Pertemuan dengan Yang Mulia membahas hal yang sama seperti pembahasan Gilbert dengan James. Ketika Gilbert menanyakan perihal sihir dan orang-orangnya, Gilbert mendapati bahwa Raja terlihat sangat marah. Jika benar yang dikatakan oleh James, berarti selama ia hilang telah ada kebusukan Kerajaan yang disembunyikan. Tugas yang diberikan Raja sepenuhnya sama; menyelidiki hilangnya p*****r-p*****r kelas atas di Westminster.
“Apa pemujaan terhadap iblis juga membutuhkan tumbal seorang wanita? Terlebih, wanita-wanita p*****r?” Gilbert menyesap tehnya. Seduhan teh ceylon hangat dengan beberapa hidangan pendamping.
“Kenapa Tuan Muda menanyakan itu?”
Sudut bibir Gilbert tertarik. “Karena kau iblis ‘kan?”
Dalam keadaan apapun, Gilbert selalu berhasil membawa getaran senang pada diri manusia Nicolin. Ia baru saja mengikuti sang mangsa, dan Tuan Muda yang ia layani telah begitu banyak memberikan kejutan menyenangkan yang membuatnya benar-benar tak sabar melahap jiwanya. Usia belia benar-benar tak menghalangi langkahnya. Keyakinan yang absolut.
Kemurnian seorang manusia seolah telah rembas binasa dari dalam hatinya. Pada kemungkinan ketika Nicolin berpikir bahwa seorang belia sepertinya pastilah memiliki setidaknya setitik kemurahan hati, nyatanya semua itu telah pergi. Seperti keyakinannya bahwa Tuhan telah mencampakkannya pada sudut terkotor kehidupan. Gilbert bisa hidup dalam kedamaian, tapi ia membuang semuanya dalam balutan ambisi besar. Ambisi yang perlahan-lahan menggelapkan hatinya. Membuatnya menjadi manusia paling kotor yang pernah Nicolin layani. Berabad-abad ia mengabdikan diri pada mangsa yang beragam, berabad-abad ia melihat manusia-manusia membuang moralitas, tapi tak pernah sekalipun ia merasa begitu tertarik. Jiwa-jiwa pendosa terasa biasa, tapi jiwa Gilbert benar-benar istimewa.
Sekarang, hati sang Tuan Muda benar-benar penuh sesak dengan emosi negatif. Dendam yang terus dan terus membuat hatinya semakin tertelan kegelapan. Dendam yang menjadi tujuannya mengikat sumpah darah dengan Nicolin.
Gilbert mendecih. “Kau selalu menatapku dengan sorot mata menjijikkan.” Serunya tajam.
Nicolin tersenyum, membungkuk sopan. “Maafkan saya, Tuan Muda.”
Gilbert menyesap tegukan terakhir teh di dalam cangkirnya. “Aku tahu, kau benar-benar tidak sabar memakanku. Bersabarlah, layani aku dengan sepenuh hati dan kau akan mendapatkan bayaranmu.” Kemudian ia tertawa. “Aku lupa, mana mungkin iblis memiliki hati.”
Nicolin mengangguk takzim. Semua yang dikatakan Gilbert adalah kebenaran. Dia sama sekali tak memiliki rasa takut, bahkan meski ia tahu akhir hidupnya adalah tragedi mengerikan. Menggadaikan jiwa kepada iblis bukan sekadar perjanjian, ada konsekuensi besar yang harus ditanggung.
“Kau akan mulai membantuku besok, lakukan apapun yang ku perintahkan.”
Nicolin membungkuk, meletakkan tangan kanannya di bawah d**a. “Baik, Tuanku.”
---
“Darcie Howard, Alexandra Wells, Mariam Hopkins, Alexa Mccarthy. Mereka berempat adalah nama-nama p*****r kelas atas seperti Nell Gwyn. Ternyata cukup banyak juga p*****r kelas atas yang ikut hilang. Mereka semua terlalu mencolok, karena sering tampil sebagai penyanyi.”
“Mereka berlima ada di wilayah yang sama, tetapi di tempatkan di bangunan yang berbeda.”
Gilbert membelalak. “Aku ingin memastikan sesuatu.”
Nicolin melirik sang Tuan Muda. Ada sorot tak terdefinisi dari kedua bola matanya. Pikiran Gilbert sangat tajam untuk berbagai hal, termasuk menyadari bahwa ada yang ganjil dari kasus yang baru saja diserahkan kepadanya.
“Bolehkah saya bertanya, Tuan Muda?”
“Hm?”
“Tuan James memerintahkan untuk mencari tahu mengenai hilangnya para wanita ini meskipun pihak kerajaan sudah memiliki tim sendiri yang menangani. Jika begitu, bukankah apa yang Tuan Muda lakukan termasuk dalam kategori illegal karena tidak ada surat berstempel khusus dari Yang Mulia? Apakah itu tidak membahayakan posisi Tuan Muda sebagai kepercayaan Raja?”
Gilbert mengangguk. “Sangat membayakan, lebih tepatnya. Keluarga Grey telah mengabdikan dirinya selama berabad-abad kepada Yang Mulia. Gelar Marquess harusnya tak diturunkan tapi diberikan kepada siapa yang pantas. Tapi keluarga Grey selalu dianggap pantas bahkan sepupuku yang i***t dan gemar berfoya-foya itu juga dianggap pantas. Ah, kau mungkin belum bertemu dengannya. Kau akan tahu betapa anehnya hal ini setelah kau bertemu dengan si i***t yang sayangnya adalah kerabatku.” Gilbert kemudian terkekeh pelan. “Belakangan aku mulai tahu alasannya, ya meski ini hanyalah asumsiku belaka.”
“Alasan?”
“Count dan Viscount seharusnya tidak dibuat turun-temurun untuk menghindari pemberontakan, tetapi pemerintahan Yang Mulia membuat sebaliknya. Mereka dibuat memiliki sistem gelar turun-temurun karena mereka bekerja di pengadilan Kerajaan. Kehakiman Kerajaan sangatlah absolut. Apapun yang sudah diputuskan, sulit untuk dirubah. Gelar itu dibuat turun-temurun karena pihak Kerajaan juga tidak ingin membahayakan diri mereka sendiri. Mereka percaya jika keturunan membuat mereka gampang untuk mengendalikan. Padahal ku kira, pemberontakan akan semakin kuat jika mereka adalah kerabat.” Gilbert tersenyum sinis. “Bodoh.”
“Jadi, keluarga Grey mendapatkan gelar turun-temurun karena kemungkinan besar mereka ingin mengendalikan Grey sebagaimana pemahaman mereka?”
Gilbert mengangguk. “Fakta bahwa pendahulu-pendahulu ku selalu taat kepada Raja adalah buktinya. Aku masih harus mencari tahu lagi. Jika alasannya hanya untuk mengendalikan, ku rasa tidak harus keluarga Grey. Tapi catatan keluarga menuliskan bahwa keluarga Grey selalu mendapat gelar Marquess dan Marchioness sejak dulu meski ku rasa tidak mungkin seluruh keturunan Grey diberkahi kecerdasan dan keterampilan yang mumpuni untuk membantu Kerajaan. Ku pikir, bukankah ada sesuatu antara Grey dan Kerajaan hingga semua ini terjadi?”
Tajam, begitulah pemikiran Gilbert. Nicolin menarik sudut bibirnya tanpa sadar. Kekaguman kepada entitas terlemah seperti manusia tak pernah ia rasakan. Mereka terlalu lemah dan mudah digoda, hingga tak ada yang tersisa untuk dikagumi. Tapi Gilbert selalu memberinya kejutan. Perlahan, Nicolin mulai menikmati getaran kagum di tubuh manusianya ketika Gilbert tanpa sadar menunjukkan seberapa tinggi derajatnya sebagai manusia. Bukan karena ia bangsawan, bukan pula karena ia tangan kanan Raja, tapi Gilbert menaikkan derajatnya dengan caranya sendiri, dengan dirinya sendiri tanpa bantuan siapapun.
“Jika Kerajaan secara khusus memberikan perhatian kepada keluarga Grey selama itu, pasti alasan utamanya bukan karena kemampuan—meski itu juga berperan penting. Setidaknya, pasti ada motif lain mengapa Kerajaan begitu mengistimewakan keluarga Grey.”
Gilbert mengangguk. “Ada sesuatu yang aneh. Aku tidak terlalu memikirkan itu sebelumnya meski aku curiga. Tapi usai insiden pemujaan itu, pikiranku selalu tertuju pada hal itu. Meski aku adalah keturunan Grey, aku tetap merasa ada banyak hal yang tidak ku ketahui. Aku juga yakin dari seluruh garis keturunan Grey, pasti ada setidaknya satu orang saja yang berkhianat kepada Yang Mulia terdahulu. Tidak mungkin leluhurku seluruhnya patuh.”
“Jika benar seperti perkiraan Tuan Muda, keberadaan Tuan Muda di aula pemujaan itu bukanlah kebetulan belaka. Kemungkinan seseorang berusaha membunuh anda, atau mungkin keluarga Grey.”
Gilbert menyungging senyum tipis. Pandangan matanya menajam kemudian terkekeh pelan. “Tidak masalah. Aku memiliki ribuan cara untuk membalas semua itu jika benar seseorang berusaha membunuhku, membunuh seorang Gilbert Grey.”
Nicolin menyeringai samar. Benar, aura gelap pekat itu selalu tercium bak aroma masakan lezat. Aura pendendam sejati yang belum pernah ia temukan sejak ratusan tahun silam. Manusia selalu berubah dari generasi ke generasi, tetapi tak satu pun yang menyamai kuatnya aroma jiwa terkutuk sebagaimana Gilbert Grey. Setiap manusia selalu punya dendam, tetapi tidak ada yang murni tanpa setitik kemurahan hati. Gilbert Grey adalah mangsa impian golongannya, dan ia merasa beruntung menjadi iblis yang akan menikmati jiwa terlezat itu.
“Aku harus kembali menyelidiki ini. Ku rasa memang ada yang tidak benar dengan kasus ini, dan aku yakin sekali tim milik kerajaan tidak cukup cakap untuk menanganinya. Penjilat-penjilat berotak kosong.”
Nicolin mengangguk dan segera mengekor langkah Gilbert. Nicolin menyiapkan sebuah kereta kuda, yang Gilbert sendiri heran bagaimana mungkin bisa sangat mirip dengan milik keluarganya yang sudah habis hancur terbakar bersama mansionnya. Tujuan mereka sesuai dengan perintah James, dan Gilbert bahkan mengantongi izin bertempel Raja untuk menghindari kendala. Ia tidak mau tahu bagaimana James mendapatkan itu, yang jelas dia telah menjamin bahwa semua ini tidak akan membahayakan posisinya di sisi Kerajaan.
Ketika Gilbert menginjakkan sepatunya pada kawasan itu, segalanya tampak berbeda. Salah satu distrik di dekat kerajaan yang menjadi pusat distrik hiburan para bangsawan kelas atas tak tampak ramai sebagaimana biasanya. Daerah itu selalu tampak riuh dengan beragam bangsawan dari berbagai kelas yang mencari hiburan atau sekadar berjalan-jalan. Seolah tidak pernah tidur, distrik itu selalu sibuk.
“Sejak berita hilangnya para aktris kelas atas itu menyebar, banyak bangsawan yang enggan kemari karena takut dicurigai terlibat dengan insiden itu. Apalagi ketika mereka mendengar bahwa Yang Mulia sampai membentuk tim khusus untuk penyelidikan ini.” Nicolin menunduk, berbisik kepada Gilbert.
“Dari mana kau tahu?”
Nicolin menyeringai tipis. “Kemampuan seorang pelayan.”
Gilbert memutar bola matanya. Ia sangat mengerti jika Nicolin jelas memiliki kemampuan yang jauh dari pelayan-pelayannya yang dahulu, dan ia bahkan lupa bahwa sosok pria tampan yang berdiri di dekatnya sebagai pelayan hanyalah bentuk manusia fana dari sesosok iblis pemakan jiwa.
“Keramaian akan sangat memudahkan kita untuk melakukan penyelidikan ini karena kita bisa menyamar seperti bangsawan lain yang hendak mencari hiburan. Tapi dengan kondisi yang seperti ini, para penyelidik Kerajaan itu akan dengan mudah menemukanku.” Gilbert menghela napas. “Mendadak aku menyesali peranku yang sangat sering menunjukkan identitas.”
Nicolin membuka tasnya, menyerahkan sebuah kain panjang dengan tudung berwarna hitam. “Karena itulah saya membawa ini, Tuan Muda. Mungkin tidak terlalu bagus karena akan menyembunyikan keindahan Tuan Muda, tapi setidaknya sosok anda tidak akan terlalu mencolok. Pihak Kerajaan belum mengetahui tentang identitasku sebagai pelayan baru Gilbert Grey, hanya Tuan James saja. Jika kemungkinan kita bertemu dengan para penyelidik itu, aku akan yang menghadapi mereka karena mereka tidak mengenalku.”
Gilbert tersenyum. “Bagus.”
Nicolin segera memasangkan kain panjang itu serapi mungkin hingga wajah Gilber tidak terlihat secara jelas. Nicolin bahkan menyiapkan pakaian lain dan juga sepatu yang semua itu jelas bukan pakaian mewah seperti yang biasa Gilbert gunakan sebagai seorang Marquess.
“Maaf, Tuan Muda. Ini semua demi penyamaran yang aman.”
Gilbert mengangkat bahu. “Tidak masalah.”
Meski semua atribut yang digunakan olehnya tidak tampak mewah seperti biasa, Gilbert sama sekali tidak merasa terganggu. Nicolin juga mengganti pakaian formalnya dengan setelan biasa seperti yang orang-orang distrik ini kenakan.
Penyamaran mereka sempurna, sekarang apakah tujuan mereka juga akan berakhir dengan sempurna?
-----