Setelah dikejutkan dengan kabar burung yang disampaikan oleh Galaksi, mendadak aku murung. Padahal aku baru saja hendak memutuskan Andra besok lusa, tapi kenyataan bahwa Andra telah mengkhianatiku membuat harga diriku terluka. Hatiku sakit bagai dihujam ribuan belati, dan siapa pun tak memiliki obatnya, termasuk Galaksi sekali pun. “Dah jangan Galau, ah. Lebay!” kata Galaksi sambil melemparkan sekotak tisu ke tubuhku. Sekali pun bahuku tertimpuk tisue yang dilempar Galaksi, tapi aku nggak protes, itu tak seberapa ketimbang kondisi hatiku saat ini. Aku masih mematung di ruang tamu dengan tatapan kosong. Bersila kaki di atas sofa sambil mendengarkan lagu-lagu galau. “Mending labrak aja si Andra sama si Janda TKW Dubai itu. Kalau lo mau, gua bisa nyuruh orang kepercayaan gue buat nyelidiki

