Happy Reading.
Malam itu Freya tengah menunggu kepulangan suaminya dari Australia. Mendengar suara deru mobil masuk ke halaman rumah, membuat Freya sangat antusias. Seminggu sudah Daniel pergi meninggalkannya dan hari ini adalah kepulangan sang suami. Freya sudah memasak makan malam yang istimewa, masakan kesukaan Daniel. Dia juga sudah berdandan secantik mungkin untuk menyambut kedatangan sang pujaan. Wanita itu bergegas membuka pintu saat terdengar ketukan. Senyum merekah Freya tampilkan demi menyambut kedatangan sang suami tercinta.
"Sayang aku kang—" Freya terpaku melihat sang suami yang datang tidak sendiri. Seorang wanita cantik dengan pakaian seksi terlihat menggandeng lengan Daniel dengan mesra. Wanita itu terlihat tidak terkejut melihat Freya, justru Freya lah yang terkejut karena dia menempelkan tubuhnya pada sang suami. Sudah seperti lintah saja.
"Ayo masuk, Beb. Ini rumahku yang sebentar lagi juga akan menjadi rumahmu," ujar Daniel pada wanita yang berada di sampingnya.
Keduanya masuk ke dalam rumah, mengabaikan Freya yang masih mematung dengan jantung yang berdegup kencang. Dadanya terasa sesak saat melihat Daniel membawa wanita lain masuk ke dalam rumah dengan mesra bahkan panggilan Daniel pada wanita itu juga begitu romantis.
"Daniel! Apa-apaan ini? Siapa dia?!" seru Freya menunjuk pada wanita yang kini tengah tersenyum sinis ke arahnya. Freya masih berusaha mengontrol emosinya agar tidak meluap meski dia jelas sakit hati saat melihat Daniel malah mengabaikannya.
Bukan pelukan hangat atau ciuman mesra seperti biasanya saat Freya menyambutnya, justru malah dia tengah memeluk wanita lain dan membawa wanita asing itu masuk ke dalam rumah.
"Freya, kenalkan ini Maya. Dia sebentar lagi akan menjadi istriku karena tengah mengandung darah dagingku," ujar Daniel dengan raut wajah biasa saja. Tidak ada raut menyesal atau merasa bersalah. Daniel merasa jumawa karena mengenalkan wanita lain yang tengah mengandung anaknya dan sebentar lagi akan dinikahinya itu.
Dada Freya terasa dihantam batu besar. Sakit dan sesak secara bersamaan. Matanya memanas kala melihat keduanya malah saling tersenyum mesra. Apakah Daniel tidak memikirkan bagaimana perasaannya? Apakah pria itu sedang mabuk atau tengah diguna-guna sehingga dengan tidak bersalahnya mengakui jika dia menghamili wanita lain, bahkan dengan terang-terangan akan menikahinya.
Freya menggelengkan kepalanya, dia masih tidak percaya dengan ucapan Daniel. Apakah itu artinya jika selama ini Daniel telah berselingkuh darinya?
"Sa-sayang? Kamu sedang nge-prank aku, kan? Iya, kan? Kamu tengah membuat skenario untuk memberikan kejutan buatku dan dia kamu bayar buat jadi wanita yang—"
"Cukup Freya, aku tidak pura-pura atau bahkan nge-prank kamu, kurang kerjaan saja. Dia ini benar-benar kekasihku, Lima bulan lalu kami meresmikan hubungan dan akhirnya Maya malah hamil anakku. Kami saling mencinta dan aku memutuskan untuk menceraikan mu demi menikahi Maya karena Maya tidak mau jadi madu," jawab Daniel lagi-lagi dengan tenang dan biasa saja.
Freya tersenyum miris sambil memajukan langkah mendekati sang suami. Apa tadi yang dia dengar? Bercerai? Daniel akan menceraikannya demi wanita lain?
"Hahaha, sebenarnya apa yang kamu katakan, Daniel? Lelucon macam apa ini, sayang?" Freya berusaha menggapai tangan Daniel, tetapi pria itu menepisnya.
Wajah Daniel kali ini berubah mengeras, dia menunjukkan ketidak sukaan pada Freya ketika wanita itu akan menyentuhnya. "Jangan pura-pura tidak paham, Freya. Meskipun kamu hanya wanita miskin dan yatim piatu, tapi aku tahu kalau kamu tidak bodoh. Mulai detik ini, dengan secara sadar dan tanpa paksaan, kamu Freya Alexa aku talak tiga dan detik ini juga kamu sudah bukan istriku lagi!"
Seperti terdengar suara bom yang membuat telinganya berdengung, Freya terkejut setengah mati. Matanya langsung memanas, jantung berdegup dengan kencang ketika mendengar kata-kata keramat yang meluncur dari bibir Daniel. Pria itu dengan tegas mengatakan talak tiga untuknya.
"Tidak Daniel! Apa maksudmu menceraikan ku? Apa salahku padamu? Selama ini aku selalu menjadi istri yang baik, penurut, dan tidak pernah menuntut. Tetapi kenapa tiba-tiba kamu ceraikan aku begitu saja? Apa salahku!" Freya berteriak dengan air mata yang menggenang.
Kenapa semuanya jadi seperti ini? Apakah dia sedang bermimpi? Sebenarnya apa yang terjadi sampai pria yang selama tiga tahun ini begitu lembut padanya dan mencintainya, tiba-tiba menceraikannya dan bahkan membawa wanita selingkuhannya yang tengah hamil ke rumah.
"Hahaha, kamu masih tanya kenapa? Apa kamu tidak mikir, selama tiga tahun kita menikah kamu belum juga hamil dan aku didesak untuk segera memiliki keturunan dan ternyata selama bersama Maya, beberapa kali berhubungan langsung bisa membuatnya hamil. Dia juga anak dari konglomerat dan tentu saja Maya lebih segala-galanya dari pada kamu!"
Luruh sudah air mata Freya kali ini, ternyata masalah itu yang membuatnya di duakan oleh sang suami. Memang benar jika dia sampai sekarang belum hamil dan tentu saja semua upaya sudah Freya lakukan. Dia sudah konsultasi ke dokter dan periksa tentang masalah kesuburannya. Hasilnya dia tidak mandul, Freya sehat dan masih bisa memiliki anak. Akan tetapi, kenapa suaminya terlalu gegabah menceraikannya hanya karena wanita yang belum lama dia kenal ini.
Suara derap langkah terdengar dari arah depan. Dua wanita beda usia masuk dengan langkah yang anggun. Freya tersenyum melihat kedatangan ibu mertua dan adik iparnya. Mereka harus tahu jika Daniel berselingkuh dan wanita selingkuhannya itu sampai hamil. Mereka juga harus tahu jika Daniel telah menceraikannya demi wanita itu. Freya akan mengadu dan meminta pertolongan.
"Daniel, ada apa ini?" tanya sang ibu menatap Freya dan Daniel secara bersamaan. Di sampingnya sang adik juga ikut melakukan hal yang sama sambil bersedekap d**a.
"Ma, untung Mama datang. Daniel membawa selingkuhannya yang sedang hamil, dia bahkan menceraikan ku, Ma. Tolong bilang sama Daniel untuk tidak menceraikan ku, hiks. A-aku tidak bisa berpisah dari Daniel, aku cinta sama dia, Ma!" Freya menangis di hadapan ibu mertuanya. Meskipun selama ini ibu mertua dan adik iparnya itu terlihat tidak suka padanya, tetapi bukankah seharusnya mereka merasa iba padanya dan memarahi Daniel karena telah mempermainkan istrinya.
"Daniel, dia yang namanya Maya? Jadi, dia sekarang hamil anakmu?" ujar sang ibu mertua membuat Freya membulatkan matanya. Apakah ibu mertuanya itu mengenal Maya?
"Iya Tante, saya Maya." Maya menyodorkan tangannya dan dibalas oleh Ratih dengan pelukan. Sepertinya Ratih terlihat bahagia.
"Kamu cantik sekali, sangat cocok dengan anak Tante." Kali ini bukan hanya sakit hati lagi yang Freya rasakan, tetapi kecewa luar biasa dan merasa sangat terhina karena ternyata ibu mertuanya sudah mengenal Maya.
"Ma! Kenapa Mama malah menerima dia! Seharusnya Mama—"
"Diam kamu wanita miskin! Dasar mandul, tidak berguna. Sudah cukup kamu menjadi menantu saya. Tidak ada yang bisa dibanggakan. Cih, dulu anak saya memang buta karena membawa wanita miskin seperti kamu, tidak ada yang bisa dibanggakan dari kamu itu selain wajah saja. Sudah miskin, tidak bisa punya anak lagi, tapi sekarang mata hatinya sudah terbuka dan berhasil mendapatkan wanita cantik dan kaya raya, apalagi sekarang Maya sudah hamil, itu artinya kamu yang mandul. Jadi, sebaiknya kamu cepat pergi dari sini karena kamu juga sudah diceraikan oleh Danie!" seru Ratih.
Freya kini mengerti, ternyata selama ini ibu mertuanya masih belum menerima karena dirinya hanya wanita biasa yang miskin dan tidak memiliki kekayaan apapun yang bisa dibanggakan. Sekarang Daniel juga sudah mulai bosan dan mencari wanita lain yang lebih segala-galanya dari dia.
"Kalian ini memang keluarga yang tidak pandai bersyukur. Lihat saja, kalian akan menyesal karena telah membuang ku. Kita lihat, apakah wanita itu bisa membuat keluarga kalian bangga atau malah sebaliknya!" ujar Freya dengan tatapan tajam.
Mereka tidak tahu saja jika sebenarnya dia adalah putri dari konglomerat yang memiliki kekayaan se-Asia. Freya memilih menjadi wanita biasa agar bisa mencari cinta sejati karena selama hidupnya dia dipenuhi oleh para penjilat.
Bersambung.