Kota Jakarta, kediaman orang tua Aldo. Jihan bersama ke dua orang tuanya kini datang ke kediaman Aldo. Sudah cukup lama mereka bersabar menunggu kepastian rencana pernikahan Jihan yang sudah tertunda berbulan-bulan lamanya. Bahkan semua persiapan sudah hampir rampung. Pakaian, dekorasi, WO hingga undangan pun siap dicetak. Hanya saja, Aldo masih mengulur waktu dengan berbagai alasan yang kini tidak masuk akal bagi Jihan. “Selamat sore, Jeng … Silahkan masuk,” ucap Meri—ibunda Aldo menyambut baik kedatangan calon besannya itu. Ibunda Jihan hanya tersenyum tipis. Ia masuk ke rumah itu lalu ia dudukkan bokongnya dengan lembut di atas salah satu kursi tamu di rumah itu. “Aldonya ada’kan, Jeng?” tanya ibunda Jihan. “Ada, lagi di kamarnya. Kebetulan hari ini’kan weekend. Jadi Aldo tidak kem

