Bagian 4

1493 Kata
Samar-samar aku merasakan ada elusan-elusan halus di kulit telanjangku, dari betis bergerak naik dengan perlahan ke pahaku. Naik lagi sampai tiba di kedua payudaraku. Dapat kurasakan tangan-tangan besar kasar yang kapalan meremas kedua p******a lembutku. Awalnya lembut tapi kemudian berubah kasar, meremas dengan kuat kedua payudaraku. Tak dapat kutahan rintihan keluar dari bibirku. "Hhmmm..." Tak berapa lama tangan itu digantingan oleh sebuah mulut, mulut seseorang yang aku tidak tahu siapa. Mataku terpejam erat dan anehnya aku tidak ingin membuka mataku, saat ini aku hanya ingin merasakan, merasakan jamahan orang itu diseluruh tubuhku. Orang itu menghisap payudaraku dengan sangat kuat, seperti bayi yang kehausan. Mengulum, menjilat serta menggigit-gigit putingku. Tidak ada yang bisa kulakukan selain menikmati sensasinya. Ini gila, aku tidak tahu siapa orang yang sedang menghisap payudaraku sekarang ini tapi aku sangat menikmatinya dan tidak ingin orang ini menghentikannya. "Aahh...hhmm...hhmm", erangan keluar dari mulutku, erangan penuh kenikmatan. Sudah banyak pria yang menghisap, mengulum dan menjilati payudaraku, tapi ini rasanya berbeda. Tidak ada yang seperti ini. Sangat nikmat. Tanpa melihat, tanganku bergerak ke kepalanya, meremas kuat rambutnya. Berbeda dengan tangannya yang besar, kasar dan kapalan, rambut orang ini sangat halus dan lembut. Mulutnya menggigit putingku dan menariknya kuat sekali, seperti ingin mencopotkannya. "AAAHHH", aku menjerit kesakitan, semakin kuat meremas rambut orang itu menariknya ke atas ingin menjauhkan kepalanya dari payudaraku. Tapi kemudian orang itu menjilati putingku,rasa sakit itu hilang digantikan dengan rasa nikmat yang menjalar sampai ke daerah sensitifku. Kemudian putingku di lepas, orang itu bergerak ke bawah tubuhku. Aku terbaring diatas tempat tidur, pasrah menantikan apa yang akan dilakukannya selanjutnya. Kedua kakiku di tekuknya diatas tempat tidur, kemudian direnggangkannya lebar-lebar. Beberapa lama dia hanya diam, tidak bersuara dan tidak melakukan apa pun padaku. Aku masih menanti dan menunggu, tidak tahu apa yang sedang dilakukannya. Masih belum ingin membuka mataku, aku menggeliat-menggeliat tidak sabar. Dan kemudian itu pun datang, kurasakan mulutnya di vaginaku, menghisap dan menjilati dengan rakus dan tergesa-gesa. Seolah ingin melahap habis vaginaku. Terdengan suara geraman orang itu ditengah-tengan aktivitasnya, seperti suara binatang yang kelaparan dan marah. "Aahh...ohhh," aku tidak siap dengan kejutan ini. Punggungku melengkung keatas menikmati perlakuannya pada vaginaku. Kepalaku menengadah ke atas, tanganku mencari-cari sesuatu untuk kujadikan pegangan. Aku meremas selimut dengan kuat. Aku seolah terbang ke dunia lain yang belum Pernah kukunjungi sebelumnya. Pria itu memasukkan satu jari kedalam vaginaku, jari-jari yang panjang dan juga kasar. mengeluar-masukkannya di dalamku dengan cepat kemudian menambahkan satu jari lagi. "Oh, God..." Tanpa menghentikan kedua jarinya di dalamku, pria itu mengangkat pantatku sedikit, kurasakan bantal diletakkan di bawah pantatku, kemudian menambahkan satu jari lagi ke dalam vaginaku. Bergerak sangat cepat, semakin cepat, hampir brutal mengobok kewanitaanku, sambil mengeluarkan suara geraman tertahan. aku seakan hancur, tidak sanggup menahan sensasinya. Pria ini gila. Tidak tahan dengan serangannya, aku melayang ke puncak kenikmatan yang tiada taranya, menghilangkan kewarasanku dalam sekejap, aku mengejang dalam o*****e yang sangat dasyat. Belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan dia belum berada di dalamku sama sekali. Ini gila. Aku gila. Benar-benar gila. Aku bernapas dengan terputus-putus, masih berusaha menenangkan diriku dari sisa o*****e yang menghancurkan pertahananku. Sangat dasyat. Kami berdua terdiam. Setelah aku mencapai kenikmatanku, pria itu menghentikan jarinya. Aku tidak percaya, hanya dengan mulut dan jari pria ini, aku hancur oleh kenikmatan. Apakah ini nyata? Atau hanya mimpi? Pria itu tidak bersuara, sementara aku masih mengatur napasku. Aku ingin membuka mataku, tapi ada perasaan takut di dalam diriku. Tidak tahu kenapa, aku merasa bila aku membuka mata seolah ada bahaya yang sedang menungguku. Siap menghancurkanku lebih dari ini. Segalanya tidak akan sama lagi. Tapi aku juga ingin tahu siapa pria ini, yang dengan mudahnya meluluhlantakkan jiwa dan ragaku. "Buka matamu!" Mendengar suara itu, suara serak dan dalam khas suara pria yang sangat jantan, sontak membuat kedua mataku terbuka. Dan di sanalah dia, di bawah tubuhku yang sedang berbaring. Kepalanya berada di antara kedua pahaku yang terbuka lebar, menyunggingkan senyuman iblis. Meski terlihat menakutkan, tapi pria ini benar-benar sangat tampan. Memiliki badan yang sangat besar, aku terlihat sangat mungil bila dibandingkan dengan dia. Kulitku yang putih mulus sangat kontras dengan kulitnya yang kecoklatan, bagaikan langit dan bumi. Dia terlihat sangat jantan. Otot-otot lengannya tercetak jelas di kemeja biru gelap yang dikenakannya. Meski diliputi perasaan was-was, aku tidak bisa menghentikan diriku sendiri untuk mengamati seluruh tubuhnya. Jari-jarinya besar dan panjang-panjang, aku bergidik ngeri membayangkan kalau jari-jari itulah tadi yang berada di dalamku, masuk sekali tiga. Tapi aku tidak bisa berbohong, rasanya sangat enak. Kewanitaanku berkedut hanya dengan membayangkannya. Dasar jalang. Dari jari, aku beralih ke matanya. Matanya hitam, sangat hitam. Sehitam malam yang gelap, dan sekarang pandangan mata itu membara penuh nafsu. Menatap tajam tepat kebola mataku. Senyuman iblis masih terukir di bibirnya. Bibir itu. Mulut itu. Yang tadi menjelajah ke seluruh tubuhku. "Si...siapa..kau?" Meski terbata, Akhirnya aku bisa mengeluarkan suara. Bukan menjawab pertanyaanku, pria itu malah bergerak semakin naik keatas, menindihku di bawahnya. Kedua kakinya di antara kedua kakiku, memaksa kedua kakiku terbuka semakin lebar. Di antara kedua kakiku, kurasakan sesuatu yang panjang dan keras mengesek-gesek vaginaku. Terkejut, aku melihat ke bawah. Dia telanjang dari pinggang ke bawah. Sial. Berarti benda keras dan panjang itu adalah kejantànanya. Vaginaku mengejang lagi. "Apakah kau benar-benar ingin tahu siapa aku?" tanyanya lembut, tangannya mengelus lembut pipiku. Dadanya semakin di tempelkan kedadaku. Gesekan kemejanya pada payudaraku menimbulkan perasaan-perasaan yang tidak ingin kurasakan dalam situasi seperti ini. Aku gugup. Dan itu aneh. Sebelumnya aku tidak pernah gugup bila bersama dengan pria. Bibirku terbuka ingin mengucapka sesuatu, tapi tak satu huruf pun yang bisa keluar. Aku hanya menatap wajahnya seperti orang t***l, seperti kambing yang kena cocok hidungnya. Terpesona dengan ketampanan wajahnya. Apa pria ini nyata. Aku sudah tak tertolong. Ibu jarinya mengelus bibirku, membukanya sedikit kemudian bergumam serak, "aku ingin merasakan bibirmu di bibirku," dia terdiam, dan menatap mataku seolah meminta izin padaku. "Apakah rasanya semanis kelihatannya," Diamku dianggapnya sebagai pengganti kata setuju. Kurasakan bibirnya di bibirku, bergerak lembut. Sangat lembut. Berbeda jauh dengan gerakan jarinya yang brutal tadi. Pikiranku ingin menolak, tapi tubuhku berkhianat. Aku menyambut ciumanya. Mataku terpejam menikmati sentuhan hangat bibirnya di bibirku. Lidahnya keluar masuk di mulutku. Menghisap bibir bawah ku dan bibir atasku bergantian. "Hhmmm...", aku mengalungkan kedua tanganku di lehernya, menariknya lebih dekat agar semakin memperdalam ciumannya. Dan dia semakin erat memelukķu. Suara geraman keluar dari mulutnya di sela-sela ciuman kami. "Sial. Aku tidak tahan lagi. Aku menginginkanmu." Katanya dengan serak dan dalam. Tanpa peringatan lebih dulu, kejantanannya berusaha menerobos vaginaku. Aku terkesiap, menahan rasa sakit. Aku bukan perawan, tapi kenapa rasanya sakit sekali. Kurasakan kejantanannya, baru masuk sedikit tapi rasanya sangat sakit. Kejantanannya sangat besar. Tidak memperdulikan rontaanku, pria itu terus masuk semakin ke dalam. Vaginaku seperti robek, tubuhku seperti terbelah dua. Dengan sekali dorongan yang sangat keras dia berada sepenuhnya di dalamku. Aku menjerit sangat kuat. Menggigit bahunya untuk melampiaskan kesakitanku. Aku terisak dibahunya. Ini konyol. Tapi rasanya memang sakit sekali. Pria itu berhenti di dalamku, tidak bergerak. Membiarkan tubuhku untuk menyesuaikan dengan ukurannya. Mencium air mataku, menjilatinya kemudian mencium bibirku. Setelah beberapa saat, barulah dia mulai bergerak pelan. Semakin lama, aku mulai terbiasa dengan ukurannya yang sangat besar. Vaginaku terasa sangat penuh dan sesak. Seperti ada sihir, meski aku sama sekali tidak mengenal pria ini, aku sangat menikmati kejantanannya di dalam vaginaku. Sodokannya semakin lama semakin cepat. Napasnya juga semakin memburu menandakan kepuasannya akan segera tiba. Sama halnya denganku, aku menggeliat mengimbangi sodokannya di dalamku. Napasku tidak kalah memburuhnya dengan napasnya. Miliknya semakin membesar di dalamku, bergerak keluar masuk. Tangannya meremas kasar kedua payudaraku, kepalanya di leherku dang menghisap leherku dengan kuat. Kami hampir sampai pada puncaknya. Jari-jariku meremas seprei kuat sampai jari-jariku memutih. "Aahh..." aku menadapat kepuasanku duluan. Aku melayang ke awan rasanya, dan tak ingin kembali ke bumi. Rasanya sangat nikmat. Tiga hunjaman kasar dan dia juga mendapat kepuasannya. Kami sama-sama puas. Ini luar biasa. Dia masih belum bergerak dari atasku. Napasku sudah mulai bisa terkontrol. Tapi aku masih lemas, serasa rontok semua tulang-tulangku. "kalau kau masih ingin tahu siapa aku," katanya tiba-tiba, suaranya masih serak. Mataku fokus menatap wajahnya, ingin tahu siapa sebenarnya dia. Kemudiam bibirnya kembali tersenyum. "Aku Nicholas. Pria yang kau cari." Katanya santai. Terkejut, sontak kedua mataku terbuka. Seperti dipukul palu yang sangat besar, kepalaku terasa sangat pening. Oh, Tuhan. Aku bermimpi. Aku bermimpi. Aku bermimpi bercinta dengan Nicholas. Oh, God. Oh, God. Oh, God. Kedua mataku nyalang memandang kesekitar. Aku diatas tempat tidur, di sebuah kamar. Ini kamar di rumah jefry, mandor ayah. semalam aku ingat memasukinya setelah kami sampai. Aku memandang ke arah langit-langit kamar. Tidak habis pikir dengan mimpiku barusan. Apa maksud mimpiku ini? Aku mengerang. Bena-benar gila, bahkan kami belum pernah bertemu sebelumnya dan aku sudah bercinta dengannya di dalam mimpi. "Oh,..." Menutup wajah dengan kedua tanganku, aku tidak bisa menahan tawa. "Crazy, i was crazy," Tiba-tiba, ada semacam ikatan yang kurasakan. Ikatan yang kuat antara aku dan Nicholas. Tapi tunggu. Apa pria tadi benar-benar Nicholas yang kucari. Apakah wajahnya memang seperti itu, sangat tampan? Apa arti dari semua ini? Jika memang pria tadi adalah Nicholas yang aku cari, aku tidak bisa percaya ini. Pertemuan pertama kami justru lewat mimpi. Mimpi paling erotis yang pernah kualami seumur hidupku. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana nanti pertemuan nyata kami. Oh, God. Please help me. He is so handsome. And so sexy.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN