VII WAFFLEAHOLIC

1473 Kata
Sam’ s Point of View Hari pertama untuk menjalankan misi. Zlo dan Kare menyambut kedatanganku di kedai s**u dan waffle Ding Dong, tempat yang telah kami sepakati sebelumnya. Awalnya, ku kira tempat ini tidak layak untuk mendiskusikan misi besar sampai aku menyarankan di sebuah restaurant yang menyediakan ruangan privat untuk kita membahasnya. Tapi mereka bilang kedai itu bukanlah kedai biasa dan aku tidak perlu mengkhawatirkannya. Aku tau ini hanya tipuan publik, selagi awam mengira kami hanya sedang menikmati s**u dan waffle ternyata kami akan melakukan sesuatu yang lebih besar. Walaupun menikmati s**u dan waffle juga favorit ku. Kau tertipu awam! Ha-ha-ha. Aku mengikuti Zlo dan Kare yang sedang memesan kursi untuk menikmati waffle di bar depan kedai. "Ding Dong waffle. Pilih sensasinyaa!" Aku yakin pegawai ini dibayar 3 kipi untuk senyuman sepuluh sentinya. "Waffle aholic" jawab Kare seperti biasa, tanpa basa basi dan gerakan berlebih. "Ding Dong! Silahkan ini tempat kalian!" Pegawai Ding Dong itu memberi Kare sejenis kartu yang kupikir itu sejenis tiket ruangan untuk menikmati 'waffle aholic' yang dipesan Kare tadi. Kami bertiga melanjutkan tujuan kami. Waffle Aholic, ternyata suatu nama tempat. Kedai ini memang sangat luas dan mengagumkan. Perpaduan dunia fantasi dan dewasa menyatu dengan indah. Aku dapat melihat luncuran, kolam coklat, sekaligus ratusan koleksi minuman beralkohol di susun dangat elegan. Entah ku rasa tempat ini seperti sangat cocok denganku. Aku harus membawa Hobit ke sini secepat mungkin. "Aku baru tau kau waffleaholic Kare, ku kira hanya aku yang mencintai waffle sebesar itu." Basa basiku dengan terus membuntut dua orang di depanku. Tentunya ia tidak menghiraukan ku sama sekali, dan aku sudah siap untuk itu. Tanpa menjawab apapun yang kutanya mereka hanya terus berjalan hingga sampai di ruangan yang di atasnya terlihat neon box waffle menyala berwarna pink neon dengan aksen kuning neon mengelilingi tulisan. Itu luar biasa. Ada kolam dengan pancuran berbentuk waffle dengan aliran coklat yang begitu deras. Tangan ku gatal untuk mencoba lautan coklat itu, ini sangat menghipnotisku. Aku berjalan satu, dua, tiga langkah di depan mereka dan membaca flampet itu dengan suara seperti doa. Lembut, b*******h dan penuh harapan. "Magma choco waffle". Badan beserta jiwa mendekati kolam di sampingnya itu, aku tidak bisa menghentikan langkahku. Ku siapkan jari tengah untuk mencolek nya lembut. Saat kumasukkan jari tengah dan mendaratkannya tepat di bagian tepi lidahku agar manisnya bisa terasa sempurna… "Sial! Sial x 12^14!"  Sial! Ini tipuan! Mulutku tak bisa berhenti berkata "sial" hingga rasa coklat imitasi ini hilang di mulutku. "Dasar bodoh! Itu hanya lilin leleh dengan pewarna coklat." Ucap Zlo yang dikuti tawa sinis teman berkecumbunya. Siapa yang sangka mereka bahkan menggunakan aroma coklat belgia kedalam coklat palsu itu. Kare mengambil alih suasana dengan menempelkan bagian barcode kartu itu di samping gagang pintu. Pintunya bergeser. Ya aku bohong mengenai gagangnya. Pintu ini tak mempunyai daun pintu. Kami bertiga masuk kedalam ruangan 3x3 meter yang terlihat sangat sempit dengan dekorasi serba waffle. Kami duduk berdempet melingkar. Aku di tengah antara dua lovebirds. Karna hanya bertiga, di manapun posisi yang aku pilih, akan selalu ada diantara mereka. Ini adalah lingkaran setan. Maksudku segetiga setan. Sial. "Apa tak ada tempat yang lebih luas? Bokongku tak bisa bergerak sedikitpun." Keluhku karena memang itu yang terjadi. "Tutup mulutmu atau kau tidak akan pernah mencicipi magma choco waffle yang sebenarnya." Oke, kali ini aku takut dengan ancaman Zlo. Kare memencet salah satu miniatur waffle bertoping kacang. Ku pikir ia hanya tertarik untuk memencetnya karena Kare juga pecinta waffle. Tapi, tiba-tiba ruangan waffle pemikat ini turun bagaikan lift dan berbelok belok bagaikan kereta. What the hell happen? Apakah di luar sedang berlangsung peristiwa mengayun? Melihat wajah Kare yang tidak menunjukkan mimik apapun, sepertinya ini bukan akubat fenomena itu. Tunggu, tapi wajah Kare memang default seperti itu, jadi aku tidak bisa menjadikannya sebagai acuan. Mataku kini mengarah pada Zlo dan syukurnya Zlo juga tidak panik. Lega rasanya mengetahui kalau ini bukan peristiwa mengayun, walaupun hanya menyimpulkan dari sumber yang tidak jelas, seperti respon ‘korban’. Setelah berhenti bergerak, ruangan waffle aneh ini membuka pintunya sendiri. Mataku hanya bisa terbuka sangat lebar melihat apa yang ku lihat. Mungkin ekspresiku sama seperti saat aku melihat kolam waffle tadi. Tepat di depan mataku, ada sebuah pelataran pesawan sangat luas. Berbagai jenis pesawat parkir di dalam banguan besar ini. Tidak hanya itu, di bagian lain belasan orang sedang merakit pesawat yang sebelumnya sudah pernah ku dengar wacana pembuatannya. Sebenarnya di mana kita saat ini? "Selamat datang di kantor kita Sam." "Tempat macam apa ini Zlo?" "Diameter mulutmu akan lebih besar saat ku tunjukkan kau sesuatu." Aku takkan percaya semudah itu, tapi untuk saat ini sudah cukup menakjubkan. Aku tidak bisa menutup mataku dari G-99 yang dikabarkan mampu menggabungkan supercruise, kemampuan manuver super, siluman, dan teknologi fusi sensor yang terbaru. Jika hal tersebut terjadi peswat itu akan menjadi jet tempur siluman terbaik, jadi tidak perlu lagi mengaktifkan steel mode seperti saat menggunakan 06-A kemarin di Feekuy. Satu lagi, DX-05T. Pesawat yang paling aku tunggu kemunculannya setidaknya sebelum aku meninggalkan dunia ini. Pesawat yang terinspirasi dari death ray milik tesla seorang inventor abad ke-19 ini memang datang dari neraka! Bagaimana teknologi ini menggunakan energi listrik yang dikonsentrasi untuk menjatuhkan (pesawat) dari jarak bermil-mil. Seperti dinding energi ultra mikro dengan energi maksimal. Kabarnya DX-05T ini dapat memancarkan death ray dengan lebih terkontrol dari sisi besar energi, jarak, hingga target. Bayangkan kau dapat menembak musuhmu tanpa terlihat menyerang dengan akurasi 100%. Sangat keren, tapi jika posisinya dibalik ini sangat kejam. Kami lanjut menyisir tempat gila ini yang mereka sebut ‘kantor’ tapi masih tidak ku ketahui. Tak lama kemudian, kami sampai di depan sebuah etalase pesawat tempur (lagi). "Ini milikmu Sam!" Sam menunjuk pesawat di dalam etalasi itu. Astaga! INI SUNGGUH LUAR BIASA! ini keren melebihi waffle, s**u dan buku! Pesawat itu luar biasa. Tapi lebih luar biasa lagi karna itu akan menjadi milikku sendiri. "Apa kau serius?" Tanyaku, yang sebenarnya belum melihat jenis pesawat ini dan tidak tahu apa kelebihannya. "Tentunya. Pesawat ini bisa terbang dalam area bumi ataupun menyebrangi bumi lain, untuk senjata mirip dengan 33-G dapat di-upgrade dan kekuatan utamanya ada di kecepatan. Akan selesai minggu depan." Zlo seperti tau apa pertanyaan dalam pikiranku, ia menjawab sebagian. Bagi pesawat yang memiliki keunggulan di kecepatan memang memerlukan pilot yang tepat karena kemampuan pilot dalam kontrol keseimbangan itu penting. Sepertinya aku memang cocok untuk pesawat ini. "Tapi, tunggu. Apa tugasku di misi ini?" "Sebentar lagi kau akan tau!" Kami masih berjalan di bangunan bawah tanah yang lebih menakjubkan dari kedai Ding Dong ini. ** "Selamat siang, ini Sam. Pilot sekaligus kapten kita" Aku? Kapten? Zlo memperkenalkan ku kepada sekelompok orang yang setelah itu bertepuk tangan. Sejujurnya aku bingung itu untuk apa. Mereka menyambutku dengan hangat sampai aku tidak tau harus melakukan apa. Aku hanya membungkuk, mengayunkan kepalaku dan memberikan senyuman terlebar satu persatu pada mereka. Ku pikir mereka akan menanyakan sesuatu atau mengajak ku ngobrol untuk sesaat atau sekedar formalitas, tapi ternyata tidak (sedih). Enam pulu detik setelah tepuk tangan dan menerima senyumku, mereka langsung kembali pada pekerjaan yang sedang mereka kerjakan. Bibir ini tau kalau harus segera merubah lengkungnya. “Jangan berharap mereka akan bertanya informasi pribadimu Sam” Celetuk Zlo dengan tawa kecil. “Kita berada di tempat di mana misi besar akan dilaksanakan, menanyakan informasi pribadi adalah hal yang tidak perlu. Aku mengenalkanmu tadi hanya agar kau tidak di tahan pihak keamanan dan jika ada yang mau kau tanyakan pada mereka, mereka tahu apa posisimu di sini.” Detail yang berlanjut dari mulut Zlo. Dasar korporasi individualis. “Baiklah aku mengerti, tapi kau belum menjelaskan di mana tempat ini berada dan tempat macam apa ini? Kenapa tempat ini menyatu dengan Kedai Ding Dong?” Kali ini aku benar-benar penasaran. “Ah, itu. Sekarang kita masih di Disep pastinya. Tempat ini memang dibangun secara rahasia, dan itu alasan setiap kedatangan pertama tim harus melewati pintu utama, yaitu kedai Ding-Dong. Oh ya kita sedang ada di bawah tanah. Untuk keberhasilan misi ini, kita merekrut pegawai yang berasal dari setiap bumi bagian. Dengan begitu kami akan mendapatkan penyusun strategi terbaik dari Auroert, pengembang teknologi terbaik dari Bogola, ahli kerangka badan mesin dari Yugyert yang terkenal dengan tambangnya, mengetahui keadaan alam khusus Feekuy & Iedhla, ahli gizi terbaik dari Ifralert, dan pilot terbaik dari Disep mungkin? Hahaha” Kali ini Zlo meninggikan ku sambil mengejekku. Bukan masalah besar. Tapi jawaban Zlo semakin membuatku yakin dengan misi ini. Mereka seperti telah mempersiapkannya dengan sangat matang. Anehnya kenapa aku tidak pernah mendengar misi sepenting ini dari dulu? Mereka pasti sudah sangat berkomitmen dan menjaga kerahasiaan untuk misi sensitif seperti ini. “Apa kalian akan terus membuang waktu dengan membicarakan hal tidak penting?” Ucap wanita yang dari tadi hanya mendengarkan dan melihat obrolanku dan Zlo. “Baiklah, ayo kita lihat bagian lain dari tempat ini.” Jawab Zlo meladeni Kare. Kare dan pekerjaan ini sangatlah serasi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN