Beberapa hari kemudian, Minggu kembali tiba dan syukurnya Nana telah sembuh. Semakin hari Nana dan Max juga semakin dekat. “Mas, nanti aku mau main ke rumah Mama, boleh ya? Aku kangen sama Mama.” tutur Nana yang sedang mengoleskan selai strawberry ke rotinya. “Ya, boleh, aku juga sekalian mau main ke sana. Udah lama juga 'kan kita ngga ke sana?" Nana menganggukan kepalanya. “Oke.” Senyum manis sontak tercetak di wajahnya. “Oh, iya Mas,” Max yang sedang menyeruput kopinya sontak mengalihkan pandangannya ke istrinya, meletakkan gelasnya ke meja. “Kenapa?” “Hm, katamu kalau aku sudah sembuh, kamu akan memberikanku hadiah dan sekarang aku sudah sehat. Hadiahnya mana?” tutur Nana seraya menadahkan kedua tangannya ke arah Max, menagih janji yang pernah diucapkan suaminya Max menyunggin

