Negosiasi

1283 Kata
Rex memejamkan mata, menikmati service dari salah satu wanita yang sedang memanjakan sang juni-or. Entah kenapa setelah meninggalkan gadis yang bernama Virsi, hasrat Rex melonjak naik, menuntut kepuasan malam ini juga. “Yeah, I like this!” desah Rex menggila karena gairah. Teknik o-ral wanita sewaannya begitu lihay. Professional. Tidak lama kemudian, Rex sudah mencapai kepuasan tanpa perlu masuk ke dalam sangkar! Jauh lebih aman! Memang kenikmatannya pasti berbeda, tapi Rex juga tidak ingin bermain dengan sembarang wanita! Lebih baik bersabar, siapa tau sebentar lagi calon istrinya muncul! Siapa tau sebentar lagi Virsi akan menyetujui rencananya kan? “Ini untukmu, aku akan menghubungimu lagi nanti.” “Baik, Tuan!” ucap wanita itu girang karena Rex memberi cukup banyak. Rex baru saja selesai membersihkan diri saat ponselnya berdenting. Ada pesan masuk. ‘Siapa yang mengirim pesan selarut ini? Nathan kah?’ Tidak. Ternyata bukan Nathan, tapi dari Virsi. Rex mengerjap saat membaca isi pesan teks dari gadis itu, takut salah baca. Mungkin saja karena terlalu lelah membuat mata Rex salah lihat atau berhalusinasi. Tapi tidak, berapa kalipun membaca, isinya tetap sama. Rex tidak salah lihat. Rex tidak salah baca. ‘Aku ingin kita bertemu besok siang untuk membahas mengenai pernikahan kontrak yang kamu tawarkan padaku.’ Itulah isi pesan dari Virsi. Apa itu artinya calon istrinya akan benar-benar muncul? Semoga saja iya, karena Rex sudah bosan ditanya mengenai pernikahan oleh mommy Kirei! ‘Aku akan datang ke kantormu besok jam 11 siang,’ balas Rex cepat, tidak ingin membuat Virsi berubah pikiran jika dirinya telat merespon. ‘Okay!’ Hanya itu balasan yang diterima Rex. Singkat dan menyebalkan. Tapi tidak masalah, karena rencananya kini sudah semakin dekat! Setelah itu Rex terlelap dengan senyum terkembang di wajah tampannya. Keesokan harinya… Virsi tiba di kantor dengan perasaan campur aduk. Merasa ragu sendiri dengan hal gila yang akan dilakukannya sebentar lagi. Dipikirkan dari segi manapun, bagaimana mungkin dirinya mengambil keputusan seperti itu? Membicarakan pernikahan kontrak dengan pria asing? Pernikahan yang sakral dijadikan kontrak? Dirinya pasti sudah gila! Tapi masalahnya Virsi tidak bisa mundur lagi! Virsi tidak ingin membuat mommy Vanya terus menerus mengkhawatirkannya! Terlebih setelah Virsi tau kalau mommy Vanya mendesaknya menikah karena tidak ingin dirinya terjebak dalam kenangan masa lalu bersama Jeff! Jadi Virsi harus berusaha membuktikan kalau dirinya bisa memulai awal yang baru dengan pria lain. Dan pria yang bisa diandalkan saat ini hanyalah Rex! Memikirkan hal itu membuat tekad Virsi semakin bulat meski sadar kalau keputusannya keliru, tapi sudahlah, lakukan saja dulu yang penting orangtuanya tenang dan senang! “Siska, nanti kalau ada yang namanya Rex datang, langsung bawa masuk ke ruanganku aja ya,” beritahu Virsi. “Oh, Rex calon suami kamu ya?” goda Siska membuat Virsi mengernyit bingung. Bagaimana Siska bisa mengatakan hal itu? “Aku dengar dari anak-anak kemarin setelah event selesai,” kekeh Siska memberi penjelasan sebelum boss sekaligus sahabatnya bertanya. Virsi mendesah pelan, sadar kalau gosip mengenai dirinya dan Rex sudah tersebar luas! “Jadi selama ini kalian sering bergosip setelah event! Dasar!” “Eh, kamu nggak marah kan?” tanya Siska, sedikit takut. Mungkin takut dipecat. Marah? Tentu saja tidak, jika harus marah pun Virsi hanya akan memarahi Rex. Bukan Siska dan teamnya! Jika Rex tidak berkata macam-macam, maka mereka juga pasti tidak akan salah sangka seperti ini kan? Jadi kesalahan awal memang ada pada Rex! “Tidak kok. Kamu tenang aja. Sekarang lebih baik kembali bekerja, okay?” Virsi masuk ke dalam ruangan dan mencoba konsentrasi dengan pekerjaannya. Virsi masih sibuk berkutat di depan laptop saat pintu ruangannya diketuk pelan dan muncul Siska diikuti Rex! Saat itu juga jantung Virsi kembali berdebar kencang! Siallll! Rex duduk tanpa dipersilahkan, terlihat dominan. Kini di dalam ruangan hanya ada dirinya dan Rex. Jujur saja hal itu membuat kegugupan Virsi semakin menjadi-jadi, tapi dirinya tidak mungkin mundur! Virsi bukan seorang pengecut! “Jadi apa yang ingin kamu bicarakan? Apa kamu menerima tawaranku untuk menjalani pernikahan kontrak?” tanya Rex membuka pembicaraan. “Apa kamu sedang terburu-buru mencari pasangan?” ejek Virsi. “Mungkin! Karena aku bosan didesak dengan pertanyaan seputar pernikahan dan aku rasa kamu juga merasakan hal yang sama sepertiku!” aku Rex tanpa menutupi apa yang dirasakannya. Virsi hanya diam, tidak membenarkan, tapi juga tidak menyangkal. “Lalu apa rencanamu tentang pernikahan kontrak ini?” tanya Virsi setelah berpikir selama beberapa saat, menimbang-nimbang baik buruknya jika menyetujui tawaran Rex. Jujur saja Virsi tidak ingin membohongi kedua orangtuanya, terlebih pernikahan adalah hal sakral, tapi Virsi juga tidak ingin membebani pikiran mommy Vanya terus menerus. Terlebih sekarang, setelah Virsi tau kalau mommy Vanya mendesaknya untuk menikah bukan hanya karena hal remeh, tapi karena sang mommy khawatir kalau Virsi masih tidak bisa melupakan Jeff, hal yang mungkin ada benarnya. “Seperti yang aku katakan kemarin, kita hanya perlu menikah kontrak dalam jangka waktu tertentu, mungkin selama 2 tahun? Setelah itu kita bisa berpisah sesuai kesepakatan. Dan selama pernikahan, kamu bebas melakukan apapun, begitu juga denganku asalkan tidak ada yang tau mengenai perjanjian kita. Aku tidak ingin menciptakan masalah. Dan yang pasti jika masing-masing diantara kita memiliki hubungan dengan orang lain, jangan sampai ada yang tau sampai kontrak kita berakhir. Bagaimana?” “Kenapa kamu menawarkan hal ini padaku?” “Bukankah sudah aku katakan kalau aku bosan didesak mengenai pernikahan terus menerus? Sejujurnya aku tidak ingin menikah, lebih tepatnya aku tidak ingin terikat dengan hubungan ataupun komitmen. Dan hari itu, di café December, aku mendengar pembicaraan kamu di telepon, dari situlah aku tau kalau kamu juga didesak menikah oleh orangtuamu, jadi tidak ada salahnya kalau kita bekerja sama kan?” “Tapi kenapa harus aku?” cecar Virsi. “Karena kamu berada di waktu yang tepat! Dan aku juga sudah menyelidiki asal usulmu. Aku tau kamu berasal dari keluarga baik-baik, lagipula aku tidak mungkin menawarkan kesepakatan seperti ini kepada sembarang wanita kan?” “Lalu apa ada hal lain yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama kontrak pernikahan berlangsung?” tanya Virsi memastikan, tidak ingin terjebak. “Tentu saja ada!” “Apa? Aku ingin memperjelas semuanya. Aku tidak ingin tertipu oleh pria licik sepertimu!” ketus Virsi dengan tangan bersedekap di depan da-da. Rex tertawa kecil, sama sekali tidak merasa tersinggung dengan ucapan gadis di depannya. Sekarang bukan waktunya mengutamakan ego, disaat gadis itu sudah hampir menyetujui tawarannya, Rex harus bisa bersabar. Rex tidak ingin pusing mencari partner lain untuk menikah! Virsi memiliki kualifikasi yang mumpuni. Gadis itu berasal dari keluarga baik-baik. Memiliki pekerjaan yang mapan. Mandiri. Cantik. Meski Rex yakin kalau dirinya tidak akan jatuh hati pada Virsi, tapi Rex juga tidak mungkin mengabaikan paras dan fisik kan? Menantu dari keluarga Parker tentu tidak boleh terlihat memalukan! Harus mendekati sempurna agar cocok berdampingan dengannya! Rex yakin kalau Virsi tidak memiliki potensi untuk menjadi gold digger! Rex benci wanita materialistis yang hanya ingin memanfaatkan kekayaan keluarganya! “Begini, yang berbeda hanyalah pernikahan kita memiliki jangka waktu dan kita bebas melakukan apapun asalkan tidak membuat orang lain curiga. Selebihnya aku ingin kita menjalani kehidupan pernikahan seperti pasangan suami istri pada umumnya, dalam hal apapun,” tegas Rex penuh penekanan membuat Virsi memicing curiga. “Pasangan suami istri pada umumnya? Apa maksudmu sebenarnya?” Entah kenapa Virsi merasa ada arti terselubung dari ucapan Rex barusan. “Apa kamu benar-benar tidak mengerti ucapanku? Atau pura-pura tidak mengerti?” “Jika mengerti aku tidak akan bertanya! Lagipula aku perlu penjelasan dan kepastian dari setiap ucapanmu!” sungut Virsi tidak terima. “Begitukah? Baiklah, aku akan perjelas kalimatku. Aku ingin kita hidup seperti pasangan suami istri pada umumnya. Aku ingin kamu melakukan kewajibanmu sebagai seorang istri, begitu juga aku yang akan melakukan kewajibanku sebagai seorang suami. Dan itu mencakup semuanya, termasuk urusan ranjang! Aku ingin kita memiliki anak!” jelas Rex cepat, tanpa keraguan membuat Virsi shock!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN