Calon istri? Damara memandang Galaksi yang kini duduk sambil cengengesan di balik stool. Berhubung Damara sedang tak ingin bercanda, jadi dia hanya menanggapinya dengan sinis. Matanya berotasi sempurna, dan itu justru membuat Galaksi terkekeh gemas. “Udah jangan marah-marah,” ucap Galaksi seraya bangkit dari stool. Pemuda itu merentangkan tangannya, kemudian menarik Damara ke dalam pelukannya. Entah pelet apa yang Galaksi punya, sehingga sumpah serapah Damara seakan hilang tertiup angin. Emosi yang semula mengukung penuh seakan melebur begitu saja dalam pelukan sang pemuda. Belaian tangan Galaksi di rambutnya memberikan ketenangan, mengisi penuh kekosongan hatinya yang hampir berkarat. Tak pernah Damara merasa dicintai seperti ini oleh seorang lelaki, ayahnya bahkan pergi meninggalkannya

