia tidak mati? Kenapa dia tidak bergerak sejak tadi?” Artemis tidak menoleh saat bertanya pada Adrucan. “Tunggu saja sebentar lagi.” Artemis mendengus kasar. Entah apa yang sedang dilakukan makhluk itu. Dia diam seperti itu saja sangat mencurigakan sekali bagi Artemis. “Kemana perginya para Phantom? Apa yang

