XXX A MAN IN PRISON

1800 Kata
Author's Point of View Setelah mengetahui pesan di dalam cryptex, benar adanya mereka berdua sama-sama dalam keadaan memikirkan sesuatu, namun, mungkin saja isi pikiran mereka tidak sama. Jika Sam sudah jelas memikirkan apa maksud dari pesan itu atau kadar ketidak tahuannya mutlak, mungkin bagi Mr. Ekuador ini adalah informasi yang sedikit demi sedikit menjawab pertanyaannya. Semua itu bermula dari perkataan Anaro yang terus terlintas di benak Mr. Ekuador. Walaupun ia belum menyebutkan apapun tapi apa yang sebenarnya ia maksud dengan penyatuan bumi? Dan kenapa Mr. Anaro selalu merasa bahwa ini ada hubungannya dengan Sam.                 “Baiklah Sam, aku akan berusaha untuk menemukan maksud dari ini semua” Kata yang keluar dari mulut Mr. Ekuador setelah mendengar jawaban dari Sam. Pria tua itu menuturkannya sambil memegang pundak Sam, seakan ia telah membuat janji akan ucapannya.  Sam hanya mengangguk dengan kebingungan, bagaimana cara Mr. Ekuador membantunya? Lebih dari itu, dalam pikirannya Sam berbalik tanya, apakah ada sesuatu yang disembunyikan Mr. Ekuador? Kalimat penenang itu menjadi akhir pembicaraan mereka. -- Di dalam ruang kerjanya, Zlo selalu memikirkan apakah langkah yang ia ambil merupakan langkah yang benar. Semua ini menjadi sulit saat semua yang dikatakan Anaro sudah dibuktikan di depan matanya. Di balik senyum dan bahagia Zlo yang telah meraih posisi tertinggi dalam hidupnya, ia selalu dihantui oleh rasa bersalah atas segara sikapnya. Zlo mengepal kedua tangannya menjadi satu di atas meja. Dagunya terlihat menyandar pada kedua kepalan yang disanggah oleh kedua sikunya. Zlo memilah semua hal yang sudah ia hadapi untuk akhirnya memilih, harus berdiri di sebelah siapa dia. Tok tok tok Renungan Zlo dihentikan oleh sebuah ketukan pintu yang disusul oleh kedatangan seorang wanita.                 “Pagi pak, berikut laporan tanggapan masyarakat mengenai isu penyatuan bumi yang saya rakum dari beberapa media lima tahun kebelakang, saya juga sudah mengirim soft copynya ke mail kerja bapak.” Wanita itu menyodorkan satu bundle kertas di dalam map. Zlo yang cukup terkejut dengan kedatangan wanita itu mengangguk.                 “Apa ini sudah termasuk bumi bagian lain?” Sam bertanya sambil membuka berkas yang diberikan.                 “Baru Auroert saja pak, apa bapak butuh data negara bagian lain juga?” Wanita itu bertanya kebingungan, sebagai sekertaris Zlo dalam jabatan persiden Auroert, sudah pasti permasalahan yang menjadi urusan dan tanggung jawabnya hanyalah bumi bagian pertama itu. Lalu untuk apa Zlo meminta data milik bumi bagian lain? “Ah tidak perlu, tadinya aku hanya ingin melihat dari sudut pandang yang lebih luas. Kau boleh kerluar sekarang” Memotong rasa penasaran dan curiga sekertarisnya yang sangat terlihat dari nada, intonasi, bahkan mimiknya, Zlo dengan sigap mengatakan tidak dan berdalih semampunya. Wanita itu keluar meninggalkan Zlo dengan kesan mengiyakan alasan Zlo mencari tahu tentang bumi bagian lain. Di dalam pikiran Zlo masih bergejolak mengenai semua langkah yang sudah ia ambil. Sedangkan di sore yang sama, Anaro masih di dalam selnya dan terus tersenyum. Ini sangat aneh karena saat ini ia berada pada posisi terendah dalam hidupnya. Sungguh berbanding terbalik dengan apa yang terjadi pada Zlo, posisi tertinggi namun merasakan kegelisahan sepanjang harinya.                 “Mari kita lihat sejauh mana semua ini akan berjalan bahkan tanpa campur tanganku”                 “Aku sudah lama dan cukup bersabar untuk menunggu momen ini” Narasi yang diucapkan Anaro entah untuk siapa karena hanya ada dirinya di dalam sel itu. Sel yang berada di ruang bawah tanah penjara Auroert, tanpa cahaya dengan suasana yang lembab.                 “Hey mantan presiden gila, kenapa kau tersenyum?” Seorang sipir menghampirinya. Tidak ada perkataan maupun gesture Anaro yang keluar untuk pertanyaan yang diajukan sipir itu.                 “Jawab aku bodoh” Emosi itu tersulut dengan ketidakpeduian Anaro. Ia membuka sel Anaro dan menarik kerah bajunya hingga pria itu berdiri tegak. Kepalan di leher itu didorongnya hingga tubuh bagian belakang Anaro menempel tembok, nafas Anaro mulai sesak menahan dorongan pada lehernya.                 “Stuart” Anaro membaca seragam pria yang sedang mencoba untuk membunuhnya.                 “Aku akan mengingat namamu” pesan Anaro dengan sangat tenang saat nafasnya mulai habis. Anaro yang lama bukanlah orang yang dapat menahan emosinya seperti ini, ia lebih berapi api dalam melakukan bahkan memutuskan sesuatu. Semuanya berubah karena suatu alasan yang hanya ia ketahui.                 “Stuart!” Suara besar itu menghampiri Anaro dan Stuart yang sedang dalam adegan. Stuart melepas gengganmannya dan seketika Anaro mendapat nafasnya kembali.                 “Aku hanya memberinya pelajaran” Stuart membuat alasan dan meninggalkan Anaro yang tidak melepaskan pandangannya pada sipir yang sudah mencekiknya. Selepas Stuart meninggalkan Anaro, pria bersuara dan berbadan besar yang telah menyelamatkan Anaro dari kematian itu menghampiri Anaro.                 “Anaro, ada seseorang yang mau bertemu denganmu” ternyata pria itu datang untuk menyampaikan sebuah pesan. Kalimat itu membuat Anaro kembali tersenyum, seakan ia sudah tahu siapa orang yang akan ia temui. Anaro berjalan dengan tangan diborgol dan dua sipir yang berjalan di belakangnya, menuju ruang temu. Dari jauh dilihatnya seorang pria menggunakan topi dan jaket sedang duduk menunduk, tiba-tiba perasaan Anaro berubah, dari senang menjadi bingung, siapa pria yang datang menghampirinya? Semakin dekat semakin ia bingung dengan orang yang akan ia hadapi. Mereka sampai, tepat di depan pria itu kedua sipir meninggalkan mereka menjaga pintu bagian luar ruangan itu.                 “Siapa kau?” Anaro bertanya, kebingungan yang ia rasakan tadi berubah jadi kesal. Dia menganggap bahwa pria di depannya sudah membuang-buang waktunya dan secara tidak langsung mempermainkannya. Pria itu mengangkat kepalanya perlahan, semakin jelas wajah pria di depannya semakin terkejut Anaro, senyumnya kini hadir kembali dan semakin melebar.                 “Ekuador!”                 “Kau mengejutkanku!” Tenyata sesuai dengan dugaannya, Ekuador akan datang menemuinya.                 “Pelankan suaramu” Ekuador mengatakannya perlahan.                 “Baiklah.. baiklah.. Tapi mengapa kau harus serepot ini untuk menemuiku? Kau bisa menutup alasan menjengukku dengan jabatanmu?” Tanya Anaro pada pria tua bertopi itu.                 “Aku tidak sepertimu Anaro, jangan pernah kau menyamakan aku dengan dirimu.” Ucap Ekuador kesal, di sisi lain Ekuador memang cukup takut akan rumor, karena hal tersebut dapat dengan cepat menghancurkannya.                 “Tapi bukankah jika kau seperti ini (Anaro menunjuk Ekuador dengan kedua tangannya) dan diketahui oleh orang lain, hal ini akan terlihat semakin janggal?” Anaro memang sudah berubah, sepertinya volume otaknya telah bertambah.                 “Ah aku tidak peduli dengan itu, yang mau aku tanyakan adalah apa alasanmu datang kemari?” Anaro tidak memberikan kesempatan Ekuador untuk menjawab, ia sangat tau jika Ekuador akan menjawabnya dengan sedikit tersinggung dan emosional karena apa yang Anaro katakan memang benar. Ekuador menghela nafasnya, pikirannya yang sedang kacau membuat dirinya menjadi sedikit gegabah.                 “Anaro, apa yang sebenarnya kau rencanakan?” Situasi kini semakin serius, Anaro melipat kedua tanganya dan menyandarkan punggungnya pada kursi.                 “Kau sudah mengetahuinya Ekuador, kenapa kau masih bertanya?” Ekuador terdiam, sulit baginya untuk mempercayai semua kata yang keluar dari mulut Anaro.                 “Aku ingin bebas, aku ingin kau mengeluarkanku dari sini” Anaro mengisi keheningan yang dihasilkan oleh Ekuador.                 “Setelah itu?” Ekuador tetap bertanya meskipun ia sadar jawaban yang akan keluar dari mulut Anaro bisa saja bukan jawaban sebenarnya.                 “Setelahnya aku sudah bukan urusanmu lagi Ekuador,”                 “Jika kau benar-benar ingin mengetahui mengenai alasan terpecahnya bumi, kau tidak punya pilihan selain mempercayaiku. Kau sudah tidak bisa mengandalkan Zlo saat ini, ia tidak akan membuka mulutnya sedikitpun untuk memberimu sebuah penjelasan.” Lanjut Ekudor.                 “Satu hal yang ingin aku tanyakan padamu sebelum aku melepaskannmu, apa semua ini berhubungan dengan salah satu tim ku?” tentu orang yang dimaksud oleh Ekuador adalah Sam.                 “Mungkin?” Anaro tidak akan menjawabnya sebelum Ekuador mengeluarkan Anaro dari penjara. Ekuador juga tidak dapat berkomentar dengan jawaban yang diberikan oleh Anaro. Mereka berdua diam dengan menatap satu sama lain, berbicara sendiri di dalam pikiran. Hening mereka dihentikan oleh sebuah bel tanda bahwa waktu pertemuan sudah habis. Stuart dan temannya kembali menjemput Anaro untuk mengantar pria itu masuk kembali ke dalam selnya. Stuart yang masih terlihat kesal memperlakukan Anaro dengan sedikit kasar. Ekuador keluar dari tempat itu dan masuk ke dalam mobilnya, ia melepaskan satu persatu aksesoris yang ia gunakan untuk menutupi identitasnya, termasuk contact lens yang membuat identitasnya menjadi berubah saat di periksa sebelum masuk. Semua jawaban Anaro sama sekali tidak membantunya dalam menemukan jawaban yang ia cari. Kini Mr. Ekuador sepenuhnya masuk dalam perangkap Anaro. --- Langit Disep semakin gelap, matahari terus berlari dan kini ada di sebelah barat bumi bagian itu yang menandakan waktu sudah malam. Di dalam kamarnya Sam tidak berhenti memikirkan mengenai pesan yang belum terpecahkan sampai sekarang, pemicunya adalah Mr. Ekuador yang datang dan mempertanyakan masalah itu, seolah semua ini menjadi saling berkaitan. Malam ini, Sam kembali memimpikan hal-hal aneh yang sudah jarang ia temui, ia bermimpi sedang berbicara dengan seseorang di dalam sebuah laboratorium, mereka terlihat sedang membicarakan sebuah topik yang berkaitan dengan waktu, gravitasi, dan sisanya tidak jelas. Semua gambar dalam mimpinya samar-samar. Setelah itu, seperti biasanya ia memimpikan cahaya putih (lagi) yang sangat silau dengan guncangan yang sangat kuat, mimpi itu selalu membuat energi Sam habis, bukan hanya di dalam mimpinya bahkan ketika ia sadar. Sam menarik dan mengeluarkan nafas dengan sangat cepat hingga tersendak, ia segera berdiri dan meraih air di dalam kulkasnya. Meminum banyak air mineral dan mencari minuman bersoda yang selalu ia sediakan di dalam kulkasnya sebagai persiapan jika mimpi itu datang lagi, namun ia tidak dapat menemukannya. Tidak hilang akal, untuk memenuhi kebutuhan energinya Sam mengambil gula dalam kemasan yang biasanya digunakan untuk menyeduh minuman seperti teh dan s**u. Sam langsung mengambil tiga bungkus dan memasukkan gula itu kedalam mulutnya. Selain karena menyukai rasanya, salah satu alasan Sam sangat menyukai s**u segar adalah karena dia harus melakukan diet gula dengan tidak banyak mengkonsumsi gula di luar kebutuhannya. Bayangkan setiap Sam memimpikan cahaya putih yang menguras energi itu ia harus mengkonsumsi gula dengan jumlah yang sangat banyak, jika ia tidak menjaga makanan yang ia konsumsi sehari-hari, hal ini akan membunuhnya perlahan. Ini juga alasan kenapa ia sangat menyukai makanan manis, ia terlalu menahan dirinya sehingga keinginan itu kadang tidak terkontrol. Sam pernah mendatangi seorang dokter untuk bertanya mengenai mimpi itu. Awalnya ia mendatangi dokter umum sampai suatu malam ia menahan dirinya hingga pingsan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dan menemukan jawaban dari “Apa energinya benar-benar terkuras saat bermimpi”. Namun semua hasilnya normal, dokter tidak menemukan sesuatu yang ganjal. Setelah gagal mendapat jawaban dari dokter umum, Sam masih berusaha mencari tau jawabannya melalui dokter jiwa. Sam didiagnosis memiliki gangguan trauma yang Sam sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya membuatnya trauma.                 “Terlalu banyak hal yang ku pikirkan, pasti ini yang membuat mimpi-mimpi itu kembali.” Ucap Sam saat membaik setelah menelan 30gram gula putih. Di tempat lain, suatu tempat yang penuh dengan pancaran hologram layar, penuh dengan segala informasi tentang Sam, Mr. Ekuador terus mengulang potongan mimpi yang baru saja terjadi di dalam kepala Sam. Mr. Ekuador mendapat mimpi itu dari Chip yang dapat melihat mimpi induknya. Chip itu adalah chip yang menempel di belakang telinga Sam, dan sudah diperbaharui oleh Mr. Ekuador.                    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN