Ngaku-ngaku

1723 Kata

"Apa kamu bilang? mau ngurus Nasya?" mataku membulat dengan pandangan meremehkan. Bagaimana mungkin hal itu terjadi, sedangkan ia hanya akhir-akhir ini merasa peduli, tak dapat dipungkiri segala prasangka buruk mulai membayang di kepala, apalagi sejak dulu mereka berdua sudah kukenal licik dan cerdik apalagi menyangkut uang. "Iya, aku ayahnya apa itu salah?" tanya Mas Heri tanpa beban. "Aku cuma ga mau anakku terlantar, Mir, jangan egois." "Terus, kenapa kamu buat anak yang masih dalam kandungan ini terlantar? mana tanggung jawabmu sebagai ayah? anak belum brojol aja udah kamu tinggalkan gimana yang udah besar, gini-gini juga aku tahu ya cara didik anak," sergahku merasa tak terima. Mas Heri nampak kelabakan mempersiapkan jawaban, aku faham itu bukanlah suatu bentuk kasih sayangnya me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN