Di dalam kamar mandi Tari nampak melamun sambil berendam. Tari mengingat kembali kejadian semalam.
Kenapa Sisil tega banget kerja sama dengan kak Keren untuk menjebakku. Mungkin benar kata kak Erlangga kalau aku terlalu polos.
Ya Allah terima kasih telah menjagaku dari lelaki picik dan breng sek seperti kak Keren. Meskipun aku sadar kalau perbuatan kak Erlangga yang menolongku tidaklah juga benar. Setidaknya yang menyentuhku adalah calon suamiku yang benar-benar mencintaiku.
Kalau pun memang ayah dan kak Tara ingin memindahkan kuliahku kembali ke Jakarta aku sudah pasrah. Pasti mereka sangat mengkhawatirkanku. Mereka pasti takut jika ke depannya kejadiannya bakalan terulang.
Maafkan aku ayah, bunda, kak Tara karna gak bisa menjaga diriku. Gumam Tari pelan lalu menangis dalam diamnya ha
